Part 2 Cinta yang Abadi di Tengah Waktu yang Terbatas

23 February 2025 19:41:22 Dibaca : 22

Part 2

Keesokan Harinya.....

 

Mentari pagi menyinari seisi ruangan dengan lembut, membawa harapan baru dan semangat baru. Cahaya pagi itu menyapu wajah Arini yang terbaring di ranjang rumah sakit, membuatnya terbangun dari tidurnya. Di sampingnya, Bima tertidur pulas, wajahnya terlihat lelah namun damai.

Arini menatap Bima dengan penuh kasih sayang dan rasa bersalah. "Kamu terlalu lelah, Bima. Aku minta maaf jika merepotkanmu. Aku hanya ingin kau melupakan semua tentangku," ucap Arini dengan suara lirih, sembari menatap Bima yang masih tertidur.

Tak lama kemudian, Bima terbangun dengan menggosok-gosok matanya. "Eh, Rin, baru bangun ya? Maaf aku ketiduran," katanya sambil tersenyum manis, menyambut sang pujaan hati.

"Iya, kamu kelihatan capek banget. Nanti kamu istirahat aja dulu di rumah, kan ada ayah sama bunda, mereka sebentar lagi sampai," pinta Arini lembut.

"Nggak papa kok, aku nggak capek," balas Bima sambil mencoba meyakinkan Arini.

"Tidak, Bima. Kamu harus balik. Kalau kamu sakit nanti orang tua kamu yang repot, terus kalau kamu sakit aku gimana?" jelas Arini penuh makna.

"Iya, manis..." jawab Bima sambil tersenyum.

Akhirnya, senyum kembali terukir di wajah Arini. Selang beberapa menit, kedua orang tua Arini pun tiba di ruangan.

"Apa kabar anak ayah? Maaf lama ya," sapa ayah Arini sambil memeluk anaknya dengan penuh rindu, bersamaan dengan ibunya yang ikut memeluk.

"Eh, Bima, gimana Arini, nggak rewel kan?" tanya ibu Arini kepada Bima.

"Eh, tante, aman kok, tante," jawab Bima sambil tersenyum.

"Apaan sih, Mah, emangnya aku anak kecil," ujar Arini dengan muka cemberut.

"Heh, anak ayah jangan cemberut dong, malu sama Bima, hahaha," kata ayah yang membuat suasana ruangan kembali terhibur.

"Nggak kok, anak ayah tetap cantik," sambung ayah sambil tersenyum.

"Tante, aku pamit dulu ya, kasihan ibu sendiri di rumah. Ayah belum balik dari kota sebelah," kata Bima sambil bersalaman dengan ibu Arini.

"Oh iya, makasih ya, Bima, sudah menjaga Arini," kata ibu Arini dengan tulus.

"Sama-sama, tante, Om. Kalau begitu, saya pamit dulu ya. Rin, aku pamit," kata Bima sambil tersenyum kepada Arini, kemudian perlahan meninggalkan ruangan itu.

Dilema Cinta : Antara Kebahagiaan dan Kepedihan

21 February 2025 20:36:44 Dibaca : 30

Sulit bagiku untuk mendefinisikan apa itu cinta. Apakah cinta itu saling mengasihi? Apakah cinta itu sebuah rasa dalam hati? Ataukah cinta itu soal dua insan yang saling memberikan kasih sayang satu sama lain? Bagi setiap orang, makna cinta bisa berbeda, dan setiap pengalaman cinta bisa membawa nuansa yang unik.

 

Bagiku sendiri, cinta adalah sesuatu yang sangat sulit untuk didefinisikan, sulit untuk mencari jawaban yang tepat. Jika cinta menghadirkan kebahagiaan kepada mereka yang merasakannya, mengapa cinta juga bisa menjadi bumerang yang memberikan rasa pahit? Jika cinta saling memberikan kasih dan sayang kepada pemiliknya, mengapa cinta kadang membuat seseorang merasakan kebencian yang mendalam?

 

Bagi aku, cinta adalah sesuatu yang pasif. Kadang cinta timbul ke permukaan, terkadang tenggelam ke dasar. Cinta adalah sebuah rasa yang diekspresikan melalui kata-kata, tindakan, keinginan untuk memiliki, dan rasa ingin mengasihi. Namun, mengapa kadang kala seseorang enggan untuk mengungkapkannya atau bahkan enggan untuk memilikinya, meskipun ada cinta yang ingin diekspresikan?

 

Jawabanku adalah, mencintai bukan selalu soal memiliki atau mengungkapkan. Sama seperti filosofi yang sering kita dengar, jika kau jatuh cinta pada sebuah bunga, biarkanlah bunga itu tumbuh dan bermekar. Jika kau memetiknya, maka bunga itu akan mati dan kau tidak akan melihatnya bermekar kembali, memperlihatkan keindahannya. Mencintai dari kejauhan adalah cinta yang sangat berat, dan tidak semua orang mampu melakukannya.

 

Cinta juga seringkali penuh dengan dilema. Dalam satu sisi, cinta bisa membuatmu merasa seperti orang paling bahagia di dunia. Kehadirannya memberikan warna dan makna dalam hidupmu. Namun, di sisi lain, cinta juga bisa membawa kesedihan dan rasa sakit yang mendalam. Ketika cinta tidak terbalas atau harus dilepaskan, luka yang ditinggalkan sulit untuk sembuh.

 

Meskipun demikian, cinta tetap menjadi salah satu aspek paling mendasar dalam kehidupan manusia. Cinta mengajarkan kita tentang pengorbanan, pengertian, dan kesabaran. Cinta juga mengajarkan kita tentang keindahan dalam memberi dan menerima, tanpa mengharapkan imbalan. Meskipun sulit untuk didefinisikan, cinta adalah energi yang menggerakkan hati dan jiwa kita, membuat hidup ini menjadi lebih berarti.

Mengenal HAM (Hak Asasi Manusia)

21 February 2025 20:16:55 Dibaca : 23

         Manusia tentu merupakan mahluk sosial dan saling berinteraksi satu sama lain. dalam pemenuhan kebutuhan, manusia tentu sangat membutuhkan satu sama lain. Manusia saling berinteraksi satu dengan orang lain yang lalu kemudian membentuk kelompok kecil, dan kelompok kecil itu membentuk komunikas dan terbentuklah masyarakat yang terdiri dari individu—individu, kelompok, komunnitas dan masyarakat.

    Setiap manusia harus mampu memenuhi dan mewujudkan pemenuhan, maksudnya adalah, untuk bertahan hidup jelas manusia harus melakukan pemenuhan-pemenuhan untuk bertahan hidup. Dalam hal pemenuhan untuk hidup tersebut tidak boleh sampai melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusia orang lain. Maksudnya adalah setiap manusia mempunyai HAM, dan HAM itu harus kita hargai karna itu merupakan pemberian dari Tuhan.

      HAM bersifat Universsal yang sudah diberikan sejak lahir. Dan manusia memiliki kesamaaan derajat. Punya kesamaaan dan tidak ada yang di tinggikan. Dipertegaskan agi bahwa manusia sama. Dalam aspek kebenaran, manusia kadang kala mempunyai kebenaran tapi kadang kala punya sisi tidak adanya kebenaran.

     Kemutlakan kebenaran hanya ada pada Tuhan Yang Maha Esa. Konteks sama rata hanya berlaku kkepada manusia, dimana manussia memiliki derajat yang sama dan tidak ada yang leebih tinggi di bandingkan dengan Tuhan Yang Maha Esa. Maka muncul pertanyaan, Lantas jika sama apakah yang kaya dan yang punya kuasa itu derajatnya tinggi? maka jawabannya adalah itu status sosial dan bukan kederajatan. Kekayaan dan kekuasaan yang membagi si miskin, si kaya, si kuasa dan tidak punya kuasa merupakan staatus sosial dan staatsu jabatan.

        Oleh karena itu, Hak Asasi Manusia jelas terdiri dari dua Kata yaitu Hak Dan Asasi. Kata Hak memiliki arti kewenangan untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu. Sudah menjadi seyoginya bahwa manusia merupakan mahluk yang otonom boleh melakkukan sesuatu ataau tidak merupakan hak-nya. Sedangkan kata Asasi berasal dari kataa Asas, yang artinya adalah pondasi, alas, dan atau dasar.

 

 

Arini terbaring lemah di ranjang rumah sakit, ditemani oleh Bima, sang pujaan hati yang selalu setia di sisinya. Jarum jam menunjukkan pukul 00.05, dan keheningan malam terasa begitu kental di ruangan itu. Suara mesin medis yang monoton dan lampu redup menambah suasana pilu.

 

Arini membuka matanya perlahan, mengumpulkan kekuatan untuk memulai percakapan yang akan memecahkan kesunyian. Dengan suara lemah, dia berkata, "Bima, aku ingin bertanya kepadamu."

Bima menatap wajah Arini dengan serius, mengeratkan genggaman tangannya di tangan Arini. "Apa itu, Arini?" tanyanya lembut.

"Menurutmu, apakah cinta itu bisa abadi?" Arini berbicara dengan suara yang nyaris berbisik, namun tetap terdengar penuh harap.

         Bima menghela nafas panjang, memikirkan jawaban yang tepat. "Huuuft, tentu saja kenapa tidak?" ujar Bima meyakinkan, mencoba menenangkan hati Arini yang gelisah.

         Arini menatap mata Bima dengan tatapan penuh kesedihan. "Lantas bagaimana denganku yang tinggal menghitung hari? Akankah cinta kita akan abadi selamanya?" tanyanya dengan nada gemetar, air mata mulai mengalir di pipinya.

         Bima mengelus kepala Arini dengan lembut, mencoba memberikan kenyamanan yang dibutuhkan. "Heh... Ngomong apa sih kamu? Udah-udah, kan ada aku di sini," katanya sambil tersenyum lembut, meskipun hatinya sendiri terasa berat.

         Arini menggeleng pelan. "Jika cinta tidak bisa abadi, maka lekaslah engkau mencari penggantiku. Aku akan pergi untuk selamanya dan tak akan kembali lagi," ucapnya tegas sambil menangis kecil, memecah keheningan malam.

         Bima menatap Arini dengan mata berkaca-kaca. "Cinta akan tetap abadi bagi yang meyakininya, aku meyakininya bahwa cintaku kepadamu akan abadi untuk selamanya. Walaupun ada sosok yang menggantikanmu, sosok itu mungkin merupakan jelmaan darimu. Jika tidak, maka tidak dengan siapapun itu," jawab Bima dengan tegas, penuh keyakinan.

         Arini tersenyum lemah, merasa sedikit lega mendengar kata-kata Bima. Malam itu menjadi saksi bisu dari cinta yang begitu tulus dan abadi di tengah keterbatasan waktu. Meski Arini tahu bahwa harinya di dunia ini terbatas, dia merasa tenang karena cinta Bima akan selalu ada di hatinya.

 

apakah cerpen ini akan berlanjut...? 

Bagaimana menurut Kalian..? 

LAPORAN OBSERVASI PLP 1 DI SMP NEGERI 3 KOTA GORONTALO

19 February 2025 11:15:04 Dibaca : 23

Pengenalan Lingkungan Persekolahan (PLP) tahap 1 adalah tahapan penting dalam pendidikan guru untuk memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa dalam lingkungan sekolah. PPL 1 merupakan salah satu tahap awal dari serangkaian kegiatan PPL yang bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan kompetensi yang diperlukan sebelum mereka terjun ke PPL 2 dan melaksanakan tugas mengajar secara mandiri.

 

Tujuan PLP 1 adalah diajak untuk mengenal lebih dekat dengan lingkungan sekolah, termasuk struktur organisasi, budaya sekolah dan interaksi antar warga sekolah. Kami dari kelompok 1 satu PLP 1 dengan jumlah anggota 7 orang atas nama Ausiyudiansyah Paputungan, Arismawati Puputo, Rahmawati Yusuf, Safrin Lamusrin, Desri Natalia Tomayahu, dan Miranda Nihe. Dalam kelompok ini di ketuai oleh Safrin Lamusrin dengan Dosen Pembimping Lapangan Prof. Dr. Zualecha Ngiu, S.Pd., M.Pd. 

 

Kegiatan yang kami lakukan berupa observasi, kegiatan tersebut dilaksanakan pada Hari rabu 12 Februari 2025 berlokasi di SMP Negeri 3 Kota Gorontalo. Adapun observasi yang akan kami amati adalah proses pembelajaran di kelas, interaksi antar guru dan siswa, serta kegiatan-kegiatan lain di sekolah.

 

Kami mengucapkan kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Kota Gorontalo, Hj. Salma Lasangka, S.Pd yang telah menerima kami dan membantu kami dalam melakukan observasi di sekolah itu, dan menyambut kami dengan tangan terbuka. Kami juga mengucapkan kepada Dosen Pembimbing Lapangan kami, yang telah membimbing kami.