Bilal bin Rabah

16 September 2013 13:48:52 Dibaca : 1041 Kategori : Individu Muslim

Bilal bin Rabah adalah seorang budak berkulit hitam dari Habsyah (sekarang Ethiopia) yang masuk Islam ketika masih diperbudak. Setelah majikannya mengetahui bahwa Bilal masuk Islam, maka Bilal disiksa terus menerus setiap harinya guna mengembalikannya agar tidak memeluk Islam. Setiap kali mereka berkata “Berimanlah pada Lata dan Uzza (nama berhala)”, Bilal mengatakan “Lidahku tidak bisa mengucapkannya.” Lalu Bilal malah mengucapkan “Ahad, ahad (Allah itu satu, Allah itu satu).”

Rasulullah S.A.W. merasa iba melihat semua penyiksaan yang diderita Bilal. Pada suatu hari dia pergi mengunjungi para sahabat R.A. “Apakah tidak ada orang yang dapat membeli Bilal dan membebaskannya?” Abu Bakar R.A. menyanggupinya. Dia pergi kepada Umayyah bin Khalf, dan berkata “Juallah Bilal kepadaku.”

Umayyah bin Khalf berkata “Aku akan menjualnya kepadamu, karena kau adalah orang yang pertama kali mempengaruhinya.”

Abu Bakar berkata “Kau ingin menjualnya dengan harga berapa?”

Dia berkata “Aku akan menjualnya seharga 10 koin emas.”

Kemudian Abu Bakar R.A. pulang ke rumah, dan dia kembali dengan membawa 10 koin emas, dan koin itu diberikan kepada Umayyah. Tiba-tiba Umayyah tertawa terbahak-bahak.

Abu Bakar R.A. berkata “Wahai Umayyah, kenapa kau tertawa?”

Umayyah berkata “Wahai Abu Bakar, aku bersumpah Demi Allah, jika kau menawar harganya dan menawarkanku 1 koin emas untuk Bilal, maka aku akan menjualnya untuk 1 koin emas.”

Abu Bakar R.A. menatap Umayyah dan berkata “Wahai Umayyah, aku bersumpah Demi Allah, jika kau menawarku, dan kau meminta 100 koin emas untuk Bilal, maka aku akan memberikanmu 100 koin emas."

Abu Bakar membelinya, dan dia membebaskannya. Dan apa yang dikatakan Abu Bakar tentang Bilal? Abu Bakar berkata “Bilal sayyiduna (Bilal adalah tuanku)”, meskipun Abu Bakar adalah salah seorang sahabat Rasulullah S.A.W. dan juga seorang Khulafaurrasyidin, namun dia sangat menghormati Bilal.

Umar ibn Khatab berkata “Abu Bakar sayyiduna wa ‘ataka sayyidana. (Abu Bakar adalah tuan kita dan dia telah membebaskan tuan kita)!

Kemudian datanglah perang Badar. Umayyah bin Khalf sama sekali tidak ingin berpartisipasi dalam perang ini. Dan salah seorang musyrikin lainnya, Uqbah bin Mu’ith, menghampiri Umayyah dan melemparnya dengan sepotong batu bara. Dia berkata “Pulanglah ke rumah dan memasaklah seperti wanita karena kau tidak akan pergi ke medan perang!”

Kemudian Umayyah berkata “Semoga Allah merusak wajahmu!” Sekarang Umayyah dipaksa pergi ke medan perang.

Dan di setiap perang, umat muslim punya slogan. Slogannya dalam perang ini adalah Ahad! Ahad! (Satu Allah! Satu Allah!) Hal ini mengejutkan Umayyah! Dan setelah perang, Umayyah ditawan dan Bilal R.A. melihatnya. Bilal berkata “Oh Umayyah adalah akarnya kekufuran. Aku tidak akan tinggal disini, jika dia tinggal. Entah apakah dia yang pergi atau aku saja yang pergi.” Dan Bilal melangkah dan mendorong Abdurrahman ibn Auf, kemudian dia menusuk Umayyah dan membunuhnya.

Dan ketika dia membunuhnya, apa yang dia ucapkan? “Ahad! Ahad! (Satu Allah! Satu Allah!)”

Ketika Rasulullah S.A.W. sedang sakit menjelang akhir hayatnya. Riwayat mengatakan bahwa Bilal R.A. sering melakukan adzan, kemudian dia memanggil Rasulullah. Dan Rasulullah belum keluar. Dan kemudian dia menghampiri dan ternyata Rasulullah S.A.W. terkadang sadar dan pingsan.

Bilal berkata “Benar-benar suatu duka. Aku harap ibuku tidak pernah melahirkanku sehingga aku tidak perlu melihat hari ini, atau aku lebih baik mati sebelum hari ini tiba.”

Kemudian Bilal melakukan adzan dan dia menjadi tak sadarkan diri. Dan ketika Rasulullah S.A.W. meninggal dunia, riwayatnya menyebutkan bahwa jenazah Rasulullah S.A.W. masih belum dikuburkan, dan Bilal mengumandangkan adzan. Ketika dia sampai pada “Ashyadu Anna Muhammadar Rasulullah”, biasanya ketika dia sampai pada kalimat ini, Rasulullah S.A.W. keluar dari rumahnya menuju ke masjid. Tapi sekarang ketika dia menoleh, tidak ada lagi Rasulullah S.A.W. Riwayat mengatakan bahwa Bilal mulai tersedak, dan dia mulai menangis, orang-orang di sekitarnya pun mulai menangis.

Dan selama 3 hari berikutnya, Bilal R.A. mencoba untuk mengumandangkan adzan, setiap kali dia sampai pada “Ashyadu Anna Muhammadar Rasulullah”, dia mulai tersedak. Kemudian dia pergi kepada Abu Bakar karena dia tidak bisa berada di Madinah tanpa Rasulullah S.A.W. Dia berkata “Wahai Abu Bakar, izinkan aku untuk pergi karena aku mendengar Rasulullah S.A.W. menyebutkan keutamaan berjihad, aku ingin berjihad.” Dan Abu Bakar berkata “Janganlah Oh Bilal, kau tetaplah bersamaku. Aku membutuhkanmu.” Bilal R.A. berkata “Wahai Abu Bakar, jika kau membebaskanku untuk dirimu sendiri, maka aku akan tetap disini. Tapi jika kau membebaskanku semata-mata karena Allah, maka biarkan aku pergi.” Dan Abu Bakar R.A. mengizinkannya untuk pergi, sehingga Bilal pergi berjihad.

Dan pada suatu malam, ketika Bilal R.A. sedang tertidur, dia bermimpi melihat Rasulullah S.A.W. Dan Rasulullah S.A.W. bersabda “Wahai Bilal, kenapa kau tidak pernah mengunjungi kami?” Dan dia terbangun, kemudian pergi menuju Madinah dengan terburu-buru. Ketika sampai di Madinah, dia berbaring di makam Rasulullah S.A.W., mengingat masa lalunya bersama Rasulullah.

Kemudian Hassan dan Hussain (cucu Rasulullah S.A.W.) datang. Mereka berkata “Wahai Bilal, beradzanlah.” Bilal R.A. bangun dan dia mengumandangkan adzan .Dan riwayatnya menyebutkan bahwa Madinah bergejolak. Kota ini bergejolak, karena Bilal membawa kembali kenangan pada waktu Rasulullah S.A.W. masih hidup. Diriwayatkan bahwa pria dan wanita keluar dari rumah mereka, merobek baju mereka, dan menjambak rambut mereka sendiri karena semua ini mengingatkan mereka pada waktu Rasulullah S.A.W. masih hidup.

Kemudian Bilal mencoba untuk tetap tinggal di Madinah, tapi ini terasa berat baginya, karena kemanapun dia melihat, semua ini mengingatkannya kepada Rasulullah S.A.W. Jadi dia pergi.

Kemudian datanglah waktu penaklukkan Masjidil Aqsa. Dan penjaga Al-Aqsa mengatakan “Aku hanya akan memberikan kuncinya kepada Umar ibn Khatab.” Dan Umar R.A. bepergian dari Madinah ke Masjidil Aqsa, sementara semua sahabat ada di sana, di antaranya Khalid ibn Walid, Muadz ibn Jabal, dan yang lainnya.

Kemudian mereka menghampiri Umar dan berkata “Wahai Umar, mintalah Bilal untuk mengumandangkan adzan.” Dan Umar meminta Bilal untuk mengumandangkan adzan. Dan riwayat menyebutkan bahwa ketika Bilal sampai kepada “Ashyadu Anna Muhammadar Rasulullah”, jenggot para sahabat ketika mereka masuk Islam berwarna hitam, namun sekarang berubah menjadi kelabu, karena jenggot mereka dibanjiri air mata. Tidak ada satu pun jenggot seorang sahabat yang tidak dibanjiri air mata, mereka sampai meminta nasihat kepada Umar ibn Khatab, karena hal ini

mengingatkan mereka ketika masih menemani Rasulullah S.A.W.

Dan inilah keutamaan yang menakjubkan dari Bilal, karena dia mengumandangkan adzan, di tanah Haram di Mekkah, di masjid Rasulullah S.A.W., dan juga Masjidil Aqsa, di ketiga tempat suci ini.

Kemudian ketika Bilal R.A. menjelang saat-saat kematiannya... Riwayat menyebutkan bahwa dia meninggal di Damaskus, dan istrinya berkata “Benar-benar suatu duka.” Dan Bilal berkata “Tidak. Katakanlah: Benar-benar kebahagiaan, karena besok aku akan menemui Rasulullah S.A.W. dan para sahabat.”

Dapatkah kalian bayangkan, seberapa besar imannya? Wallahi, kau sedang sekarat, dan kau merasa senang karena dengan meninggalkan dunia, maka kau akan bertemu dengan Rasulullah. Karena Rasulullah S.A.W. bersabda “Dunia ini adalah penjara bagi orang-orang yang beriman, dan surga bagi orang-orang kafir.”

Para ulama menulis “Kenapa dunia menjadi penjara bagi orang-orang beriman? Karena dunia menahan mereka dari bertemu Allah dan Rasul-Nya. Dunia adalah penjara karena menghentikanmu dari bertemu Allah dan rasul-Nya. Dan surga bagi orang-orang kafir karena hanya inilah yang mereka miliki