sel tumbuhan dan sel hewan

18 March 2016 13:08:28 Dibaca : 3347

Nama : Sartin Ladiku
Nim : 613413012
Kelas : A_Agroteknologi 2013
Tugas M.K : Dasar - Dasar Mikrobiologi

 

Sel Tumbuhan, sel hewan dan sel bakteri beserta fungsinya.

A. Sel Tumbuhan

Gambar. 1 Sel Tumbuhan

1. Membran Sel

Gambar. 1.1 Membran Sel
Membran sel merupakan lapisan antarmuka yang disebut membran plasma dan berfungsi memisahkan sel dengan lingkungan di luar sel, terutama untuk melindungi inti sel dan sistem kelangsungan hidup yang bekerja di dalam sitoplasma.
2. Dinding sel

Gambar 1.2 Dinding Sel
Dinding sel adalah struktur di luar membran plasma yang membatasi ruang bagi sel untuk membesar. inding sel juga dapat berfungsi memberikan dukungan, perlindungan dan penyaring (filter) bagi struktur dan fungsi sel sendiri. Dinding sel mencegah kelebihan air yang masuk ke dalam sel.
3. Vakuola

Gambar. 1.3 vakuola
Vakuola merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan yang berupa rongga yang diselaputi membrchan (tonoplas). Cairan ini adalah air dan berbagai zat yang terlarut di dalamnya. Selain itu, Vakuola juga berisi asam organik, asam amino, glukosa, gas, garam-garam kristal, alkaloid. Vakuola terbagi menjadi 2 jenis, yaitu Vakuola Kontraktil dan Vakuola nonkontraktil (vakuola makanan). Vakuola kontraktil berufngsi sebagai osmoregulator yaitu pengatur nilai osmotik sel atau ekskresi. Vakuola nonkontraktil berfungsi untuk mencerna makanan dan mengedarkan hasil makanan.
4. Plastida

Gambar. 1.4 Plastida
Organel ini paling dikenal dalam bentuknya yang paling umum, kloroplas, sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis. organ plastida merupakan organ yang hanya dimiliki tumbuhan saja. Plastid adalah organel vital pada tumbuhan. Fungsinya adalah sebagai tempat fotosintesis, sintesis asam-asam lemak, serta beberapa fungsi sehari-hari sel.
5. Badan golgi

Gambar. 1.5 Badan golgi
Badan Golgi (disebut juga aparatus Golgi, kompleks Golgi atau diktiosom) adalah organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel. Fungsi badan golgi:
• Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi terutama pada sel-sel kelenjar kantung kecil tersebut, berisi enzim dan bahan-bahan lain.
• Membentuk membran plasma. Kantung atau membran golgi sama seperti membran plasma. Kantung yang dilepaskan dapat menjadi bagian dari membran plasma.
• Membentuk dinding sel tumbuhan
• Fungsi lain ialah dapat membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi enzim untuk memecah dinding sel telur dan pembentukan lisosom.
• Tempat untuk memodifikasi protein
• Untuk menyortir dan memaket molekul-molekul untuk sekresi sel
• Untuk membentuk lisosom
• Membentuk Akrosom pada spermatozoa
6. Ribosom

Gambar. 1.6 ribosom
Di dalam sel, ribosom tersuspensi di dalam sitosol atau terikat pada retikulum endoplasma kasar, atau pada membran inti sel. Ribosom adalah komponen sel yang membuat protein dari semua asam amino.

7. Retikulum endoplasma

Gambar. 1.7 Retikulum Endoplasma
Retikulum Endoplasma sendiri terdiri atas ruangan-ruangan kosong yang ditutupi dengan membrane. Kegunaan daripada Retikulum Endoplasma Kasar adalah untuk mengisolir dan membawa protein tersebut ke bagian-bagian sel lainnya. Kebanyakan protein tersebut tidak diperlukan sel dalam jumlah banyak dan biasanya akan dikeluarkan dari sel. Contoh protein tersebut adalah enzim dan hormon.
8. Mitokondria

Gambar. 1.8 Mitokondria
Organel tempat berlangsungnya fungsi respirasi sel makhluk hidup, selain fungsi selular lain, seperti metabolisme asam lemak, biosintesis pirimidina, homeostasis kalsium, transduksi sinyal selular dan penghasil energi[1] berupa adenosina trifosfat pada lintasan katabolisme. Mitokondria mempunyai dua lapisan membran, yaitu lapisan membran luar dan lapisan membran dalam. Lapisan membran dalam ada dalam bentuk lipatan-lipatan yang sering disebut dengan cristae. Di dalam mitokondria terdapat ‘ruangan’ yang disebut matriks, dimana beberapa mineral dapat ditemukan. Sel yang mempunyai banyak mitokondria dapat dijumpai di jantung, hati, dan otot.
9. Nukleus

Gambar. 1.9 Nukleus
Nukleus merupakan pusat kendali pada sel tumbuhan eukariotik. Nukleus mengendalikan seluruh fungsi sel dengan menentukan berbagai reaksi kimia dan juga struktur dan fungsi sel. Fungsi nukleolus adalah untuk sintesis r-RNA dan ribosom (Hasnunidah, 2007).

B. Sel Hewan

Gambar. 2.1 sel hewan

1. Membran Sel

Gambar. 2.1 Membran Sel
Berfungsi untuk mengatur pertukaran zat, sebagai pelindung, tempat menerima rangsang.

2. Nukleus

Gambar. 2.2 Nukleus
Berfungsi sebagai tempat pengendalian aktivitas sel, tempat AND yang berfungsi sebagai faktor keturunan.
3. Sitoplasma

Gambar. 3.3 SitoplasmaSitoplasma merupakan cairan sel yang berada d Sitoplasma terdiri dari air dan protein material. Sitoplasma berfungsi sebagai lokasi utama di mana semua proses kehidupan terjadi.
4. Retikulum Endoplasma
.

Gambar. 2.4 Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma yaitu struktur berbentuk benang-benang yang bermuara di inti sel. Dikenal dua jenis RE yaitu : •RE. Granuler (Rough E.R) dan RE. Agranuler (Smooth E.R) yang Berfungsi sebagai sintetis dan transportasi berbagai macam zat kimia.
4. Kompleks Golgi
.

Gambar. 2.4 Kompleks Golgi
Berfungsi untuk merakit mikro molekul yang kaya karbohidrat.
5. Ribosom

Gambar. 2.5 Ribosom
Berfungsi sebagai tempat berlangsungnya sintesa protein.

6. Mitokondria

Gambar. 2.6 Mitokondria
Berfungsi sebagai tempat respirasi aerob.
7. Lisosom

Gambar. 2.7 Lisosom
Berfungsi sebagai tempat mencerna bahan-bahan dari luar sel dan bahan yang tidak dipakai dari dalam sel.
8. Perioksisom

Gambar. 2.8 Perioksisom
Di dalam peroksisom ditemukan beberapa macam enzim oksidase dan enzim katalase. Oleh karena enzim – enzim ini berperan dalam pembentukan katalase yaitu dalam pembentukan dan pembongkaran hidrogen peroksida (H2O2) , maka organel tersebut dinamakan peroksisom.
9. Badan Mikro

Gambar. 2.9 Badan Mikro
Berfungsi mengandung enzim katalase dan oksidasi disebut perolisisum, yang mengandung enzim untuk daun asam glioksiat disebut pada tumbuhan.

10. Sentrosom

Gambar. 2.10 Sentrosom
Berfungsi sebagai peran dalam pembelahan sel yaitu pada pergerakan kromatin.
11. Sentriol

Gambar. 2.11 Sentriol
Berfungsi untuk mengontrol pembentukan benang-benang gelondong selama pembelahan sel.

12. Mikrotubulus Dan Mikrofilamen

Gambar. 2.12 Mikrotubulus Dan Mikrofilamen
Mikrotubulus merupakan organel berbentuk tabung atau pipa , yang panjangnya 2,5 mikrometer dengan diameter 25 nm.Tabung tabung kecil itu tersusun atas protein yang dikenal sebagai tubulin. Selain mikrotubulus, yang juga berperan dalam gerakan sel adalah mikrofilamen. Organel ini berbentuk benang-benang halus ,tipis yang memanjang.Mikrofilamen tersusun atas dua macam protein ,yaitu aktin dan miosin.Mikrofilamen banyak terdapat pada sel-sel otot ,dan juga membentuk rangka dalam pada sel.Diameter mikrofilamen hanya 5 nm.

C. Sel Bakteri

1. Kapsul (Lapisan Lendir). Kapsul adalah lapisan mukus (lendir) yang melapisi sel dan terbentuk dari hasil metabolisme sel yang disekresikan. Kapsula berfungsi untuk menempel pada substrat dan memberikan perlindungan tambahan yang meliputi peningkatan daya resistensi terhadap sistem pertahanan inang. Kapsula bergelatin juga mempunyai fungsi sebagai pengikat antara sel-sel pada bakteri untuk membentuk koloni.

2. Dinding Sel. Dinding sel disebut juga peptidoglikan atau murein. Dinding sel ini bersifat tebal dan kaku sehingga berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel, memberikan perlindungan fisik/mekanis, dan menjaga agar sel tidak pecah dalam media hipertonis (lebih kental).

3. Membran plasma. Membran plasma tersusun dari senyawa fosfolipid dan protein yang bersifat selektif permeabel (dapat dilewati oleh zat-zat tertentu). Fungsinya untuk membungkus sitoplasma, serta mengatur pertukaran zat yang berada di dalam sel dengan zat yang ada diluar sel.

4. Mesosom. Mesosom adalah organel sel yang memiliki penonjolan pada membran plasma ke arah dalam sitoplasma.Fungsinya untuk menghasilkan energi, membentuk dinding sel baru saat terjadi pembelahan sel, serta menerima DNA pada saat konjugasi.

5. Sitoplasma. Sitoplasma bakteri adalah cairan koloid yang mengandung molekul organik seperti lemak, protein, karbohidrat, dan garam-garam mineral, enzim, DNA, klorosom, dan ribosom. Fungsinya sebagai tempat terjadinya reaksi-reaksi metabolisme sel.

6. Ribosom. Ribosom adalah organel-organel kecil yang tersebar dalam sitoplasma yang tersusun dari senyawa protein dan RNA (ribonukleic acid). Jumlah ribosom di dalam suatu sel bakteri mencapai ribuan. Fungsinya untuk mensintesis protein.
7. DNA (Deoxyribonucleic acid). Berdasarkan fungsinya, bakteri memiliki 2 macam DNA, yaitu:
o DNA kromosom adalah materi genetik yang menentukan sebagian besar dari sifat-sifat metabolisme bakteri.
o DNA non-kromosom (plasmid) yang hanya menentukan sifat-sifat tertentu, seperti sifat patogen, sifat fertilitas (kemampuan dalam bereproduksi secara seksual), dan sifat kekebalan terhadap antibiotik tertentu.
8. Vakuola gas. Dengan mengatur jumlah gas dalam vakuola gasnya, bakteri dapat meningkatkan atau mengurangi kepadatan sel mereka secara keseluruhan dan bergerak ke atas atau bawah dalam air.

9. Granula gas. Granula gas berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan atau senyawa-senyawa lain yang dihasilkannya.

10. Klorosom. Klorosom adalah suatu struktur lipatan yang ada dibawah membran plasma yang berisi klorofil dan pigmen fotosintetik lainnya. Fungsinya adalah untuk fotosintesis yang hanya terdapat pada bakteri fotosintetik.

11. Flagela. Flagela adalah struktur kompleks yang tersusun atas bermacam-macam protein termasuk flagelin yang membuat flagela berbentuk seperti tabung cambuk dan protein kompleks yang memanjangkan dinding sel dan membran sel untuk membentuk motor yang menyebabkan flagela berotasi. Flagela berbentuk seperti cambuk. Flagela digunakan bakteri sebagai alat gerak. Bentuk flagela yang umum dijumpai meliputi:
o Monotrik – Flagela tunggal ditemukan di satu sisi
o Peritrik – Flagela ditemukan diseluruh badan bakteri
o Amfitrik – Terdapat satu flagela pada masing masing kutub
o Lofotrik – Terdapat seberkas (banyak) flagel pada satu sisi/kutub
12. Fimbria. Fimbria adalah tabung protein yang menonjol dari membran pada banyak spesies dari Proteobacteria. Fimbria umumnya pendek dan terdapat banyak di seluruh permukaan sel bakteri. Fimbria hanya ditemukan pada bakteri gram negatif, dimana bakteri tersebut memiliki lapisan peptidoglikan yang tipis pada dinding selnya.

13. Pili. Struktur pili mirip dengan fimbria dan ada di permukaan sel bakteri namun tidak banyak. Pili berperan dalam konjugasi bakteri.

14. Plasmid. Pada umumnya bakteri memiliki plasmid. Plasmid dapat dengan mudah didapat oleh bakteri. Namun, bakteri juga mudah untuk menghilangkannya. Plasmid dapat diberikan kepada bakteri lainnya dalam bentuk transfer gen horizontal.

Daftar Pustaka
Alberts B. 1994. Biologi Molekuler Sel, Edisi Kedua. PT Gramedia Pustaka Utama,Jakarta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2004. Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (GBPP) Mata Pelajaran Biologi. Depdikbud, Jakarta.

 

Sosiologi Pertanian

11 March 2016 16:42:04 Dibaca : 1080

Nama : Sartin Ladiku
Nim : 613413012
Kelas : A_Agroteknologi
Tugas M.K : Sosiologi Pertanian

 

Mampukah Koperasi Meningkatkan Perekonomian
Masyarakat Petani?

Sebagian besar penduduk indonesia tinggal didaerah pedesaan dan berprofesi sebagai petani kecil karena lahan yang terbatas dan sempit. Semua masyarakat pedesaan masih berorientasi pada cara meningkatkkan ekonomi, hampir semua sibuk untuk bekerja seperti bertani,berdagang,berternak dan lain-lain.
Pembangunan pedesaan harus menjadi prioritas utama dalam rencana strategi dan kebijakan pembangunan di Indonesia. Salah satu unit usaha yang diharapkan mampu menggerakkan roda ekonomi bangsa, khususnya ekonomi pedesaan adalah Koperasi Unit Desa (KUD), yang telah terbentuk di masing-masing desa. Dasar terbentuknya KUD di masing-masing desa tersebut untuk menggerakkan roda ekonomi pedesaan dan juga untuk menunjang pembangunan desa. Koperasi merupakan salah satu bentuk kelembagaan di antara sekian banyak kelembagaan yang berperan dalam pengembangan sektor pertanian.
Koperasi mempunyai dua ciri indentitas, yaitu adanya anggota koperasi yang merupakan owner sekaligus custumer dari lembaga koperasi. Hal ini terlihat pada unit usaha ekonomi yang di miliki dan di awasi secara demokratis dengan satu tujuan yaitu melayani kebutuhan anggota. (Baga, 2004).
Selain itu KUD merupakan satu pilar dari pengembangan ekonomi di pedesaan, pada umumnya tidak dapat memenuhi harapan petani, karena regulasi (UU Nomor 25 tahun 1992) yang dikeluarkan oleh pemerintah dan DPR lebih berpihak kepada kapitalis.
Pada UU Nomor 25 tahun 1992 secara tersirat bermakna bahwa koperasi diberi peluang untuk bertindak sebagai sebuah perusahaan yang memaksimalisasikan keuntungan. Dengan adanya UU Nomor 25 tahun 1992, seolah-seolah koperasi merupakan lembaga yang menjadi benalu dalam kehidupan petani di pedesaan. Petani semakin sulit untuk mendapatkan sarana produksi pertanian dan tidak mempunyai akses pasar yang jelas untuk memasarkan hasil produksinya. (Widiyanto, 1998)
Mengapa kehidupan petani di Indonesia masih tetap saja tidak memperlihatkan kemajuan dan dari segi peningkatan kehidupan ekonomi? Jawabannya karena masyarakat petani belum memahami fungsi dari Koperasi Unit desa dan tidak banyak mendapatkan sosialisasi akan pentingnya KUD dalam melayani kebutuhan sarana produksi, permodalan dan pemasaran hasil pertanian.
Selain itu berbagai regulasi dari pemerintah di bidang KUD? perlu dijawab dengan menilai, hal-hal sebagai berikut:
1. Tingkat partisipasi petani untuk menjadi anggota KUD,
2. Kesiapan infra struktur pedesaan untuk mendukung adanya lembaga koperasi,
3. Peranan lembaga penyuluhan pertanian dalam memberikan edukasi kepada petani berdasarkan permasalahan yang mereka hadapi,
4. Potensi sumber daya manusia untuk mengelola koperasi, dan
5. Eksistensi hasil produk pertanian dan kemitraan yang dapat menjamin keberlanjutan penyelenggaraan koperasi unit desa.
KUD diharapkan mampu berperan untuk mensejahterakan petani di pedesaan. Peran KUD tersebut diarahkan pada pengelolaan sumberdaya lokal di pedesaan yang menjadi bahan baku usahatani petani dalam menunjang kehidupan ekonominya. KUD selalu memposisikan diri sebagai organisasi yang setiap saat dapat membantu petani dalam pemenuhan sarana produksi, permodalan dan menjamin ketersediaan akses pasar.
Dari dimensi pemerintah diharapkan adanya regulasi yang selalu berpihak pada rakyat dengan mengedepankan strategi pembangunan masyarakat yang berwujud pada pembangunan pertanian partisipatif, sehingga petani merasa dihargai dengan potensi yang mereka miliki. Pada segi dimensi petani diupayakan adanya partisipasi dan eksistensi mereka untuk mengikuti atau menjadi anggota KUD secara berkelanjutan dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ada, sehingga para petani dapat mengetahui dan memahami arti pentningnya KUD bagi pemenuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraannya.
KUD dapat menjembatani hubungan kemitraan tersebut dengan mengandalkan pola manajemen yang berpihak pada petani, hal ini perlu di tempuh dengan menjamin keberlanjutan pasokan hasil produksi pertanian dengan mengharapkan potensi modal usaha dari pelaku usaha. Dengan demikian pola kemitraan yang di bangun melalui KUD adalah hubungan kemitraan dengan pengusaha pertanian yang saling menguntungkan antara pengusaha dengan petani, yang akhirnya berdampak pada pemenuhan ekonomi petani.

Referensi:
Baga LM. 2004. Revitalisasi Koperasi Petani. Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Widiyanto I. 1998. “Koperasi sebagai Pelaksana Distribusi Barang: Realita dan Tantangan (Sebuah Pendekatan Pragmatis)”, makalah dalam NET Seminar, “Merancang dan Memelihara Jaringan Distribusi Barang Yang Tangguh dan Efisien di Indonesia, 1 - 5 September, Forum TI-ITS. Semarang.
http://repository.ung.ac.id/get/karyailmiah/287/mampukah-kud-mengubah-nasib-petani.pdf

Manajemen dan Teknologi Pupuk

11 March 2016 16:37:03 Dibaca : 1801

Makalah

Unsur Hara Esensial Beserta Sumber Dan Fungsinya
(Mata Kuliah Manajemen Dan Teknologi Pupuk)

Oleh:

Sartin Ladiku
Nim: 613 413 012

KELAS A
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS ILMU-ILMU PERTANIAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Rahmat dan Karunia-Nya-Lah sehingga penulis dapat memperoleh kesempatan dan kesehatan untuk dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat pada waktunya. Tugas Makalah ini berjudul “UNSUR HARA ESENSIAL SERTA SUMBER DAN FUNGSINYA”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik yang bersifat membangun dari pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Gorontalo, Maret 2016
Penyusun


DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 1
1.1 Latar Belakang......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................... 1
1.3 Tujuan...................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................ 2
BAB III PEMBAHASAN................................................................... 4
3.1 Pengertian Unsur Hara Esensial
3.2 Macam-Macam Unsur Hara Makro dan Unsur Hara
Mikro Serta Sumber dan Fungsinya..................................... 4
BAB IV PENUTUP............................................................................. 15 4.1Kesimpulan............................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kegiatan budidaya tanaman pada umunnya memerlukan suatu zat-zat atau nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanaman membutuhkan unsur hara baik yang tersedia di alam maupun yang di aplikasikan atau diberikan oleh manusia. Unsur hara harus diberikan seimbang untuk mendapatkan hasil yang optimal. pemupukan seimbang yaitu pupuk yang diberikan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh tanaman itu sendiri.
Zat - zat atau nutrisi yang dimaksud yaitu unsur hara. Jumlah kebutuhan akan unsur hara untuk jenis tanaman memiliki perbedaan. Unsur hara esensial merupakan suatu kebutuhan tanaman yang sangat penting dan yang tidak bisa digantikan oleh apapun dari semua jenis unsur hara. Unsur hara esensial terdiri dari dua unsur yaitu unsur hara mikro dan unsur hara makro.
Kelebihan dan kekuranagan unsur hara bagi tanaman dapat menyebabkan terhalangnya pertumbuhan sehingga tidak optimal. Gejala kelebihan unsur hara pada tanaman dapat dilIhat dari gejala fisik pada bagian-bagian tanaman seperti gejala yang terdapat pada daun, batang, bungan dan buah selain itu tanaman juga akan menunjukkan gejala seperti daun yag terhambat sehingga pertumbuhan tanaman menjadi kerdil dan perubahan warna pada daun sering disebut sebagai klorosi. Defisiensi unsur hara pada tanaman dapat terlihat pada daun-daun pada umumnya. Berikut akan dijelaskan megenai unsur hara esensial.

1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah
1. Apa pengertian unsur hara esensial?
2. Apa yang dimaksud dengan unsur hara makro dan unsur hara mikro serta sumber dan fungsi.
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui unsur hara esensial baik unsur makro maupun mikro yang dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak yaitu besar dari 500 ppm. Unsur hara makro terdiri dari Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Belerang (S). sedangkan unsur hara mikro mikro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang sedikit atau kurang dari 100 ppm. Unsur hara mikro terdiri dari Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B), Mo, Tembaga (Cu), Seng (Zn) dan Klor (Cl). (Ardi, 2007).
Unsur hara juga disebut unsur essensial karena setiap unsur hara tersebut harus ada dalam jumlah tertentu bagi tanaman. Unsur hara terdiri atas dua macam berdasarkan kebutuhan tanaman akan unsur tersebut, yaitu unsur hara makro dan unsure hara mikro. (Yusuf, 2009).
Ketersediaan unsur hara di dalam tanah secara umum dibagi kepada dua, yaitu:
 Bentuk senyawa kompleks yang sukar larut
 Bentuk sederhana dan mudah tersedia bagi tanaman.
Bentuk kimia unsur hara dibagi kepada dua bentuk, yaitu :
• Bentuk Organik, yaitu unsur hara yang terdapat dalam persenyawaan organik. Unsur C, H, O, N, P, S kebanyakan terdapat dalam bentuk ini.
• Bentuk Anorganik. Bentuk ini umumnya terdiri atas tiga status, yaitu :
1. Bentuk mineral
2. Bentuk teradsorpsi, dan
3. Bentuk tertukarkan atau bentuk larut (ion).
Setiap unsur tersebut memiliki fungsi tesendiri pada pertumbuhan dan perkembangan fisiologis tanaman. Kekurangan atau ketidaksediaan salah satu unsur hara maka akan terjadi gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan fisiologis tanaman tersebut. Hal ini disebabkan kerena setiap unsure memiliki fungsi tersendiri dalam proses metabolism tanaman, maka apabila salah satu fungsi tidak terpenuhi maka semua proses metabolisme tanaman akan terganggu. (Wahono, 2011)
Jika ketersediaan unsur hara esensial kurang dari jumlah yang dibutuhkan tanaman, maka tanaman akan terganggu metabolismenya yang secara visual dapat terlihat dari penyimpangan-penyimpangan pada pertumbuhannya. Gejala kekurangan unsur hara ini
dapat berupa pertumbuhan akar, batang atau daun yang terhambat (kerdil) dan klorosis pada berbagai organ tanaman.
Pada dasarnya gejala kekurangan unsur hara tergantung pada 2 hal utama, yakni: [1] fungsi dari unsur hara tersebut dan [2] kemudahan unsur hara tersebut untuk ditranslokasikan dari daun tua ke daun muda. Kemudahan suatu unsur hara untuk ditranslokasikan tergantung pada solubilitas (kelarutan) dari bentuk kimia dari unsur tersebut di dalam jaringan tanaman dan kemudahannya untuk dapat masuk ke dalam pembuluh floem.(Benyamin. 2004)

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Unsur Hara Esensial
Unsur hara esensial adalah unsur – unsur yang diperlukan atau dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman. Apabila unsure tersebut tidak tersedia bagi tanaman, maka tanaman akan menunjukkan gejala kekurangan unsure tersebut dan pertumbuhan tanaman akan merana. Berdasarkan jumlah yang diperlukan maka unsur hara terdiri dari unsur hara makro dan unsur hara mikro.
Tiga kriteria yang harus dipenuhi sehingga suatu unsur dapat disebut sebagai unsur esensial:
a. Unsur tersebut diperlukan untuk menyelesaikan satu siklus hidup tanaman secara normal.
b. Unsur tersebut memegang peran yang penting dalam proses biokimia tertentu dalam tubuh tanaman dan peranannya tidak dapat digantikan atau disubtitusi secara keseluruhan oleh unsur lain.
c. Peranan dari unsur tersebut dalam proses biokimia tanaman adalah secara langsung dan bukan secara tidak langsung

3.2 Macam-Macam Unsur Hara Makro dan Unsur Hara Mikro Serta Sumber dan Fungsinya
3.2.1 Unsur Hara Makro
Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang relatif besar. Berikut yang termasuk unsur hara makro :
1. Karbon (C)
Penting sebagai pembangun bahan organik karena sebagian besar bahan kering tanaman terdiri dari bahan organik, diambil tanaman berupa C02.
2. Hidrogen
Merupakan elemen pokok pembangunan bahan organik, sumbernya dari air dan jumlahnya tidak terbatas.
3. Oksigen
Oksigen terdapat dalam bahan organik sebagai atom dan termasuk pembangunan bahan organik, diambil dari tanaman berupa C02, sumbernya tidak terbatas dan diperlukan untuk bernafas.
4. Nitrogen (N)
Nitrogen berperan dalam pembentukan sel, jaringan, dan organ tanaman. Karena itu kehadirannya dibutuhkan dalam jumlah besar, terutama saat pertumbuhan vegetatif. Bersama fosfor (P), nitrogen digunakan untuk mengatur pertumbuhan tanaman secara keseluruhan.
 Sumber Nitrogen
Sumber N adalah bahan organik sisa tumbuhan dan hewan, serta hasil fiksasi N bebas dari udara oleh bakteri-bakteri Rhizobium yang terdapat dalam bintil akar tanaman kacang-kacangan (leguminosae) dan sumber N diperoleh juga dari Pupuk buatan (Urea dan ZA), N diambil oleh tanaman dalam bentuk ion NH4+ atau NO3-
 Fungsi unsur Nitrogen
• Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan.
• Merupakan bagian dari sel ( organ ) tanaman itu sendiri.
• Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman.
• Merangsang pertumbuhan vegetatif ( warna hijau ) seperti daun.
 Kekurangan
Tanaman yang kekurangan nitrogen dikenali dari daun bagian bawah. Daun itu menguning karena kekurangan klorofil. Lebih lanjut mengering dan rontok. Tulang-tulang di bawah permukaan daun muda tampak pucat. Pertumbuhan tanaman lambat , kerdil dan lemah. Produksi bunga dan biji rendah.
 Kelebihan
Warna daun terlalu hijau, tanaman rimbun dengan daun. Proses pembuangan menjadi lama. Adenium bakal bersifat sekulen karena mengandung banyak air. Hal itu menyebebkan rentan serangan cendawan dan penyakit , dan mudah roboh. Produksi bunga menurun.
5. Fosfor (P)
Fosfor merupakan komponen penyusun beberapa enzim , protein , ATP , RNA , dan DNA. ATP penting untuk proses transfer energi , sedangkan RNA dan DNA menentukan sifat genetik tanaman. Unsur P juga berperan pada pertumbuhan benih , akar , bunga , dan buah. Dengan membaiknya struktur perakaran sehingga daya serap nutrisi pun lebih baik.
 Sumber Fosfor
Sumber P dalam tanah adalah bahan organik dan mineral (batuan) fosfat, seperti apatit dan kalsium-fosfat (Ca3 (PO4)2). Batuan fosfat yang menjadi sumber posfat alam di Indonesia terdapat di pulau Jawa, dan dibedakan sebagai fosfat gua, fosfat sinter dan fosfat pulau karang. Christmas Island di Samudra Hindia adalah penghasil fosfat alam terbesar di dunia. P diambil oleh tanaman dalam bentuk ion HPO42- atau H2PO4-
 Fungsi unsur Fosfor
• Berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman.
• Merangsang pembungaan dan pembuahan.
• Merangsang pertumbuhan akar.
• Merangsang pembentukan biji.
• Merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel.
 Kekurangan
Dimulai dari daun tua menjadi keunguan cenderung kelabu. Tepi daun cokelat , tulang daun muda berwarna hijau gelap. Hangus , pertumbuhan daun kecil , kerdil , dan akhirnya rontok. Fase pertumbuhan lambat dan tanaman kerdil.
 Kelebihan
Kelebihan P menyebabkan penyerapan unsur lain terutama unsur mikro seperti besi (Fe) , tembaga(Cu) , dan seng(Zn) terganggu. Namun gejalanya tidak terlihat secara fisik pada tanaman.
6. Kalium (K)
Kalium berperan sebagai pengatur proses fisiologi tanaman seperti fotosintetis , akumulasi , translokasi , transportasi karbohidrat , membuka menutupnya stomata , atau mengatur distribusi air dalam jaringan dan sel. Kekurangan unsur ini menyebabkan daun seperti terbakardan akhirnya gugur.
 Sumber Kalium
Sumber K dalam tanah adalah mineral ortoklas (K AlSi3O8), leucit (K Al (Si O3)2), muskovit (KH2 Al3 (SiO4)3) dan biotit (HK)2(MgFe)2(AlFe)2 Si4O12. K diambil oleh tanaman dalam bentuk ion K+.
 Fungsi unsur Kalium
• Berfungsi dalam proses fotosintesa, pengangkutan hasil asimilasi, enzim dan mineral termasuk air.
• Meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit.

 Kekurangan
Kekurangan K terlihat dari daun paling bawah yang kering atau ada bercak hangus. Bunga mudah rontok. Tepi daun ‘hangus’ , daun menggulung ke bawah , dan rentan terhadap serangan penyakit.
 Kelebihan
Kelebihan K menyebabkan penyerapan Ca dan Mg terganggu. Pertumbuhan tanaman terhambat. sehingga tanaman mengalami defisiensi.
7. Kalsium (Ca)
Unsur ini yang paling berperan adalah pertumbuhan sel dan merupakan komponen yang menguatkan, dan mengatur daya tembus, serta merawat dinding sel. Perannya sangat penting pada titik tumbuh akar. Bahkan bila terjadi defiensi Ca, pembentukan dan pertumbuhan akar terganggu dan berakibat penyerapan hara terhambat. Ca berperan dalam proses pembelahan dan perpanjangan sel , dan mengatur distribusi hasil fotosintesis.
 Sumber Kalsium
Sumber Ca dalam tanah adalah mineral augit, hiperstin, hornblende dan kalsit (CaCO3). Kalsium diambil oleh tanaman dalam bentuk ion Ca2+.
 Fungsi Kalsium
• Merupakan bagian penting dari dinding sel dan sangat penting untuk menunjang proses pertumbuhan.
• Kalsium adalah untuk menyusun klorofil.
• Dibutuhkan enzim untuk metabolis karbohidrat, serta mempergiat sel
 Kekurangan
Gejala kekurangan kalsium yaitu titik tumbuh lemah , terjadi perubahan bentuk daun , mengeriting , kecil , dan akhirnya rontok. Kalsium menyebabkan tanaman tinggi tetapi tidak kekar. Karena berefek langsung pada titik tumbuh maka kekurangan unsur ini menyebabkan produksi bunga terhambat. Bunga gugur juga efek kekurangan kalsium.
 Kelebihan
Kelebihan kalsium tidak berefek banyak , hanya mempengaruhi pH tanah.
8. Magnesium (Mg)
Magnesium adalah aktivator yang berperan dalam transportasi energi beberapa enzim di dalam tanaman. Unsur ini sangat dominan keberadaannya di daun , terutama untuk ketersediaan klorofil. Jadi kecukupan magnesium sangat diperlukan untuk memperlancar proses fotosintesis. Unsur itu juga merupakan komponen inti pembentukan klorofil dan enzim di berbagai proses sintesis protein.
 Sumber Magnesium
Sumber Mg dalam tanah adalah mineral-mineral amfibol (Ca (Mg Fe)2 Si4O12), biotit, chlorit dan dolomit (CaCO3 MgCO3). Magnesium diambil oleh tanaman dalam bentuk ion Mg2+. Sumber-sumber lain dari unsur Magnesium antara lain
a. Batuan kapur (Dolomit Limestone) CaCO3MgCO3
b. Garam Epsom (Epsom salt) MgSO4.7H2O
c. Kleserit MgSO4.H2O
d. Magnesia MgO
e. Zat ini berasal dari air laut yang telah mengalami proses sedemikian:
Mg Cl2 + Ca(OH)2 ——– Mg (OH)2 + Ca Cl2
Mg (OH)2—-panas—— Mg O + H2O
f. Terpenting Mg3SiO2 (OH)4
g. Magnesit MgCO3
h. Karnalit MGCl2KCl. 6H2O
i. Basic slag
j. Kalium Magnesium Sulfat (Sulfat of Potash Magnesium)
 Fungsi unsur Magnesium
• Merupakan penyusun utama khlorofil yang menentukan laju fotosintesa / pembentukan karbohidrat.
• Berfungsi untuk transportasi fosfat.
• menciptakan warna hijau pada daun.
 Kekurangan
Muncul bercak-bercak kuningdi permukaan daun tua. Hal ini terjadi karena Mg diangkut ke daun muda. Daun tua menjadi lemahd dan akhirnya mudah terserang penyakit terutama embun tepung (powdery mildew).
 Kelebihan
Kelebihan Mg tidak menimbulkan gejala ekstrim.
9. Belerang (S)
Belerang atau Sulfur dapat Membantu pembentukan asam amino, protein dan vitamin. Membantu pembentukan bintil akar dan pertumbuhan tunas baru. Pada bintil akar yang tumbuh akan hidup bakteri Rhizobium yang bermanfaat untuk mengikat Nitrogen Bebas dari udara sehingga membantu tanaman untuk memenuhi kebutuhan N. selain itu fungsi dari belerang antara lain:
• Pertumbuhan anakan pada tanaman
• Berperan dalam pembentukan klorofil serta meningkatkan ketahanan terhadap jamur
• Pada beberapa jenis tanaman antara lain berfungsi membentuk
 Sumber Belerang
Sumber S dalam tanah adalah mineral gips (CaSO4), barit (BaSO4) dan pirit (FeS2). Belerang diambil oleh tanaman dalam bentuk ion SO42-.
 Kelebihan
Pada umumnya belerang dibutuhkan tanaman dalam pembentukan asam – asam amino sistin, sistein dan metionin. Disamping itu S juga merupakan bagian dari biotin, tiamin, ko-enzim A dan glutationin . Diperkirakan 90% S dalam tanaman ditemukan dalam bentuk asam amino, yang salah satu fungsi utamanya adalah penyusun protein yaitu dalam pembentukan ikatan disulfida antara rantai-rantai peptida. Belerang merupakan bagian (constituent) dari hasil metabolisme senyawa-senyawa kompleks. Belerang juga berfungsi sebagai aktivator, kofaktor atau regulator enzim dan berperan dalam proses fisiologi tanaman
 Kekurangan
Jumlah S yang dibutuhkan oleh tanaman sama dengan jumlah fosfor (P). Unsur S menghambat sintesis protein dan hal inilah yang dapat menyebabkan terjadinya klorosis seperti tanaman kekurangan nitrogen. Gejala kahat S lebih nampak pada daun muda dengan warna daun yang menguning sebagai mobilitasnya sangat rendah di dalam tanaman (Haneklaus dan Penurunan kandungan klorofil secara drastis pada daun merupakan gejala khas pada tanaman yang mengalami kahat S . Kahat S menyebabkan terhambatnya sintesis protein yang berkorelasi dengan akumulasi N dan nitrat organik terlarut.
3.2.2 Unsur Hara Mikro
Unsur mikro adalah unsur yang diperlukan tanaman dalam jumlah sedikit . Walaupun hanya diserap dalam jumlah kecil , tetapi sangat penting untuk menunjang keberhasilan proses-proses dalam tumbuhan. Yang termasuk dalam unsur hara mikro yaitu:
1. Besi (Fe)
Diambil atau diserap oleh tanaman dalam bentuk: Fe++
Fungsi unsur hara besi (Fe) bagi tanaman ialah:
a. Zat besi penting bagi pembentukan hijau daun (klorofil)
b. Berperan penting dalam pembentukan karbohidrat, lemak dan protein
c. Zat besi terdapat dalam enzim Catalase, Peroksidase, Prinodic hidroginase dan Cytohrom oxidase.
Sumber –sumber unsur besi adalah:
• Batuan mineral Khlorite dan Biotit
• Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis
2. Tembaga (Cu)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Cu++
Fungsi unsur hara Tembaga (Cu) bagi tanaman ialah:
a. Diperlukan dalam pembentukan enzim seperti: Ascorbic acid oxydase, Lacosa, Butirid Coenzim A. Dehidrosenam
Sumber Tembaga
Sumber Cu dalam tanah terutama adalah mineral-mineral sekunder. Cu diambil oleh tanaman dalam bentuk Cu2+ .
3. Molibdenum (Mo)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Mo O4-
Fungsi unsur hara Molibdenum (Mo) bagi tanaman ialah:
• Berperan dalam mengikat (fiksasi) N oleh mikroba pada leguminosa
• Sebagai katalisator dalam mereduksi N
• Berguna bagi tanaman jeruk dan sayuran
• Molibdenum dalam tanah terdapat dalam bentuk Mo S2
Kekurangan unsur hara Molibdenum ( Mo ) :
1. Pertumbuhan tanaman terhambat.
2. Daun menjadi pucat dan mati.
3. Pembentukan bunga terlambat.
4. Ditunjukkan dengan munculnya klorosis di daun tua , kemudian menjalar ke
daun muda.
Kelebihan unsur hara Molibdenum ( Mo ) :
1. Kelebihan tidak menunjukkan gejala yang nyata pada adenium.
2. Dapat mengganggu proses fisiologi tanaman.
4. Mangan
Fungsi Mangan ( Mn )
1. Diperlukan oleh tanaman untuk pembentukan protein dan vitamin terutama
vitamin C.
2. Berperan penting dalam mempertahankan kondisi hijau daun pada daun yang tua.
3. Berperan sebagai enzim feroksidase dan sebagai aktifator macam-macam enzim.
4. Berperan sebagai komponen penting untuk lancarnya proses asimilasi.
5. diserap oleh tanaman dalam bentuk Mn++
Kekurangan unsur hara Mangan ( Mn ) :
1. Pada daun-daun muda di antara tulang-tulang dan secara setempat-setempat
terjadi klorosis.
2. Jaringan-jaringan pada bagian daun yang klorosis mati sehingga daun tampak
menggerigi karena mengering dan keriput.
3. Pertumbuhan tanaman menjadi kerdil.
4. Pembentukan biji-bijian kurang baik (jelek).
Kelebihan unsur hara Mangan ( Mn ) :
Pada dasarnya Mn dibutuhkan dalam jumlah sedikit, apabila kelebihan unsur hara ini
maka dapat menghambat proses sintesa klorofil.
5. Boron (Bo)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Bo O3-
Fungsi unsur hara Boron (Bo) bagi tanaman ialah:
a. Bertugas sebagai transportasi karbohidrat dalam tubuh tanaman
b. Meningkatkan mutu tanaman sayuran dan buah-buahan
c. Berperan dalam pembentukan/pembiakan sel terutama dalam titik tumbuh pucuk, juga dalam pembentukan tepung sari, bunga dan akar
d. Boron berhubungan erat dengan metabolisme Kalium (K) dan Kalsium (Ca)
e. Unsur hara Bo dapat memperbanyak cabang-cabang nodule untuk memberikan banyak bakteri dan mencegah bakteri parasit
Boron (Bo) dalam tanah terdapat dalam bentuk:
a. Datolix Ca (OH)2 BoSiO4
b. Borax Na2 Bo4 O2. 10H2O.
Sumber Boron
Sumber B dalam tanah diantaranya mineral termalin dan borat. B diambil oleh tanaman dalam bentuk BO32-, HBO32-, H2BO3- dan B4O72-.
Kekurangan unsur hara Boron ( B ) :
1. Daun berwarna lebih gelap dibanding daun normal , tebal , dan mengkerut.
2. Pertumbuhan terhambat pada jaringan meristematik (pucuk akar).
3. Mati pucuk (die back)
4. Mobilitas rendah
5. Buah yang sedang berkembang sangat rentan terserang penyakit.
Kelebihan unsur hara Boron ( B ) :
Ujung daun kuning dan mengalami nekrosis.
6. Seng ( Zn )
Fungsi Zincum / Seng ( Zn ) :
• Dalam jumlah yang sangat sedikit dapat berperan dalam mendorong perkembangan pertumbuhan.
• Berfungsi dalam pembentukan hormon tumbuh (auxin) dan penting bagi keseimbangan fisiologis.
• Berperan dalam pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan biji/buah.
• Diserap oleh tanaman dalam bentuk Zn++
Sumber Seng
Sumber Zn dalam tanah terutama adalah mineral-mineral sekunder. Cu diambil oleh tanaman dalam bentuk Cu2+ dan Zn dalam bentuk Zn2+
Kekurangan unsur hara Zincum / Seng ( Zn ) :
1. Terjadi penyimpangan pertumbuhan pada bagian daun-daun yang tua, yaitu:
- Bentuknya lebih kecil dan sempit daripada bentuk umumnya
- Klorosis terjadi di antara tulang-tulang daun
- Daun mati sebelum waktunya, kemudian berguguran dimulai dari daun-daun
yang ada di bagian bawah menuju ke puncak.
2. Pada padi sawah adanya pemutihan di bagian tengah daun. Kekurangan yang
parah menyebabkan daun tidak mau terbuka.
3. Pada tanaman jagung daun-daun muda menunjukkan garis-garis kuning dan
terus menguning sampai ke dasar daun, sedang tepi daun tetap hijau.
Kelebihan unsur hara Zincum / Seng ( Zn ) :
Ini ditandai dengan daun berwarna aneh-aneh misal kekuning-kuningan atau pada daun yang sudah tua berwarna kemerahan.Kalau diperhatikan dengan seksama cabang dan batangpun ikut terkena bencana yang mengakibatkan terdapatnya lubang kecil-kecil.
7. Khlor (Cl)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk : Cl -
Fungsi unsur hara Khlor (Cl) bagi tanaman ialah:
a. Memperbaiki dan meninggikan hasil kering dari tanaman seperti: tembakau, kapas, kentang dan tanaman sayuran
b. Banyak ditemukan dalam air sel semua bagian tanaman
c. Banyak terdapat pada tanaman yang mengandung serat seperti kapas, sisal
Kekurangan unsur hara Chlor ( Cl ) :
a. Pola percabangan akar abnormal.
b. Gejala wilting (daun lemah dan layu).
c. Warna keemasan (bronzing) pada daun.
d. Pada tanaman kol daun berbentuk mangkuk.
e. Dapat menimbulkan gejala pertumbuhan daun yang kurang normal terutama
pada tanaman sayur-sayuran, daun tampak kurang sehat dan berwarna tembaga.
Kelebihan unsur hara Chlor ( Cl ) :
Dapat menimbulkan gejala pertumbuhan daun yang kurang normal terutama pada tanaman sayur-sayuran daun tampak kurang sehat dan berwarna tembaga.
Disamping ke-16 unsur hara tersebut masih ada unsur-unsur lain yang berhubungan erat dengan tanaman, Berikut akan diuraikan secara ringkas, yaitu:

1. Natrium (Na)
unsur natrium dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman apabila tanaman yang dimaksud menunjukkan gejala kekurangan Kalium (K). Natrium dalam proses fisiologi dengan K, yaitu menghalangi atau mencegah pengambilan/penyerapan K yang berlebihan.

2. Silikum (Si)
Tanaman rumput-rumputan, seperti alang-alang dan padi ternyata banyak yang menyerap Si.
Dibandingkan dengan unsur hara N dan P, ternyata Si dalam tanaman lebih besar jumlahnya.
3. Nikel (Ni)
Unsur ini merupakan aktifator daripada enzim, dalam bentuknya yang kecil dapat mempercepat pertumbuhan tanaman.

4. Titan (Ti)
Unsur Titan selalu terdapat dalam tanaman, dan banyak terdapat pada nodula dan legum. Dengan pemberian Ti SO4 nodula akan bertambah sedangkan fiksasi menjadi lebih meningkat
5. Selenium
Jumlah yang berlebihan tidak menimbulkan kerusakan bagi tanaman, akan tetapi menimbulkan keracunan bagi binatang yang memakan tumbuhan tersebut.
6. Vanadium
Berfungsi mempercepat reproduksi azotobacter yang mengakibatkan meningkatnya fiksasi N dari udara.
7. Argon
Unsur Argon dibutuhkan tanaman untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya. Kelebihan unsur ini dapat menyebabkan keracunan pada tanaman. Keracunan akar oleh Argon banyak terdapat pada tanah persawahan.

8. Yodium
Unsur yodium walaupun keadaannya sedikit ternyata diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang sehat.

BAB IV
PENUTUP
4.1 SIMPULAN
Berdasarkan uraian materi sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Tanaman menyerap unsur hara dalam bentuk ion, baik yang bersifat positif maupun negative.
2. Kekurangan unsur hara pada tanaman dapat mengakibatkan tanaman mengalami pertumbuhan yang tidak baik, begitu juga apabila tanaman mengalami kelebihan unsur hara.
3. Unsur hara esensial terdiri dari unsur hara mikro dan makro.
 Unsur makro terdiri dari 9 macam unsur : C, H, O, N, P, K, Ca, Mg dan S.
 Unsur hara mikro terdiri dari 7 macam unsur : Fe, Cu, Mn, Mo, B, Zn, dan Cl.
4. Setiap tanaman menyerap atau membutuhkan unsur hara dalam jumlah yang berbeda – beda

DAFTAR PUSTAKA
Ardi, Rio. 2007. Unsur Hara Makro dan Mikro Dalam Tanah.
http://rioardi.wordpress.com/2007/09/03/unsur-hara-dalam-tanah-makro-dan-mikro/.
Lakitan, Benyamin. 2004. Dasar dasar Fisiologi Tumbuhan. Cetakan Kelima. PT Raja
Grafindo Perkasa.p.69-71
Suharjo, Usman K.J. 2011. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Fisiologi Tanaman. Universitas
Bengkulu: Bengkulu.
Wahono, Haikal. 2011. Identifikasi Gejala Defisiensi dan Kelebihan Unsur Hara Mikro
Pada Tanaman.
http://haikalblog.blogspot.com/2011/05/11/identifikasi_gejala_defisiensi_dan
kelebihan_unsur_hara_mikro_pada_tanaman.html. (7 Maret 2016).
Yusuf, Tohari. 2009. Unsur Hara dan Fungsinya.
http://tohariyusuf.wordpress.com/2009/04/04/unsur-hara-dan-fungsinya/. ( 7 Maret 2016 )

 

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TANAMAN

07 March 2016 11:57:08 Dibaca : 1357

Laporan

SISTEM PERAMALAN HAMA PENGGEREK TONGKOL (Helicoverpa Armigera) PADA TANAMAN JAGUNG (Zea Mays)
Di Kabupaten Bone Bolango Dan Kabupaten Pohuwato

(Mata Kuliah Epidemiologi Penyakit dan Peramalan Hama)

Oleh:

Sartin Ladiku 613 413 012

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS ILMU-ILMU PERTANIAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2016

 


KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah Penulis dapat menyelesaikan Laporan dengan judul “Sistem Peramalan Hama Penggerek Tongkol Jagung Di Kabupaten Bone Bolango Dan Kabupaten Pohuwato” untuk memenuhi tugas mata kuliah Epidemiologi Penyakit Dan Peramalan Hama.
Penulis sangat berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan mengenai sistem peramalan hama penggerek tongkol jagung.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang diharapkan. Untuk itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga tugas ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan peramalan hama yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun para pembaca.

Gorontalo, Januari 2016
Penyusun
Kelompok 9


DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................... 1
1.3 Tujuan....................................................................................... 2
1.4 Manfaat..................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................. 3
2.1 Tanaman Jagung (Zea mays L.) ............................................... 3
2.2 Hama Penggerek Tongkol
(Helicoverpa Armigera)............................................................. 4
2.3 Peramalan.................................................................................. 5
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN................................................... 7
3.1 Luas Serangan Penggerek Tongkol Pada Tanaman
Jagung........................................................................................ 7
3.2 Model Peramalan KLTS Periode Musim Kemarau
2014........................................................................................... 9
3.3 Strategi Pengendalian................................................................ 11
BAB IV PENUTUP................................................................................... 13 4.1Kesimpulan................................................................................ 13
4.2 Saran......................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 14

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Penggerek Tongkol Jagung.............................................................. 4

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam budidaya tanaman umumnya, OPT merupakan salah satu kendala yang perlu diperhatikan dan ditanggulangi. Perkembangan serangan OPT yang tidak dapat dikendalikan, akan berdampak timbulnya masalah-masalah lain yang bersifat sosial, ekonomi, dan ekologi.
Organisme pengganggu tanaman adalah semua organisme yang dapat menyebabkan penurunan potensi hasil yang secara langsung karena menimbulkan kerusakan fisik, gangguan fisiologi dan biokimia, atau kompetisi hara terhadap tanaman budidaya. Organisme Pengganggu tanaman dikelompokan menjadi 3 kelompok utama yaitu Hama, Penyakit, dan Gulma.
Serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) baik hama maupun penyakit setiap tahun selalu muncul. Gangguan tersebut belum dapat dikendalikan secara optimal sehingga masih menimbulkan kerugian hasil. Salah satu yang berpengaruh terhadap munculnya hama yaitu pola musim atau cuaca lokal yang sangat erat kaitannya dengan perkembangan OPT adalah perubahan dan fenomena iklim global. Perlu pengelolaan yang sedemikian rupa dalam upaya meminimalkan resiko produksi yaitu dengan meramalkan serangan OPT itu sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana hasil peramalan KLTS (kumulatif luas tambah serangan) hama penggerek tongkol pada tanaman jagung di kabupaten Bone Bolango?
Bagaimana hasil peramalan kumulatif luas tambah serangan (KLTS) untuk hama pengerek tongkol pada tamanan jagung di kabupaten Pohuwato?

1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan laporan peramalan OPT yaitu Untuk meramalkan luas serangan hama Penggerek Tongkol pada tanaman jagung di dua wilayah yakni Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Pohuwato pada musim kemarau 2014.
1.4 Manfaat
Memberikan informasi tentang perbedaan hasil peramalan kumulatif luas tambah serangan (KLTS) untuk hama penggerek tongkol pada tamanan jagung di Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Pohuwato khususnya pada musim kemarau.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Jagung (Zea mays L.)
Klasifikasi tanaman jagung sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisio : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub Divisio : Angiospermae (berbiji tertutup)
Classis : Monocotyledone (berkeping satu)
Ordo : Graminae (rumput-rumputan)
Familia : Graminaceae
Genus : Zea
Species : Zea mays L.
Jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan. Berasal dari Amerika yang tersebar ke Asia dan Afrika melalui kegiatan bisnis orang-orang Eropa ke Amerika. Sekitar abad ke-16 orang Portugal menyebarluaskannya ke Asia termasuk Indonesia Orang Belanda menamakannya mais dan orang Inggris menamakannya corn.
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80 – 150 hari. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umunya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6 m. Bunga betina jagung berupa tongkol yg terbungkus oleh semacam pelepah dengan rambut. Rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putik. Akar jagung tergolong serabut yang dapat mencapai kedalaman 8m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2m. pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku – buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman. Batang jagung tegak dan mudah terlihat, batang beruas – ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin. Daun jagung adalah daun sempurna, bentuknya memanjang, antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi deficit air pada sel – sel daun.
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini dari pada bunga betinanya (protandri).
Hama jagung dapat menyerang pada seluruh fase pertumbuhan, baik vegetatif maupun generatif. Hama yang biasa ditemukan pada pertanaman jagung adalah ulat tanah (Agrotis ipsilon), lalat bibit (Atherigona sp.), penggerek batang (Ostrinia furnacalis), penggerek tongkol (Helicoverpa armigera), pemakan daun (Spodopterta litura), kutu daun (Aphis sp.), dan belalang (Locusta sp.). (Subandi et al.,2004).
2.2 Hama Penggerek Tongkol

Gambar 1. Penggerek Tongkol Jagung
Hama penggerek tongkol jagung merupakan salah satu hama utama yang menyerang tanaman jagung. Akibat serangan hama ini dapat mengakibatkan kehilangan hasil 80% . hama ini menyerang pada semua fase pertumbuhan bagian tanaman. Gejala serangan penggerek tongkol jagung mulai terlihat setelah imago betina meletakan telur pada rambut jagung. Setelah menetas, larva akan masuk kedalam tongkol dan akan memakan biji yang sedang berkembgang, akibatnya akan menurunkan kualitas dan kuantitas tongkol. (Bahtiar dan A. Tenrirawe. 2005).
Berikut sifat dan karasteristik dari hama penggerek tongkol jagung: Ngengat betina meletakan telur pada rambut tongkol atau daun muda secara sendiri-sendiri, seekor ngengat dapat meletakan telur sampai 1000 butir dan stadium telur antara 2-5 hari. Setelah menetas larva bergerak kebawah menuju tongkol clan menggerek bagian ujung atas tongkol. Selanjutnya larva bergerak makin kebawah dan memakan biji-biji muda hingga menjelang pupa.
Larva berambut pendek dan mempunyai sifat kanibal, sehingga umumnya hanya dijumpai satu ekor larva da1am satu tongkol. Stadium larva berlangsung selama 17-24 hari dan terdiri dari 6 instar. Menjelang pupa larva keluar dari ujung tonggol atau lubang yang telah dipersiapkan menuju tanah dan membentuk pupa si dalam tanah. Stadium pupa berkisar antara 12-14 hari.
Imago tidak tertarik terhadap cahaya lampu minyak biasa tetapi tertarik terhadap cahaya lampu. Imago betina meletakkkan telur pada silk/rambut jagung dan sesaat setelah menetas larva akan menginvasi masuk ke dalam tongkol dan akan memakan biji yang sedang mengalami perkembangan.( Adnan,2009),
2.3 Peramalan
Peramalan adalah kegiatan yang diarahkan untuk mendeteksi dan memprediksi populasi/serangan OPT serta kemungkinan penyebaran dan akibat yang ditimbulkan dalam ruang dan waktu tertentu. Peramalan OPT merupakan bagian penting dalam program dan kegiatan penerapan PHT dalam kegiatan perencanaan ekosistem yang tahan terhadap gangguan.
Peramalah hama sasarannya adalah untuk menduga kemungkinan timbulnya OPT, mendeteksi dan memprediksi populasi/serangan dan kerusakan yang ditimbulkan OPT berdasarkan hasil pengamatan terhadap komponen-komponen yang berpengaruh di lapang dan menduga kerugian atau kehilangan hasil akibat gangguan OPT.
Peramalan hama bertujuan untuk memberikan informasi tentang populasi, intensitas serangan, luas serangan, penyebaran OPT pada ruang dan waktu yang akan datang. Informasi tersebut sebagai dasar untuk menyusun perencanaan, saran tindak pengelolaan atau penanggulangan OPT sesuai dengan prinsip, strategi dan teknik PHT. Dengan demikian diharapkan dapat memperkecil resiko berusaha tani, populasi/serangan OPT dapat ditekan, tingkat produktivitas tanaman pada taraf tinggi, menguntungkan dan aman terhadap lingkungan. (Marwoto,1992).

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Luas Serangan Penggerek Tongkol Pada Tanaman Jagung
3.1.1 Luas Serangan Penggerek Tongkol Jagung di Kabupaten Bone Bolango
Tabel 1. KLTS Periode Musim Kemarau 2013
Periode Musim Kemarau 2013 KLTS Penggerek Tongkol (Ha)
April 8
Mei 8.7
Juni 7.3
Juli 2.1
Agustus 2.5
September 2.4
Total 31

Tabel 2. KLTS Periode Musim Hujan 2012-2013
Periode Musim Hujan 2012-2013 KLTS Penggerek Tongkol (Ha)
Oktober 1.1
November 1.2
Desember 1
Januari 3.6
Februari 3.3
Maret 7
Total 17.2

Tabel 3. KLTS Periode Musim Kemarau 2012
Periode Musim Kemarau 2012 KLTS Penggerek Tongkol (Ha)
April 17.1
Mei 11.1
Juni 14.6
Juli 8.3
Agustus 3.5
September 1.5
Total 56.1
3.1.2 Luas Serangan Penggerek Tongkol Jagung di Kabupaten Pohuwato
Tabel 1. KLTS Periode Musim Kemarau 2013
Periode Musim Kemarau 2013 KLTS Penggerek Tongkol (Ha)
April 19.25
Mei 23.3
Juni 32.25
Juli 1
Agustus 17
2September 14
Total 106.8

Tabel 2. KLTS Periode Musim Hujan 2012-2013
Periode Musim Hujan 2012-2013 KLTS Penggerek Tongkol (Ha)
Oktober 17.5
November 19
Desember 1
Januari 10
Februari 27
Maret 18.5
Total 93

Tabel 3. KLTS Periode Musim Kemarau 2012
Periode Musim Kemarau 2012 KLTS Penggerek Tongkol (Ha)
April 1.3
Mei 8.5
Juni 9.5
Juli 5.5
Agustus 5.5
September 18.8
Total 49.1

Berdasarkan uraian tabel diatas maka diperoleh data dari dua kabupaten yaitu kabupaten Bone Bolango dan kabupaten Pohuwato dengan kumulatif luas tambah serangan pada musim kemarau (April - September 2013), kumulatif luas tambah serangan musim hujan (Oktober 2012 - Maret 2013), kumulatif luas tambah serangan pada musim kemarau (April - September 2012), sehingga dari kedua data tersebut maka diperoleh model peramalan kumulatif luas tambah serangan pada periode musim kemarau yang akan datang atau periode musim kemarau 2014.
3.2 Model Peramalan KLTS Periode Musim Kemarau 2014
Berdasarkan data KLTS maka dapat diperoleh model persamaan peramalan sebagai berikut:
3.2.1 Kabupaten Bone Bolango
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 4.126 5.229 .789 .488
VAR00002 -.493 .829 -.366 -.594 .594
VAR00003 .262 .316 .512 .831 .467
a. Dependent Variable: VAR00001

Dari tabel diatas diperoleh persamaan yaitu:

Dari hasil KLTS MK 2013 seluas 31 ha dan KLTS MH 2012-2013 seluas 17.2 ha.
Maka dapat diramalkan:
Log ŸMK = 4.126 - 493 log (31) + 262log (17.2)
= 4.126 - 493(1.49) + 262 (1.24)
= 4.126 - 734.57 + 324.88
=-405,56ha
= 1000-405,56
= 594.4ha
3.2.2 Kabupaten Pohuwato

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 21.648 14.267 1.517 .226
VAR00002 -.287 .651 -.247 -.442 .689
VAR00003 .074 .978 .042 .076 .944
a. Dependent Variable: VAR00001
Dari tabel diatas dapat diperoleh persamaan :

Dari hasil KLTS MK 2013 seluas 106.8 ha dan KLTS MH 2012-2013 seluas 93 ha. Maka dapat diramalkan:
Log ŸMK = 21.648 - 287log (106.8) + 074log (93)
= 21.648- 287(2.03) + 074(1.97)
= 21.648 - 582.61 + 145.78
= -415.18 ha
= 1000-415.18
= 584.8ha
Berdasarkan analisis data luas serangan penggerek tongkol (Helicoverpa armigera) jagung di dua kabupaten di peroleh hasil yang berbeda untuk kabupaten Bone Bolango hasil peramalan periode musim kemarau tahun 2013 seluas 31 ha, periode musim hujan 2012-2013 seluas 17.2 ha, periode musim kemarau 2012 seluas 56.1 ha.
Sedangkan untuk kabupaten Pohuwato diperoleh hasil peramalan periode musim kemarau 2013 seluas 106.8 ha, periode musim hujan 2012-2013 seluas 93 ha, periode musim kemarau 2012 seluas 49.1 ha.
Dari akumulasi data peramalan bahwa serangan Hama penggerek tongkol pada tanaman jagung di Kabupaten Bone Bolango mengalami peningkatan tingkat serangan dengan hasil peramalan sebesar 594.4ha, sedangkan untuk Kabupaten Pohuwato mengalami penurunan dengan hasil peramalan sebesar 584.8ha. Meskipun Serangan Hama Pengerek Tongkol jagung mengalami penurunan di Kabupaten Pohuwato, akan tetapi pemerintah harus menyusun strategi pengelolaan Hama penggerek tongkol jagung yang sesuai dengan konsep PHT. Sehingga populasi dan serangan Hama Penggerek tongkol pada tanaman jagung dapat ditekan atau dikendalikan pada musim kemarau selanjutnya.
3.3 Strategi Pengendalian
Pengendalian penggerek Tongkol jagung dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:
Pengolahan tanah yang baik
karena pengolahan tanah yang baik dapat merusak pupa atau menekan perkembangan pupa di dalam tanah
Mengatur jarak tanam
Pemanfaatan musuh alami
Parasitoid telur adalah Trichogramma spp. Sedangkan parasitoid pada larva muda yaitu menggunakan Eriborus Argentiopilosa (Ichneumonidae) dan Metharrizium anisopliae.
Pengendalian secara kimiawi
Pengendalian secara kimia merupakan pilihan terakhir untuk mengendalikan penggerek tongkol jagung. Pengendalian menggunakan insektisida DECIS, dilakukan setelah terbentuk rambut jagung pada tongkol dengan selang 1-2 hari hingga rambut jagung berwarna coklat. (Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian. 2008)

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hasil akumulasi data peramalan serangan penggerek tongkol pada tanaman jagung di Kabupaten Bone Bolango mengalami peningkatan dengan hasil peramalan sebesar 594.4 ha, sedangkan untuk Kabupaten Pohuwato mengalami penurunan dengan hasil peramalan sebesar 584.8 ha.
Strategi pengendalian hama penggerek tongkol jagung antara lain:
Pengolahan Tanah
Mengatur jarak tanam
Pemanfaatan musuh alami
Pengendalian secara kimiawi
Tujuan peramalan yaitu untuk memberikan informasi tentang populasi, intensitas serangan, luas serangan, penyebaran OPT pada ruang dan waktu yang akan datang.
4.2 Saran
Diharapkan dengan adanya sistem peramalan hama, pemerintah dapat memberikan informasi kepada petani dalam hal mengendalikan hama tersebut. Dan sistem peramalan ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan langkah - langkah untuk menghadapi musim tanam berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Adnan, A.M. 2009. Teknologi Penanganan Hama Utama Tanaman Jagung.
Proseding Nasional Serealia, Ujung Pandang. Hal 454-469.

Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian. 2008. Petunjuk lapang ham,
penyakit hara pada tanaman jagung . Diakses tanggal 2 januari 2016

Bahtiar dan A. Tenrirawe. 2005. Identifikasi Hama Utama Jagung dan Cara
Pengendaliannya pada Tingkat Petani di Sulawesi Selatan. Proseding Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tahunan PEI dan PFI XVI Komda Sulsel, Ujung Pandang. Hal. 229-234.

Subandi. 2004. Program Penelitian Benih Serealia. Makalah disampaikan pada
Pelatihan Peningkatan Kemampuan Petugas Produksi Benih Serealia. Maros 14-16 Juli.

 

perbanyakan vegetatif

07 March 2016 11:54:50 Dibaca : 6305

MAKALAH

Perbanyakan Vegetatif
(Grafting By Approach atau Inarching)

Oleh:

sartin ladiku 613413012

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS ILMU-ILMU PERTANIAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perbanyakan tanaman merupakan salah satu teknik yang dapat dilakukan dalam waktu singkat dan jumlah yang banyak adalah dengan perbanyakan secara vegetatif . Hal ini perlu dilakukan mengingat perbanyakan secara generatif (benih) menghasilkan bibit tanaman/turunan yang beraneka ragam karena berasal dari benih yang tidak diketahui mutunya. Sedangkan kualitas bibit merupakan suatu kriteria yang sangat penting untuk mencapai suatu produksi yang diinginkan dalam pembangunan hutan tanaman.
Perbanyakan tanaman banyak dilakukan dengan berbagai cara, mulai dengan yang sederhana sampai yang rumit. Tingkat keberhasilannya pun bervariasi dari tinggi sampai rendah, keberhasilan perbanyakan tanaman tergantung pada beberapa faktor antara lain: cara perbanyakan yang digunakan, jenis tanaman, waktu memperbanyak, keterampilan pekerja dan sebagainya. Perbanyakan tanaman bisa digolongkan menjadi dua golongan besar, yaitu perbanyakan secara generatif dan vegetatif.
Perbanyakan vegetatif dapat dibedakan menjadi dua yaitu secara alami dan secara buatan. Perbanyakan vegetatif yang biasanya dilakukan adalah vegetatif buatan, salah satunya dengan cara grafting by approach atau inarching (penyusuan).
1.2 Tujuan
Adapun tujuannya yaitu untuk mengetahui perbanyakan tanaman dengan cara grafting by approach atau inarching (penyusuan).

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Grafting dan Budding merupakan metode perbanyakan vegetatif buatan. Grafting/penyambungan adalah seni menyambungkan 2 jaringan tanaman hidup sedemikian rupa sehingga keduanya bergabung dan tumbuh serta berkembang sebagai satu tanaman gabungan. Teknik apapun yang memenuhi kriteria ini dapat digolongkan sebagai metode grafting. Sedangkan budding adalah salah satu bentuk dari grafting, dengan ukuran batang atas tereduksi menjadi hanya terdiri atas satu mata tunas. Tanaman sebelah atas disebut entris atau batang atas (scion), sedangkan tanaman batang bawah disebut understam atau batang bawah (rootstock). Wudianto (2002).
Menyambung (grafting) merupakan suatu usaha perbanyakan tanaman dengan cara melukai kedua individu tanaman yang masih satu species atau varietas dengan berbagai keunggulannya, keduanya digabungkan sehingga kambium mata tunas (entres) dan kambium batang bawah (understump) saling melekat satu sama lain, semakin banyak bagian yang melekat sesama kambium tersebut semakin besar kemungkinannya untuk tumbuh. (Anonim, 1993)
Sambungan yang baik yaitu:
• Batang pokok (ounderstump) dan batang atas (entres) sama besar.
• Batang atas tegak lurus betul-betul sempurna.
• Penyambungan batang atas dan batang bawah harus betul-betul sempurna,
tidak ada lubang antara dua batang tersebut.
• Letak penyambungan sekurang-kurangnya 15 cm diatas leher akar pohon
induk/batang bawah.
• Ditempat sambungan tidak ada getah.
• Ujung/pucuk batang pokok telah dipotong.
• Batang atas berasal dari pohon yang bermutu tinggi.
Jenis - Jenis Sambungan ( Grafting )
Cara penyambungan dapat di golongkan menjadi 3 yaitu :
1. Approach Grafting (Penyusuan)
Cara ini batang bawah dan batang atas masing-masing berhubungan dengan sistem perakaran, akan tetapi perakaran batang pokok masih bagus.
2. Inarching (Sambungan untuk menggantikan batang pokok dengan Perakaran yang rusak)
Cara ini biasanya digunakan pada pohon – pohon tua yang dekat dasarnya dikelilingi dengan tanaman–tanaman yang dihasilkan dalam penyambungan ini batang atas dan batang bawah masih tetap pada perakaranya masing-masing, akan tetapi perakaran batang pokok sudah rusak.
3. Detached Scion Grafting (Sambungan dengan mata tunas)
Pada cara ini hanya batang bawah saja yang berhubungan dengan akar dan batang atas diambil dari bagian lain tanaman yang lepas dari akar - akarnya.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Grafting By Approach atau Inarching
Grafting by approach atau inarching (penyusuan) yaitu cara penyambungan di mana batang bawah dan batang atas masing-masing tanaman masih berhubungan dengan perakarannya.
Tingkat keberhasilan penyusuhan tergolong lebih tinggi bila dibandingkan dengan cara sambung pucuk, karena selama proses penyatuan kambium antara batang bawah dan batang atas, karena keduanya masih berhubungan dengan perakarannya masing-masing.
Tanda susuhan yang telah jadi adalah kulit kedua cabang yang terbalut mengembang, sehingga memperlihatkan lipatan-lipatan. Tanda semacam ini akan terlihat jelas bila balutannya agak tipis
3.2 Keuntungan dan Kerugian Grafting Penyusuan
Keuntungan dari tehnik ini adalah cepat berbuah,tingkat keberhasilan tinggi, karena batang atas yang menjadi induk biasanya memiliki varietas yang unggul dan sudah produktif atau sudah pernah berbuah, sehingga walaupun ukuran tanaman atau pohon yang di susukan masih seukuran tanaman bibit tanaman tersebut sudah mampu berbunga bahkan berbuah seperti tanaman usia produktif dan tanaman tersebut memiliki sifat yang sama dengan
induk yang menjadi batang atas.
Kerugian lainnya bahwa penyusuan hanya dapat dilakukan dalam jumlah sedikit atau
terbatas, tidak sebanyak sambungan atau menempel dan akibat dari penyusuan bisa merusak tajuk pohon induk.Oleh karena itu penyusuan hanya dianjurkan terutama untuk perbanyakan tanaman yang sulit dengan cara sambungan dan okulasi.
3.3 Tipe dan Teknik Penyusuan
a. Tipe penyusuan
• Susuan duduk untuk mendekatkan batang bawah dengan cabang induknya dibuat para-para dari bambu. Batang bawah kemudian ditaruh diatas para-para dan disusukan dengan cabang pohon induk.
• Susuan gantung disebut demikian karena batang bawah yang akan disusukan didekatkan dengan cabang pohon induk dengan posisi menggantung. Dan polybag batang bawah ikatkan pada cabang batang atas.

b. Teknik Penyusuan
Cara melakukan susuan sebagai berikut:
• Menyayat batang bawah dengan kayunya sepanjang 2-3 cm, kira-kira 1/3 diameter
batang.
• Hal yang sama dilakukan untuk cabang batang atasnya yang belum dipotong dari induk.
• Keduanya kemudian dilekatkan tepat pada bagian yang disayat. Pada waktu melekatkan
harus diperhatikan agar kambium entres dan batang bawahnya berhimpit.
• Posisi sususan bisa duduk atau menggantung.
• Pemotongan entres dilakukan setelah pertautan berhasil. Biasanya setelah 3-4 bulan.
Tandanya ada pembengkakan disekitar batang yang diikat.
• Agar cabang entres tidak kaget atau stres sebaiknya pemotongan dari induk dilakukan
secara bertahap sebanyak tiga kali.
• Selang waktu pengeratan pertama ke berikutnya adalah seminggu. Pada pengeratan
pertama setelah terjadi pembengkakan cabang entres dikerat 1/3 diameter.
Minggu kedua cabang 2/3 diameter. Minggu ketiga susuan dipotong lepas.

Berikut langkah – langkah penyusuan:

1. Pengupasan batang 2. Penyatuan batang atas dan
batang atas dan batang bawah bawah

3. Pengikatan batang 4. Pengikatan telah selesai dan
atas dan batang bawah perlu diberi satu ikatan lagi untuk
menguatkan

5. Hasil tehnik penyusuan duduk 6. Hasil tehnik penyusuan gantung

7. Hasil akhir setelah pengikatan selesai seperti tampak pada gambar di atas.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Grafting adalah penyambungan batang atas dan batang bawah yang perakarannya masih berhubungan dengan tanaman itu sendiri.
2. Keberhasilan suatu sambungan ditentukan oleh kualitas batang bawah dan batang atas serta ketelitian dalam proses penyambungan tanaman tersebut.
3. Tanaman yang telah disambung dipelihara terus menerus

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1993, Pegangan Pelaksanaan Pembiakan Vegetatif Konvensional.
Sambung

Wudianto, R. , 2002, Membuat Setek, Cangkok dan Okulasi, P. T. Penebar Swadaya,
Jakarta.