ARSIP BULANAN : September 2024

Proses Belajar Mengajar Sebagai Proses komunikasi.

09 September 2024 17:56:24 Dibaca : 19

Proses Belajar Mengajar Sebagai Proses Komunikasi. 

         Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima pesan adalah komponen - komponen proses komunikasi. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi ajaran atau didikan yang ada dalam kurikulum. Sumber pesannya bisa guru, siswa, orang lain ataupun penulis buku dan produser media. Salurannya adalah media pendidikan dan penerima pesannya adalah siswa atau juga guru.   

         Pesan berupa isi ajaran dan didikan yang ada di kurikulum dituangkan oleh guru atau sumber lain ke dalam simbol-simbol komunikasi baik simbol verbal (kata-kata lisan ataupun tertulis) maupun simbol non-verbal atau visual. Media Pendidikan sebagai salah-satu sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan sehingga membantu mengatasi hal tersebut. Perbedaan gaya belajar, minat, inteligensi, keterbatasan daya indera, cacat tubuh atau hambatan jarak geografis, jarak waktu dan lain-lain dapat dibantu diatasi dengan pemanfaatan media pendidikan.

         Dua jenis hambatan yang lain adalah hambatan kultural seperti perbedaan adat-istiadat, norma-norma sosial, kepercayaan dan nilai- nilai panutan; dan hambatan lingkungan yaitu hambatan yang ditimbulkan situasi dan kondisi keadaan sekitar.

Kegunaan Media Pendidikan Dalam Proses Pembelajaran. 

         Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut: 

  1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
  2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya:
  • objek yang terlalu besar-bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film, atau model;
  • objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar;
  • gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photography;
  • kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal;
  • objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain, dan
  • konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain.

3. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk:

  • menimbulkan kegairahan belajar;
  • memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan;
  • memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.

4. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam:

  • memberikan perangsang yang sama;
  • mempersamakan pengalaman;
  • menimbulkan persepsi yang sama.

Pentingnya Pendidikan Karakter Disiplin Bagi Siswa.

09 September 2024 17:31:48 Dibaca : 11

Tim Penyusun. 

1. Safrin Lamusrin. 

2. Abdul Muin Saleh. 

 

         Pendidikan yaitu metode pembelajaran yang dilakukan disekolah, peserta didik tentunya menerima segala ilmu pengetahuan yang guru berikan. Akan tetapi pendidikan jaman sekarang tidak hanya menitik beratkan pada kecerdasan IQ, melainkan pada karakter dan sikap, bagaimana peserta didik bertingkah laku yang baik di lingkungan sekolah.  Pendidikan karakter adalah kewajiban kita semua, keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pendidikan karakter yang penting di tanamkan dalam peserta didik adalah pendidikan karakter disiplin. Dalam membina karakter seseorang, pendidikan karakter disiplin adalah hal penting untuk diperhatikan. Mengembangkan nilai-nilai disiplin akan mendorong perkembangan nilai-nilai positif lainnya, seperti tanggung jawab, kejujuran, kolaborasi, dan sebagainya. (Wuryandani et al., 2014). 

         Fenomena yang terjadi saat ini adalah banyak siswa yang tidak memiliki disiplin. diantaranya sering datang terlambat, menunda-nunda pekerjaan seperti tugas atau tugas tambahan yang merupakan tanggungjawab mereka sebagai peserta didik. Contoh kecil pelanggaran kedisiplinan di sekolah diantaranya datang terlambat di sekolah, ini yang sering ditemukan dengan Alasan klasik diantaranya, begadang, ketiduran, main game sampai tidak mengenal waktu. Contoh kecil kedua, yaitu sering menunda-nunda pekerjaan tugas dan tanggung jawabmereka sebagai siswa, mereka hanya bermain Handphone, Keluar masuk kelas karena bosan didalam kelas, dan bahkan mengikuti teman kelas sebalah yang keluar masuk. Ini tentunya mengganggu aktiivitas pembelajaran. Bahakan jika tidak dipupuk dari awal sikap disiplin sejak dini maka akan berdampak pada tidak tanggung jawabnya mereka terhadap tugas yang mereka emban. 

         Perilaku tidak disiplin di sekolah adalah masalah besar dengan pendidikan karakter disiplin. Fakta bahwa perilaku tidak disiplin muncul menunjukkan bahwa pengetahuan tentang sifat yang diajarkan kepada siswa di sekolah tidak berdampak positif pada perubahan perilaku sehari-hari mereka (Irsan & Syamsurijal, 2020).

         Pendidikan karakter disiplin tentu wajib di tanamkan sejak dini, sekolah menjadi tempat pembentukan karakter disiplin. Semua pemangku kepentingan dalam sekolah mampu membentuk karakter disiplin. Penanaman Siswa berusaha menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan menyenangkan serta membantu menemukan, mengatasi, dan mencegah masalah disiplin (Uge et al., 2022). Untuk itu pendidikan karakter disiplin perlu ditanamkan sejak dini, maka dalam tulisan ini mengangkat pendidikan karakter disiplin siswa.

 

DaftarPustaka. 

Irsan, & Syamsurijal. (2020). Implementasi Pendidikan Karakter Disiplin Siswa di Sekolah Dasar Kota Baubau 

Uge, S., Arisanti, W. O. L., & Hikmawati, H. (2022). Upaya Guru Dalam Menanamkan Karakter Disiplin Siswa Sekolah Dasar.  Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Sekolah Dasar.

Wuryandani, W., Maftuh, B., . S., & Budimansyah, D. (2014). Pendidikan Karakter Disiplin Di Sekolah Dasar. Jurnal Cakrawala Pendidikan, 

 

Pendidikan Karakter

09 September 2024 17:21:26 Dibaca : 13

Pengertian Karakter

         Karakter adalah seperangkat sifat yang selalu dikagumi menjadi tanda-tanda kebaikan, kebajikan dan kematangan moral seorang. Secara etimologi, istilah karakter asal dari bahasa Latin character, yang berarti tabiat, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian serta akhlak. menurut W.B. Saunders, (1977: 126) menyebutkan bahwa karakter adalah sifat nyata serta tidak sinkron yg ditunjukkan sang individu, sejumlah atribut yg bisa diamati di individu.

          Wyne berkata bahwa karakter yaitu menandai bagaimana cara memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laris. oleh karena itu seseorang yg berperilaku tidak amanah, kejam atau rakus dikatakan menjadi orang yang berkarakter buruk , sementara orang yg berprilaku jujur, senang menolong dikatakan menjadi orang yang berkarakter mulia. Jadi istilah karakter erat kaitannya menggunakan personality (kepribadian) seorang.

Fungsi Karakter. 

  1. Fungsi Pembentukan Dan Pengembangan, Pendidikan karakter mempunyai fungsi sebagai pembentukan dan pengembangan potensi, hal ini berarti peserta didik mampu mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya untuk berpikir baik, berhati nurani yang baik , dan berperilaku baik serta berbudi pekerti yang luhur.
  2. Fungsi Untuk Penyaring.  Pendidikan karakter juga berfungsi sebagai filter, sehingga masyarakat dapat memilih dan memilih budaya negara mereka sendiri. Diharapkan bahwa karakter pendidikan akan membantu menyaring budaya asing yang tidak sejalan dengan prinsip karakter, serta budaya Indonesia yang berbudi pekerti luhur.
  3. Penguatan Dan Perbaikan.  Pendidikan karakter mempunyai fungsi sebagai penguatan dan perbaikan, hal ini berarti sistem pendidikan ini berfungsi untuk memperbaiki serta menguatkan peran baik individu, keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, dan pemerintah.

Tujuan Karakter. 

  Pendidikan karakter untuk memfasilitasi sosialisasi karakter yang harus dimiliki setiap orang agar mereka dapat memberikan manfaat yang paling besar bagi lingkungan sekitar mereka. Berikut adalah beberapa tujuan pendidikan karakter umum:

  • Mengetahui berbagai karakter baik manusia.
  • Memahami sisi baik menjalankan perilaku berkarakter.
  • Dapat mengartikan dan menjelaskan berbagai karakter.
  • Menunjukkan contoh perilaku berkarakter dalam kehidupan sehari-hari.

Nilai-Nilai Dalam Karakter. 

  1. Religius, Diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama dan kepercayaan lain.
  2. Nasionalis, Ditunjukkan melalui apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku, dan agama.
  3. Integritas, Meliputi sikap tanggung jawab, konsistensi tindakan dan perkataan yang berdasarkan kebenaran, menghargai martabat individu, serta mampu menunjukkan keteladanan.
  4. Mandiri, Pembelajar sepanjang hayat, mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi, dan cita-cita.
  5. Gotong royong, Diharapkan peserta didik menunjukkan sikap menghargai sesama, dapat bekerja sama, inklusif, tolong menolong, memiliki empati dan rasa solidaritas.

Daftar Pustaka.

https://hukum.uma.ac.id/2021/12/03/apa-itu-pengertian-karakter/

https://www.bola.com/ragam/read/4955535/pengertian-pendidikan-karakter-menurut-para-ahli-fungsi-tujuan-dan-nilainya?page=4 

https://www.liputan6.com/hot/read/5294359/tujuan-pendidikan-karakter-di-indonesia-dan-nilai-nilai-yang-harus-diajarkan?page=3 

Manfaat Google Drive

05 September 2024 22:54:33 Dibaca : 53

Manfaat Google Drive Untuk Menyimpan Dokumen 

     Dalam tulisan ini akan membahas tentang bagaimana manfaat Google Drive untuk menyimpan Dokumen atau file-file tugas. Siapa yang tidak mengenal Google Drive setiap handphone pasti mempunyai yang namanya aplikasi Google Drive, bahkan aplikasi Google Drive ini sudah terunduh secara otomatis di perangkat Android kita. Google Drive sangat menunjang pekerjaan kita. Permasalahan yang kita sering temukan di ponsel kita yaitu penyimpanan Handphone kita yang full Memory. Dengan menggunakan aplikasi Google Drive tentu akan memudahkan permasalahan pada contoh tadi. Aplikasi Google Drive mempunyai penyimpanan 15 GB. 

   Secara ringkas , Google Drive dapat didefinisikan sebagai layanan penyimpanan berbasis awan Google berbasis awan. Layanan penyimpanan berkas Google. Seperti yang dapat menjadi dilihat , komputasi awan merupakan abstraksi di atas teknologi server yang digunakan oleh penyedia layanan daring tertentu. Dilihat komputasi awan merupakan abstraksi di atas teknologi server yang digunakan oleh penyedia layanan daring tertentu. tujuan utama Google Drive adalah untuk menyimpan dan mengakses file secara online. Ini tidak disimpan dalam memori penyimpanan fisik perangkat, tetapi di server Google yang terhubung ke internet. Dengan demikian, pengguna memiliki kemampuan untuk menyimpan dan mengakses berbagai file kapan saja mereka inginkan, asalkan perangkat mereka terhubung ke internet.

        Google Drive dapat menampung file dalam berbagai format, seperti JPEG, PNG, DOC, PDF, PPT, XLS, dan MP4, semuanya tanpa memerlukan aplikasi tambahan. Ini karena Google Drive telah diintegrasikan secara langsung dengan layanan Google lainnya, seperti Google Docs, Spreadsheet, dan lainnya. Google Drive tersedia untuk desktop dan ponsel melalui aplikasi dan website. Untuk menggunakan Google Drive, Anda harus terlebih dahulu memiliki akun Google atau Gmail. Pengguna tidak akan dapat menggunakan layanan Google Drive tanpa akun Google. Setiap akun Google memiliki akses gratis ke ruang penyimpanan Google Drive sebesar 15 GB. Jumlah penyimpanan dapat diperluas, tetapi pengguna harus berlangganan. Menurut laman resmi Google, langganan bulanan mulai 8,40 USD (sekitar Rp 125.000) memungkinkan pengguna mendapatkan ruang penyimpanan Google Drive hingga 2 T. 

 

Refrensi Rujukan. 

https://tekno.kompas.com/read/2023/01/29/10150057/pengertian-google-drive-dan-fungsinya-layanan-penyimpanan-file-google-berbasis

Perencanaan Bahan-Bahan Pengajaran

04 September 2024 23:52:19 Dibaca : 62

BAB I 

PENDAHULUAN. 

1.1 Latar Belakang. 

         Dalam proses belajar mengajar dalam kelas, maka diperlukan suatu bahan bahan untuk pengajaran. Dalam proses pembelajaran dalam kelas, maka diperlukan suatu rencana atau perencaan lebih awal terkait bahan-bahan apa saja yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Dalam bahan bahan pembelajaran, maka diperlukaan yaitu aspek aspek materi yang ditunjau dari konsep, Prinsip, Fakta, Proses, Nilai, Keterampilan. Nah tentunya dalam bahan bahan pembelajaran terdapat suatu syarat atau kriteria memilih pelajaran yang didalamnya terdapat kriteria tujuan intruksional, materi pelajaran yang terjabar, relevan dengan kebutuhan siswa, kesesuaian dengan kondisi masyarakat, materinya yang mengandung segi segi etik, tersususun dalam ruang lingkup. Nah tentunya kemudian terdapat bagian bagian lain dalam hal menyediakan perencanaan bahan bahan pelajaran yaitu identifikasi satuan bahasa. Ini tentunya sangat berpengaruh dalam perencanaan bahan bahan pengajaran.

1.2 Rumusan Masalah.

  1. Aspek-Aspek Materi.
  2. Kriteria Pemilihan Materi Pelajaran.
  3.  Identifikasi Satuan Bahasa.

1.3 Tujuan. 

  1.  Ingin mengetahui Apa saja yang Aspek Aspek Dalam Materi
  2. Ingin mengetahui Apa saja Kriteria Pemilihan Materi Pelajaran

  3. Ingin mengetahui Identfikasi Satuan Bahasa.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Aspek-Aspek Materi.      

         Apabila kita mempelajari lebih dalam mengenai materi pelajaran kita dapat melihat adanya berbagai aspek diantaranya aspek konsep, fakta, proses, nilai, dan keterampilan. Untuk istilah istilah dapat dijelaskan lebih detail. 

a. Konsep menurut Harjanto, (2010 : 220)  beliau menjelaskan bahwa konsep adalah suatu ide atau gagasan suatu pengertian yang umum, misalnya kekayaan alam yang dapat diperbaharui.

b. Prinsip, adalah suatu kebenaran dasar sebagai titik tolak untuk berpikir atau merupakan suatu petunjuk untuk berbuat/melaksanakan sesutu.

c. Fakta, adalah sesuatu yang telah terjadi atau yang telah dikerjakan/dialami. Mungkin berupa hal,  atau objek atau keadaan.

d. Proses, merupakan serangkaian perubahan, gerakan-gerakan perkembangan, proses juga dikatakan sebagai sesuatu hal yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan untuk mencapai suatu tujuan.

e. Nilai adalah suatu pola, ukuran atau merupakan suatu tipe atau model. Nilai juga dapat dikatakan sesuatu yang berharga.

f. Keterampilan, adalah kemampuan berbuat sesuatu dengan baik, keterampilan juga dapat dikatan sebagai suatu keahlian.

         Dari keenam aspek tadi tentunya telah dijelaskan dan telah menjadi pertimbangan dasar dalam menentukan bahan pelajaran. Sesuatu satuan bahasan yang telah ditentukan dianalisis lebih lanjut konsep konsep dan prinsip prinsip apa yang akan disampaiakan dan seterusnya. Materi yang akan dijelaskan kepada siswa harus dianalisis apakah sesuai dengan kurikulum. Selain itu, perlu ada perencanaan yang sistematis agar waktu yang tersedia dalam satu semester untuk tiap bidang studi dapat dimanfaatkan secara optimal. 

2.2 Kriteria Pemilihan Materi Pelajaran. 

         Materi pelajaran berada dalam ruang lingkup kurikulum, pemilihan materi pelajaran harus berjalan dengan ukuran ukuran untuk memilih isi kurikulum bidang studi bersangkutan. Kriteria pemilihan materi pelajaran mendasari penentuan strategi belajar mengajar diantaranya :

            a. Kriteria Tujuan Instruksional, Materi pelajaran terpilih dimaksudkan untuk mencapai tujuan khusus atau atau tujuan tingkah laku supaya sejalan dengan tujuan tujuan yang telah dirumuskan.  

            b. Materi Pelajaran supaya terjabar, perincian materi pelajaran berdasarkan tuntutan di mana setiap TIK dirumuskan secara spesifik.

            c. Relevan dengan kebutuhan siswa kebutuhan siswa yang pokok adalah bahwa mereka adalah bahwa mereka ingin berkembang berdasarkan potensi yang ingin dimilikinya. Untuk mengembangkan pribadi siswa beberapa aspek diantaranya adalah pengetahuan sikap, nilai, dan keterampilan.

            d. Kesesuaian dengan kondisi masyarakat, siswa disiapkan menjadi masyarakat yang berguna mampu hidup mandiri. Materi pelajaran dipilih hendaknya membantu untuk perkembangan menjadi manusia yang mudah menyesuaiakan diri.

            e. Materi pelajaran menganduk segi segi etik, materi pelajaran yang dipilih hendaknya memepertimbangkan segi perkembangan moral. Pengetahuan dan keterampilan mereka peroleh dari mata pelajaran telah mereka terima untuk mengembangkan dirinya sebagai manusia yang etik.

            f. Materi pelajaran tersusun dalam ruang lingkup dan urutan yang bsistematik dan logis, setiap materi pelajaran disusun secara bulat dan menyeluruh. Materi disusun berurutan mempertimbangkan faktor perkembangan siswa. Diharapkan meteri tersebut mudah diserap oleh siswa.   

            g. Materi pelajaran bersumber dari buku sumber yang baku, pribadi guru yang ahli, dan masyarakat. Buku sumber yang baku umumnya disusunoleh para ahli dalam bidangnya dan disusun berdasarkan GBPP yang berlaku. Guru dikatakan sebagai sumber belajar karena itu guru harus banyak membaca dan mengetahui berbagai ilmu agar dapat diajarkan kepada siswa. 

2.3 Identifikasi Satuan Bahasa.

2.3.1 Penentuan satuan bahan pelajaran sebagai landasan bagi penyusunan satuan pelajaran

            Dari beberapa satuan pelajaran yang telah dikembangkan oleh para guru tampak belum adanya kesamaan pengertian tentang dasar yang digunakan untuk menentukan bahan untuk dijadikan landasan penuliasan satuan pelajaran.

2.3.2 Cara menentukan suatu satuan pelajaran

•           Mendalami pokok-pokok bahasan dalam GBPP dan perannya dalam mencapai tujuan-tujuan kurikulum dan intruksional umum.

•           Mengkategorikan bahan-bahan pengajaran dalam satuan-satuan konsep pengertian atau masalah dalam hal beberapa pokok bahasan bahan-bahan pengajaran saling berkaitan satu sama lain.

•           Menetapkan satuan-satuan konsep dan pengertian atau masalah sebagai satuan bahasan; dan

•           Menetapkan perbandingan peranan antara berbagai satuan bahasan tersebut untuk menentukan lokasi waktu bagi setiap satuan.

a. Dasar-dasar merancang kegiatan belajar mengajar

•           Berdasarkan pada tujuan intruksional yang hendak dicapai

•           Berdasarkan konsep belajar CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)

•           Bertitik tolak dari kesepian belajar siswa

•           Mempertimbangkan sumber-sumber tersedia

b. prosedur menentukan kegiatan belajar mengajar

•           Mengidentifikasi aspek-aspek kemampuan yang terkandung di dalam tujuan sebagai indikator hasil belajar yang di harapkan.

•           Mengidentifikasi perilaku yang tersirat dalam tujuan pengajaran yang hendak di capai, yang meliputi perilaku –perilaku yang spesifik, dapat di amati dan terukur.

•           Mengidentifikasi materi pelajaran dengan berpedoman pada pokok-pokok bahasan dan sub-pokok bahasan.

•           Mengidenfikasi strategi pelajaran dengan berpedomanpada bahasan dan sub-sub pokok bahasan

•           Mengidentifikasi kegiatan belajar mengajar, yang sesuai dengan strategi belajar mengajar yang dipilih.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan. 

         Dalam proses belajar mengajar didalam kelas maka seorang guru merencanakan bahan bahan apa saja yang akan dipakai dalam proses pengajaran. Sehingga pengajar dalam hal ini guru dapat memberikan atau bisa melakukan proses belajar mengajar dengan rinci dan punya urutan untuk mengajar. Dalam penentuan bahan bahan pengajaran maka dibutuhkan berupa aspek aspek materi, kriteria pemilihan materi dan identifikasi satuan bahasa. Tentunya ini sangatlah penting dalam guru untuk menyediakan bahan  bahan pengajaran.