Menulis Kembali Aksara Tentangmu
Kembali........,
Kembali aku menuliskan aksara-aksara indah tentangmu
Namun, kau tak kunjung kembali,
Ku kira aksaraku akan sampai kepadamu,
Ternyata tidak,
Aksaraku terkubur pada kertas putih.
Pojok Senja
Dok. Gorontalo, 25 November 2024 Pemandangan Senja Pasca Hujan Di Kelurahan Dulomo Selatan, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo.
Dikala Senja menyinari setelah hujan, disitulah ada kehangatan yang diciptakan setelah hujan turun yang membuat kedinginan.
Cahayanya terpancar begitu indah.
Dipinggir jalan ini aku berdiri hanya diam mematung dan menunggu senja selesai dengan warna keemasannya.
Hingga akhirnya, Selesailah senja dan berganti malam.
Menantikan taburan bintang-bintang yang indah sebagai perhiasan malam yang diberikan oleh Allah SWT.
Akhirnya, Aku menantikan dirimu.
Akankah Kau akan kembali? Seperti senja yang berganti malam dan malam berganti menjadi mentari di pagi hari setelah itu berganti lagi menjadi senja dan begitu seterusnya.
Samarkan Tangisan Ini
Menangis di tengah hujan,
Menetaskan air mata tiada henti,
Mengingat kembali yang membuat terluka,
Berhenti menangis, dan menangis lagi.
Hujan yang turun di kota ini sesungguhnya menemanimu dalam kesedihan.
Hujan sementara memberikan pelukan untuk membuatmu kedinginan.
Hujan sementara menyamarkan suara tangisanmu agar tidak di dengar oleh orang lain.
Hingga orang lain mengira kau baik baik saja.
Berpetualang dengan Angin
Seperti daun yang berguguran di musim semi
Kering dan jatuh dari tangkainya,
Terbawa oleh angin yang berhembus,
Seolah olah anginlah yang menentukan arah tujuannya
Kemana arah mata angin membawanya?
Terbang bebas tak tertentu arah,
Akhirnya daun itu jatuh ke tanah
Menjadi tumpukan dedaunan
Dan tak berarti akhirnya
Menjadi tumpukan dedaunan yang menjadi sampah
Kekal lah Dan Abadi Dalam Aksaraku Untuk Selamanya.
Mungkin ini kali terakhir aku untuk menuliskan semua akan tentangmu.
Wajahmu, Senyumanmu, bahkan bola matamu yang indah dahulu membuatku terpana telah kekal dalam aksaraku.
Lembar demi lembar telah Ku tulis tentang Mu.
Pena yang selalu menggoreskan aksara-aksara indah tentangmu, selalu habis tak terhitung jumlahnya lagi.
Sejauh mana akau mencintaimu? Kekekalan Tentangmu dalam aksaraku adalah Batas untuk mencintaimu dan mengagumi.