Berpetualang dengan Angin
Seperti daun yang berguguran di musim semi
Kering dan jatuh dari tangkainya,
Terbawa oleh angin yang berhembus,
Seolah olah anginlah yang menentukan arah tujuannya
Kemana arah mata angin membawanya?
Terbang bebas tak tertentu arah,
Akhirnya daun itu jatuh ke tanah
Menjadi tumpukan dedaunan
Dan tak berarti akhirnya
Menjadi tumpukan dedaunan yang menjadi sampah
Kekal lah Dan Abadi Dalam Aksaraku Untuk Selamanya.
Mungkin ini kali terakhir aku untuk menuliskan semua akan tentangmu.
Wajahmu, Senyumanmu, bahkan bola matamu yang indah dahulu membuatku terpana telah kekal dalam aksaraku.
Lembar demi lembar telah Ku tulis tentang Mu.
Pena yang selalu menggoreskan aksara-aksara indah tentangmu, selalu habis tak terhitung jumlahnya lagi.
Sejauh mana akau mencintaimu? Kekekalan Tentangmu dalam aksaraku adalah Batas untuk mencintaimu dan mengagumi.
Berbicara dengan Bintang yang membisu di Malam Hari
memandang bintang sangatlah enak di malam hari,
dibawah langit yang sejuk dengan gradasi biru tua gelap.
ditambah hamparan butiran bintang kecil di langit,
menambah lengkapnya malam ini, dengan nyanyian jangkrik seakan menemaniku dari kesunyian
yang memekakan telinga.
Sembari memandang bintang yang bertaburan di langit malam ini,
aku memngilustrasikan Kau seperti bintang yang Ku tatap malam ini,
Kamu terlihat indah dari kejauhan dengan pesona terangmu,
akan tetapi banyak sekali yang mengagumimu dan mendambakanmu
sama halnya malam ini, pasti banyak yang menunggu kehadiran bintang di malam ini seperti aku.
aku tak tau siapakah itu, jelas... banyak yang menantimu (Bintang).