Pojok Senja
Dok. Gorontalo, 25 November 2024 Pemandangan Senja Pasca Hujan Di Kelurahan Dulomo Selatan, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo.
Dikala Senja menyinari setelah hujan, disitulah ada kehangatan yang diciptakan setelah hujan turun yang membuat kedinginan.
Cahayanya terpancar begitu indah.
Dipinggir jalan ini aku berdiri hanya diam mematung dan menunggu senja selesai dengan warna keemasannya.
Hingga akhirnya, Selesailah senja dan berganti malam.
Menantikan taburan bintang-bintang yang indah sebagai perhiasan malam yang diberikan oleh Allah SWT.
Akhirnya, Aku menantikan dirimu.
Akankah Kau akan kembali? Seperti senja yang berganti malam dan malam berganti menjadi mentari di pagi hari setelah itu berganti lagi menjadi senja dan begitu seterusnya.
Samarkan Tangisan Ini
Menangis di tengah hujan,
Menetaskan air mata tiada henti,
Mengingat kembali yang membuat terluka,
Berhenti menangis, dan menangis lagi.
Hujan yang turun di kota ini sesungguhnya menemanimu dalam kesedihan.
Hujan sementara memberikan pelukan untuk membuatmu kedinginan.
Hujan sementara menyamarkan suara tangisanmu agar tidak di dengar oleh orang lain.
Hingga orang lain mengira kau baik baik saja.
Berpetualang dengan Angin
Seperti daun yang berguguran di musim semi
Kering dan jatuh dari tangkainya,
Terbawa oleh angin yang berhembus,
Seolah olah anginlah yang menentukan arah tujuannya
Kemana arah mata angin membawanya?
Terbang bebas tak tertentu arah,
Akhirnya daun itu jatuh ke tanah
Menjadi tumpukan dedaunan
Dan tak berarti akhirnya
Menjadi tumpukan dedaunan yang menjadi sampah
Berbicara dengan Bintang yang membisu di Malam Hari
memandang bintang sangatlah enak di malam hari,
dibawah langit yang sejuk dengan gradasi biru tua gelap.
ditambah hamparan butiran bintang kecil di langit,
menambah lengkapnya malam ini, dengan nyanyian jangkrik seakan menemaniku dari kesunyian
yang memekakan telinga.
Sembari memandang bintang yang bertaburan di langit malam ini,
aku memngilustrasikan Kau seperti bintang yang Ku tatap malam ini,
Kamu terlihat indah dari kejauhan dengan pesona terangmu,
akan tetapi banyak sekali yang mengagumimu dan mendambakanmu
sama halnya malam ini, pasti banyak yang menunggu kehadiran bintang di malam ini seperti aku.
aku tak tau siapakah itu, jelas... banyak yang menantimu (Bintang).
Aku, Kamu, dan Hujan dibulan Desember.
Apakah kau masih ingat hujan dibulan desember?
Apakah kau masih ingat kedinginan saat itu?
Apakah kau masih ingat betapa kelabunya langit saat itu?
Rintik hujan yang turun saat itu menjadi saksi akan janji yang kita ucapkan.
Kekasih malamku dan kita menari diatas rintik hujan.
Rindu yang mencekam seakan membunuh ku.
Apakah rindu ini akan membunuh kita secar bersamaan?
Dan kehangatanmu akan menjadi salah satu kehangatan yang ditunggu.