Perencanaan Bahan-Bahan Pengajaran
BAB I
PENDAHULUAN.
1.1 Latar Belakang.
Dalam proses belajar mengajar dalam kelas, maka diperlukan suatu bahan bahan untuk pengajaran. Dalam proses pembelajaran dalam kelas, maka diperlukan suatu rencana atau perencaan lebih awal terkait bahan-bahan apa saja yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Dalam bahan bahan pembelajaran, maka diperlukaan yaitu aspek aspek materi yang ditunjau dari konsep, Prinsip, Fakta, Proses, Nilai, Keterampilan. Nah tentunya dalam bahan bahan pembelajaran terdapat suatu syarat atau kriteria memilih pelajaran yang didalamnya terdapat kriteria tujuan intruksional, materi pelajaran yang terjabar, relevan dengan kebutuhan siswa, kesesuaian dengan kondisi masyarakat, materinya yang mengandung segi segi etik, tersususun dalam ruang lingkup. Nah tentunya kemudian terdapat bagian bagian lain dalam hal menyediakan perencanaan bahan bahan pelajaran yaitu identifikasi satuan bahasa. Ini tentunya sangat berpengaruh dalam perencanaan bahan bahan pengajaran.
1.2 Rumusan Masalah.
- Aspek-Aspek Materi.
- Kriteria Pemilihan Materi Pelajaran.
- Identifikasi Satuan Bahasa.
1.3 Tujuan.
- Ingin mengetahui Apa saja yang Aspek Aspek Dalam Materi
-
Ingin mengetahui Apa saja Kriteria Pemilihan Materi Pelajaran
- Ingin mengetahui Identfikasi Satuan Bahasa.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Aspek-Aspek Materi.
Apabila kita mempelajari lebih dalam mengenai materi pelajaran kita dapat melihat adanya berbagai aspek diantaranya aspek konsep, fakta, proses, nilai, dan keterampilan. Untuk istilah istilah dapat dijelaskan lebih detail.
a. Konsep menurut Harjanto, (2010 : 220) beliau menjelaskan bahwa konsep adalah suatu ide atau gagasan suatu pengertian yang umum, misalnya kekayaan alam yang dapat diperbaharui.
b. Prinsip, adalah suatu kebenaran dasar sebagai titik tolak untuk berpikir atau merupakan suatu petunjuk untuk berbuat/melaksanakan sesutu.
c. Fakta, adalah sesuatu yang telah terjadi atau yang telah dikerjakan/dialami. Mungkin berupa hal, atau objek atau keadaan.
d. Proses, merupakan serangkaian perubahan, gerakan-gerakan perkembangan, proses juga dikatakan sebagai sesuatu hal yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan untuk mencapai suatu tujuan.
e. Nilai adalah suatu pola, ukuran atau merupakan suatu tipe atau model. Nilai juga dapat dikatakan sesuatu yang berharga.
f. Keterampilan, adalah kemampuan berbuat sesuatu dengan baik, keterampilan juga dapat dikatan sebagai suatu keahlian.
Dari keenam aspek tadi tentunya telah dijelaskan dan telah menjadi pertimbangan dasar dalam menentukan bahan pelajaran. Sesuatu satuan bahasan yang telah ditentukan dianalisis lebih lanjut konsep konsep dan prinsip prinsip apa yang akan disampaiakan dan seterusnya. Materi yang akan dijelaskan kepada siswa harus dianalisis apakah sesuai dengan kurikulum. Selain itu, perlu ada perencanaan yang sistematis agar waktu yang tersedia dalam satu semester untuk tiap bidang studi dapat dimanfaatkan secara optimal.
2.2 Kriteria Pemilihan Materi Pelajaran.
Materi pelajaran berada dalam ruang lingkup kurikulum, pemilihan materi pelajaran harus berjalan dengan ukuran ukuran untuk memilih isi kurikulum bidang studi bersangkutan. Kriteria pemilihan materi pelajaran mendasari penentuan strategi belajar mengajar diantaranya :
a. Kriteria Tujuan Instruksional, Materi pelajaran terpilih dimaksudkan untuk mencapai tujuan khusus atau atau tujuan tingkah laku supaya sejalan dengan tujuan tujuan yang telah dirumuskan.
b. Materi Pelajaran supaya terjabar, perincian materi pelajaran berdasarkan tuntutan di mana setiap TIK dirumuskan secara spesifik.
c. Relevan dengan kebutuhan siswa kebutuhan siswa yang pokok adalah bahwa mereka adalah bahwa mereka ingin berkembang berdasarkan potensi yang ingin dimilikinya. Untuk mengembangkan pribadi siswa beberapa aspek diantaranya adalah pengetahuan sikap, nilai, dan keterampilan.
d. Kesesuaian dengan kondisi masyarakat, siswa disiapkan menjadi masyarakat yang berguna mampu hidup mandiri. Materi pelajaran dipilih hendaknya membantu untuk perkembangan menjadi manusia yang mudah menyesuaiakan diri.
e. Materi pelajaran menganduk segi segi etik, materi pelajaran yang dipilih hendaknya memepertimbangkan segi perkembangan moral. Pengetahuan dan keterampilan mereka peroleh dari mata pelajaran telah mereka terima untuk mengembangkan dirinya sebagai manusia yang etik.
f. Materi pelajaran tersusun dalam ruang lingkup dan urutan yang bsistematik dan logis, setiap materi pelajaran disusun secara bulat dan menyeluruh. Materi disusun berurutan mempertimbangkan faktor perkembangan siswa. Diharapkan meteri tersebut mudah diserap oleh siswa.
g. Materi pelajaran bersumber dari buku sumber yang baku, pribadi guru yang ahli, dan masyarakat. Buku sumber yang baku umumnya disusunoleh para ahli dalam bidangnya dan disusun berdasarkan GBPP yang berlaku. Guru dikatakan sebagai sumber belajar karena itu guru harus banyak membaca dan mengetahui berbagai ilmu agar dapat diajarkan kepada siswa.
2.3 Identifikasi Satuan Bahasa.
2.3.1 Penentuan satuan bahan pelajaran sebagai landasan bagi penyusunan satuan pelajaran
Dari beberapa satuan pelajaran yang telah dikembangkan oleh para guru tampak belum adanya kesamaan pengertian tentang dasar yang digunakan untuk menentukan bahan untuk dijadikan landasan penuliasan satuan pelajaran.
2.3.2 Cara menentukan suatu satuan pelajaran
• Mendalami pokok-pokok bahasan dalam GBPP dan perannya dalam mencapai tujuan-tujuan kurikulum dan intruksional umum.
• Mengkategorikan bahan-bahan pengajaran dalam satuan-satuan konsep pengertian atau masalah dalam hal beberapa pokok bahasan bahan-bahan pengajaran saling berkaitan satu sama lain.
• Menetapkan satuan-satuan konsep dan pengertian atau masalah sebagai satuan bahasan; dan
• Menetapkan perbandingan peranan antara berbagai satuan bahasan tersebut untuk menentukan lokasi waktu bagi setiap satuan.
a. Dasar-dasar merancang kegiatan belajar mengajar
• Berdasarkan pada tujuan intruksional yang hendak dicapai
• Berdasarkan konsep belajar CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)
• Bertitik tolak dari kesepian belajar siswa
• Mempertimbangkan sumber-sumber tersedia
b. prosedur menentukan kegiatan belajar mengajar
• Mengidentifikasi aspek-aspek kemampuan yang terkandung di dalam tujuan sebagai indikator hasil belajar yang di harapkan.
• Mengidentifikasi perilaku yang tersirat dalam tujuan pengajaran yang hendak di capai, yang meliputi perilaku –perilaku yang spesifik, dapat di amati dan terukur.
• Mengidentifikasi materi pelajaran dengan berpedoman pada pokok-pokok bahasan dan sub-pokok bahasan.
• Mengidenfikasi strategi pelajaran dengan berpedomanpada bahasan dan sub-sub pokok bahasan
• Mengidentifikasi kegiatan belajar mengajar, yang sesuai dengan strategi belajar mengajar yang dipilih.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan.
Dalam proses belajar mengajar didalam kelas maka seorang guru merencanakan bahan bahan apa saja yang akan dipakai dalam proses pengajaran. Sehingga pengajar dalam hal ini guru dapat memberikan atau bisa melakukan proses belajar mengajar dengan rinci dan punya urutan untuk mengajar. Dalam penentuan bahan bahan pengajaran maka dibutuhkan berupa aspek aspek materi, kriteria pemilihan materi dan identifikasi satuan bahasa. Tentunya ini sangatlah penting dalam guru untuk menyediakan bahan bahan pengajaran.
Pengertian, Perbedaan Dan Persamaan, Tujuan, Fungsi Bimbingan Dan Konseling.
BIMBINGAN DAN KONSELING
A. Pengertian Bimbingan Dan Konseling
Menurut Rusydi Ananda (Dalam Prayinto dan amti 2004 : 99) Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak anak, Remaja, maupun dewasa, agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. Sedangkan konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (Konselor) Kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah (Klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh ( Klien). Sedangkan menurut Rusydi Ananda ( Dalam Sukardi Dan Kusmawati 2008 : 2). Memaparkan bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang diberikan kepada seseorang atau kelompok orang secara terus menerus dan sistematis oleh pembimbing agar individu atau sekelompok individu menjadi pribadi yang lebih mandirii, sedangkan konseling adalah suatu upaya bantuan yang dilakukan dengan empat mata atau tatap muka, antara konselor dan konseli yang berisi usaha yang laras unik dan manusiawi yang dilakukan dalam susasana keahlian dan yang didasarkan atas norma norma yang berlaku.
Ahmad Susanto ( Dalam Suherman, 2009 : 15) Konseling merupakan hubungan yang bersifat membantu agar konseli dapat tumbuh kearah yang dipilihnya juga agar dapat memecahkan masalah masalah yang dihadapinya. Sedangkan dalam Ahmad Susanto (Dalam Willis, 2004 : 18) mengungkapkan bahwa konseling adalah suatu upaya bantuan terhadap individu agar berkembang potensinya secara optimal maupun mengatasi masalahnya dan maupun menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang senantiasa berubah.
B. Perbedaan Dan Persamaan Bimbingan Dan Konseling.
Mansoer atau mansoer ( Dalam prayinto, 1978 : 643 ) menyatakan bahwa didalam keseluruhan pelayanan bimbingan konseling dianggap sebagai inti dari proses pemberian bantuan.
- Perbedaan Bimbingan Dan Konseling.
Perbedaan terletak pada segi isi kegiatan dan tenaga yang menyelenggarakannya. Dari segi isi, bimbingan lebih banyak bersangkut paut dengan usaha pemberian informasi dan kegiatan pengumpulan data tentang siswa. Sedangkan konseling merupakan bantuan yang dilakukan dalam pertemuan tatap muka antara dua orang manusia antara konselor dan klean. Dilihat dari segi tenaga, bimbingan dapat dilakukan oleh guru, wali kelas, kepala sekolah dan orang dewasa lainnya kepada individu yang memerlukannya.
2. Persamaan Bimbingan Dan Konseling.
Persamaan yang lebih jelas antara keduanya kepada tujuan yang hendak dicapai yaitu sama sama untuk memandirikan individu, sama sama diterapkan dalam program persekolahan dan sama-sama mengikuti norma-norma yang berlaku dilingkungan masyarakat tempat kedua kegiatan itu dilakukan. Rita Lisnawati ( Dalam Muh Surya,1996 : 12). Bimbingan dan konseling disekolah dapat berhasil dengan baik, maka perlu disusun suatu program atau rencana yang sebaik baiknya, dengan program yang baik maka kegiatan bimbingan akan lebih efisien.
C. Tujuan Bimbingan Dan Koonseling.
Tujuan Bimbingan Dan Konseling menurut (Rita Lisnawati, 2016 : 70) berpendapat bahwa bimbingan konseling secara umum memberikan kontribusi msaupun ujian yang sangat besar bagi tercapainya prestasi belajar siswa yang sangat memuaska, pembentukan karakter, yaitu melalui kegiatan bimbingan dan konseling, guru-guru bersama dengan wali kelas dan guru BK akan berusaha lebih keras mencarikan cara-cara belajar yang efisien dan efektif bagi siswa. Ahmad Susanto (Dalam Suherman, 2007 : 24) berpendapat bahwa baik tujuan secara umum maupun khusus dimaksudkan agar individu dapat :
- Memahami dan menerima diri secara objektif dan konstruktif baik, yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan, baik fisik maupun psikis.
- Memahami tentang kondisi, tuntutan dan irama kehidupan lingkungan yang fulkuatif antara yang menyenangkan dan tidak menyenangkan, serta mampu meresponnya secara positif sesuai dengan norma pribadi, sosial, dan ajaran agam yang dianut.
- Merencanakan penyelesaian aktivitas studi, perencanaan karir, serta kehidupannya masa yang akan datang.
- Mengembangkan seluruh potensi yang dimilikiya serta memanfaatkan kekuatan lingkungan secara optimal.
- Menyesuaikan diri, baik dengan tuntutan lingkungan pendidikan, masyarakat pekerjaan, agama yang dianutnya
- Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapinya dalam stdi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, pekerjaan, maupun dalam melakukan penghambaan kepada tuhannya.
D. Fungsi Bimbingan Dan Konseling.
1. Fungsi Pencegahan.
Pelayanan bimbingan dan konseling dapat berfungsi pencegahan artinya merupkan pencegahan terhadap timbulnya usaha. Dalam fungsi ini layanan yang diberikan berupa bantuan bagi para siswa agar terhindar dari berbagai masalahyang dapat menghambat perkembangan. Ada beberapa kegiatan bimbingan dan konselingyang dapat berfungsi pencegahan diantranya :
a. Program orientasi, yang memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengenal sekolah sebagai lingkungan yang baru.
b. Program bimbingan karir, yang membantu para siswa untuk memperoleh pemahaman diri dan lingkungan yang lebih baik.
c. Program pengumpulan data, yang memungkinkan diperolehnyadata yang lebih lengkap.
d. Program kegiatan kelompok, seperti diskusi, bermain, peranan dinamika kelompok dan tehnik tehnik pendekatan lainnya.
2. Fungsi Penyaluran.
Dalam hal ini membantu siswa mendapatkan kesempatan penyaluran pribadinya masing-masing. Bentuk kegiatan dalam fungsi ini membantu dalam.
3. Fungsi Penyesuaian.
Pelayanan yang membantu terciptanya penyesuaian antara siswa dan lingkungannya. Dengan demikian adanya kesesuaian antara pribadi siswa dan sekolah sebagai lingkungan merupakan sasaran fungsi.
4. Fungsi Perbaikan.
Bantuan bimbingan dan penyuluhan berusaha untuk memecahkan masalah masalah yang dihadapi siswa. Bantuan yang diberikan tergantung masalah yang dihadapi.
5. Fungsi Pengembangan.
Layanan yang diberikan agar dapat membantu para siswa dapat mengembangnkan keseluruhan pribadi secaralebih terarah dan menetap.
E. Kedudukan Bimbingan Konseling Dalam Pendidikan.
Lembaga yang menyelenggarakan pendidikan formal tentunyamempunyai peran yang tak kalah penting dalam usaha mendewasakan dan menjadikan sebagai anggota masyarakat yang berguna. Untuk itu lembaga pendidikan formal menyelenggarakan kegiatannya melalui kegiatan belajar mengajar. Pendidikan pada umumnya sekurang kurangnya meliputi tiga ruang lingkup diantaranya :
a. Bidang Intruksional dan kurikuler. Bidang ini mempunyai tanggung jawab dalam kegiatan pengajaran yang bertujuan memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap.
b. Bidang administratif dan kepemimpinan. Bidang ini merupakan bidang kegiatan yang menyangkut masalah-masalah administratif dan kepemimpinan, yaitu masalah masalah yang yang berhubungan dengan bagaimanakah melaksanakan kegiatan secara efisiensi.
c. Bidang pembinaan siswa. Memberikan pelayanan agar siswa memperoleh kesejahteraan lahir dan batin dalam proses pendidikan yang sedang ditempuhnya. Kegiatan pendidikan yang baik dan ideal hendaknya mencakup ketiga bidang kegiatan tersebut.
Refrensi
Ananda Rusydi. 2018. Profesi Pendidikan Dan Tenaga Kependididkan. Medan : LPPPI.
Susanto Ahmad. 2018. Bimbingan Dan Konseling di Sekolah konsep, teori, dan aplikasinya. Jakarta : PrenadaMedia Grup.
Lisnawaty Rita. 2016. “Pengelolaan Bimbingan Konseling di Sekolah Menengah Pertama.” Dalam Jurnal Ilmiah Manajemen. Vol. 10. No. 1. Hlm. 64-71. Bengkulu.
https://garispenamenulis.blogspot.com/2024/09/pengertian-perbedaan-dan-persamaan.html
MEDIA PENDIDIKAN DAN PROSES BELAJAR MENGAJAR
Pentingnya Media Pembelajaran Dalam Proses Pembelajaran.
A. Pendahuluan.
Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan tehnologi kini semakin maju. banyak teknologi yang dapat memudahkan pekerjaan manusia. perkembangan teknologi yang kita nikmati saat ini adalah hasil perkembangan pemikiran manusia lewat pengetahuan. Lewat pengetahuanlah manusia mampu mengembangkan teknologi yang kita nikmati saat ini. Berbicara tentang perkembangan teknologi, tentunya teknologi mempengaruhi beberapa aspek dalam kehidupan. salah satu contohnya dalam dunia pendidikan. Pendidikan tentunya harus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang semakin maju dan berkembang. Menciptakan mutu dan kualitas pendidikan yang baik maka harus sejalan dengan perkembangan teknologi dengan menyesuaikan proses pembelajaran di dalam kelas. Proses pembelajaran di dalam kelas tentunya akan menarik jika menggunakan alat bantu berupa media pembelajaran yang digunakan oleh pendidik dalam hal ini guru. media adalah alat bantu untuk menyampaikan pesan kepada audiens atau peserta didik, pesan yang dimaksudkan adalah berupa materi pelajaran.
Materi pelajaran akan terasa menyenangkan jika menggunakan alat bantu berupa media pembelajaran. Media pembelajaran itu sendiri mempunyai manfaat dan tujuan sebagai sumber belajar interaktif kepada peserta didik. Sebagai contoh guru PPKn ingin menjelaskan bagaimana implementasi nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari, maka guru tidak harus mengajak siswa keluar ruangan kelas untuk melihat di luar ruangan bagaimana implementasi nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Maka guru hanya menyediakan media pembelajaran berupa video atau film yang menampilkan bagaimana implementasi nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari dengan didukung dengan proyektor untuk menampilkan video secara jelas. Guru dituntut untuk kreatif dalam menciptakan model pembelajaran dalam kelas dan menggunakan media pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran, agar proses pembelajaran tidak terasa membosankan bagi peserta didik. Namun beberapa masalah ditemukan terdapat beberapa sekolah yang tidak mempunyai sarana dan prasarana pendukung. Padahal, media sangat penting untuk perkembangan pendidikan dan dalam proses pembelajaran. Ini menunjukan betapa pentingnya media pembelajaran bagi pendidik dan bagi peserta didik. Tanpa Disadari, media sangat membantu aspek pendidikan, Media pembelajaran juga dapat membangkitkan motivasi belajar siswa dan tentu ini akan meningkatkan hasil dan prestasi siswa. Dalam pembahasan kali ini terdapat beberapa pembahasan diantaranya ; Media Pendidikan, Perkembangan Media Pendidikan, Proses Belajar Mengajar Sebagai Proses Komunikasi Dan Kegunaan Media Dalam Proses Belajar Mengajar
B. Pembahasan.
Proses belajar terjadi secara kompleks dimulai kita dari lahir sampai kita ke liang lahat. Tanda seseorang telah belajar ditandai dengan perubahan mulai dari pengetahuan (Kongnitif), keterampilan (Psikomotorik), nilai dan sikap (Afektif). Tidak semua dalam proses perubahan tingkah laku merupakan bagian Proses pembelajaran seagai contoh seseorang yang pendiam pergi ramai-ramai bersama teman-teman disuatu Bar, keluar dari Bar seseorang dan teman-temannya tertawa-tawa, dan berteriak-berteriak tidak jelas. nah, ini menunjukan bukan bagian dari proses pembelajaran.
B.1 Pengertian Media.
Pengertian Media secara Harfiah berasal dari kata Medium berarti perantara, atau pengantar Briggs (1970) berpendapat bahwa, media adalah segalaa alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar, diantaranya buku, film, kaset, film bingkai. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
B.2 Perkembangan Media Pendidikan.
Pada mulanya media dianggap sebagai alat bantu mengajar guru. Alat bantu yang digunakan saat itu yaitu media visual misalnya gambar, model, objek, dan alat-alat lainnya yang dapat memberikan pengalaman kongret, motivasi belajar dan mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Edger Dale mengadakan klasifikasi tingkat yang paling kongkret ke arah yang paling abstrak. Pada akhir tahun 1950, teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat bantu audio visual. Baru pada tahun 1960 sampai dengan 1965 siswa sebagai komponen yang penting dalam proses belajar mengajar. Pendidik adalah mengubah tingkah laku siswa. Sistem mulai menampakkan pengaruhnya dalam kegiatan pendidikan. Pada tahun 1965 Sistem mulai menempatkan pengaruhnya dalam kegiatan pendidikan dan kegiatan pembelajaran. Sudah layaknya media tidak lagi hanya kita pandang sebagai alat bantu belakanbg namun sebagai alat bantu, media dapat mewakili guru menyampaikan informasi secara lebih teliti.
C. Kesimpulan.
Bahwa media sangat berperan dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Media pembelajaran tentunya mempunyai banyak manfaat diantaranya meningkatkan motivasi belajar siswa dan perkembangan siswa. Tinggal bagaimana cara guru memanfaatkan media untuk membantu guru dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Pengembangan media pembelajaran sangat diperlukan oleh guru itu sendiri, ini akan berdampak pada perkembangan siswa itu sendiri.