ARSIP BULANAN : October 2015

Inilah Kerugian Akibat Kebakaran Hutan Di Gorontalo Utara

31 October 2015 11:27:30 Dibaca : 1793

DEGORONTALO – Hujan sudah mengguyur Gorontalo sejak beberapa hari lalu. Titik-titik api akibat kebakaran hutan dan lahan di Kecamatan Sumalata Timur, Kabupaten Gorontalo Utara, juga dipastikan telah padam.

Namun kebakaran yang terjadi sejak tanggal 17 Oktober 2015 ini menyebabkan kerugian yang tidak sedikit. Menurut Risan Demanto, Koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Gorontalo Utara, jumlah pemilik lahan yang mengalami korban sebanyak 36 orang di Desa Motihelumo.

“Untuk jenis pohon yang terbakar itu, pohon cengkeh 2.502, Pala 16 pohon, tanaman kakao 400 pohon dengan luas lahan yang terbakar 60 hektar,” kata Risan Demanto melalui pesan seluler kepada degorontalo, Selasa (28/10/2015).

Sedangkan untuk Desa Dulukapa, kata dia, korban pemilik lahan yang terbakar adalah 37 orang. Untuk jenis pohon yang mengalami kerugian, yaitu cengkeh 2.593 pohon, kakao 50 pohon, durian 17 pohon, kemiri 250 pohon, jati 5.000 pohon.

“Luas areal yang terbakar sekitar 54 hektar,” ujarnya.

Sementara itu, untuk Desa Deme I, Risan menyebutkan ada 4 orang pemilik lahan yang mengalami korban, dengan jenis pohonnya adalah; 1.529 pohon cengkeh, 250 pohon pala. Kemudian luas areal yang terbakar sebanyak 17 hektar.

“Selain itu, total luas lahan dan hutan yang terbakar di wilayah ini diperkirakan mencapai 15 ribu hektar,” kata Risan.

Sebelumnya, pada tanggal 19 Oktober 2015, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Bandara Djalaludin Gorontalo menyebutkan ada 22 titik api yang terdeteksi di wilayah Gorontalo. Menurut Fathuri, prakirawan BMKG, pihaknya mendeteksi wilayah yang terbanyak titik apinya ada di Kabupaten Gorontalo Utara.

“Berdasarkan citra satelit, ada 15 titik api di Kabupaten Gorontalo Utara, yang tersebar di Kecamatan Sumalata, Kwandang, dan kecamatan Gentuma Raya,” ungkapnya.

Selain di Gorontalo, api juga membakar hutan yang ada di Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Kecamatan Taluditi dan Buntuila di Kabupaten Pohuwato, Kecamatan Asparaga di Kabupaten Gorontalo, serta di Kecamatan Mananggu di Kabupaten Boalemo. Karena pembakaran hutan ini, asap bisa terlihat jelas dan menutupi gunung-gunung yang mengelilingi Kota Gorontalo.

CHRISTOPEL PAINO

UNG Janji Bantu Upik, Mahasiswa Peretas Sistem PT. Telkomsel

20 October 2015 09:17:15 Dibaca : 681

DEGORONTALO – Pihak rektorat Universitas Negeri Gorontalo (UNG) menyatakan bakal menyediakan bantuan hukum kepada Abdul Rahman Saleh alias Upik, mahasiswa jurusan teknik informatika pada Fakultas Teknik di kampus itu.

Lembaga Bantuan Hukum (LBH) milik UNG, akan menelaah kasus yang masih sumir perihal Upik,dan belum terang benderang itu.

“ Setelah ada telaah hukumnya baru UNG akan mengambil langkah hukum,” ujar wakil rektor II, Eduart Wolok .

Eduart menambahkan dirinya juga sudah menemui kedua orang tua Upik. Pihak Universitas akan memfasilitasi kedua orang tua Upik untuk segera berangkat ke Jakarta, menemui anaknya.

“Setelah semuanya fix,mungkin Senin atau Selasa tim dari UNG akan bertolak ke Jakarta,” timpalnya. menurutnya pihak kampus memang baru mengetahui kasus yang menimpa mahasiswa mereka itu.

Killer USB, Flash Disk Paling Mematikan di Dunia

20 October 2015 07:29:36 Dibaca : 2042

dakwatuna.com – Jakarta. Bagi pengguna flash disk, hilangnya data ataupun komputer error karena terkena virus memang hal yang kerap dialami. Penyebabnya karena sering kali flash disk kita terkena virus karena tidak di jaga dengan baik.
Biasanya falsh disk kita akan kembali normal setelah dilakukan scan dengan menggunakan anti virus yang tepat. Namun, hal tersebut ternyata tidak berlaku bagi flash disk yang disebut dengan ‘killer USB’.

Ya, alat ini disebut sebagai flash disk pembunuh karena memiliki kemampuan untuk ‘membakar’ komponen internal yang ada di dalam komputer atau laptop. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Seorang peneliti telah membuat flash disk yang kebal terhadap anti virus apapun. Parahnya, flash disk ini akan memberikan 220 volt lonjakan listrik negatif jika Anda menancapkan portnya pada komputer. Komputer otomatis langsung mati dan tidak bisa dinyalakan kembali.
Yang menakutkan adalah flash disk pembunuh ini bentuknya sama seperti flash disk pada umumnya. Jadi, komputer siapapun bisa dengan mudah mengalami kerusakan parah tanpa ada tanda-tanda terlebih dahulu, seperti dilansir merdekacom.
Flash disk pembunuh ini akan menarik daya dari port USB menggunakan konverter DC ke DC hingga mencapai negatif 100 volt, setelah itu diarahkan ke komputer sampai komputer tak berkutik lagi.
Dikutip dari indoberita.co, walaupun flashdisk pembunuh itu telah merusak komputer namun bagian hardisk dan prosesor masih memungkinkan untuk digunakan kembali.
Berhati-hati lah, bisa saja flashdisk USB jenis mematikan ini justru diproduksi di pasaran, mengelabui konsumen dengan bentuk yang sangat mirip dengan flashdisk pada umumnya. (sbb/dakwatuna)
Redaktur: Saiful Bahri

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2015/10/19/

GARAM TIDAK BOLEH DI MASAK

18 October 2015 11:02:08 Dibaca : 764

GARAM TIDAK BOLEH DI MASAK!

Share untuk para wanita yang biasa masak di dapur (Bila Anda pria tolong diteruskan ke wanita sekitar Anda).

Kebanyakan cara kita menggunakan garam ketika memasak yaitu memasukkan garam ke dalam masakan ketika masakan sedang MENDIDIH/PANAS.
Hal tersebut akan menyebabkan garam menjadi RACUN/TOKSIN.
Jika garam dimasak dengan cara di atas, garam akan menyebabkannya BERACID dan lambat laun akan MEMBAHAYAKAN kesehatan serta mengundang berbagai penyakit, selain itu kandungan YODIUM pada garam akan hilang.

CARA YANG BENAR PENGGUNAAN GARAM :
Masaklah makanan yang ingin dimasak hingga selesai.
Contohnya: Sayur
Masukkan garam dalam masakan APABILA airnya sudah berangsur hangat.

- Masak makanan tanpa garam!
- Selagi makan, sediakan semangkuk garam dan taburkan di atas makanan yang ingin dimakan sesuai selera masing2.

GARAM ADALAH MINERAL
Berbagai penyakit yang disinyalir timbul akibat garam seperti gejala jantung dan tekanan darah tinggi ADALAH akibat dari menggunakan garam yang SALAH.
Garam adalah MINERAL yang dibutuhkan tubuh.
Jika digunakan dengan BENAR garam banyak manfaatnya,
antara lain adalah:
Mengobati LEBIH dari 70 penyakit
Tidak mengalami mati secara mendadak.

JANGAN TERLALU BANYAK MAKAN GARAM!!!

Walau banyak manfaatnya dan sekaligus menjadi obat,
jika dikonsumsi secara berlebihan garam akan menjadi tidak baik. Buktikan yang berikut ini:

1. Ambil air segelas.
Kemudian tetesi dengan darah segar (manusia) maka air akan jadi merah karena darah tercampur rata tanpa diaduk.
Kesimpulan air putih baik untuk tubuh/darah kita.

2. Gelas diisi air garam,
Ditetesi darah segar, diaduk, tetap tidak tercampur dengan rata/baik, terlihat darah menggumpal kecil-kecil dan kental.
Kesimpulan, terlalu banyak garam, darah jadi kental dan menyebabkan penyumbatan pada pembuuh darah.
Jantung harus bekerja lebih keras memompanya dan engakibatkan darah tinggi dan bias stroke dan banyak penyakit lainnya.

3. Gelas diisi alcohol,
Ditetesi darah. Langsung bercampur, tapi lama2 darah berubah warna jadi coklat. Berarti darahnya rusak.
Kesimpulan: banyak alkoholis meninggal karena minum terlalu banyak alcohol, apalagi dioplos biar murah.

Info ini tolong disebarkan ke banyak wanita sebagai kepedulian kita terhadap sesama, baik ibu, istri, anak putri kita, maupun teman wanita yang sering memasak di dapur.
Bagikan agar ini menjadi perhatian mereka ketika menggunakan garam saat memasak.

Semoga bermanfaat


Sumber

Ortu Mahasiswa UNG Peretas PT Telkom Jual Segalanya Demi Ini

17 October 2015 21:05:32 Dibaca : 1155

DEGORONTALO – Anita Badu, 44, tak henti-hentinya tersedu. “Seandainya boleh, saya mau tukar tempat dengan Upik, biar saya saja yang menjalani hukuman penjara itu,” katanya kepada DeGorontalo, Kamis sore ( 15/10) yang lalu.

Upik atau Abdul Rahman Saleh ,22, adalah anak lelaki pertamanya. Mahasiswa angkatan 2011 pada jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo (UNG) itu kini mendekam di LP Cipinang Jakarta.

Sebelumnya pada 3 Maret 2015 lalu, Upik dijemput paksa oleh sejumlah aparat dari Polda Metro Jaya di kost-kostannya, di bilangan Panjaitan,tak jauh dari kampus UNG, Kota Gorontalo. Dia dituduh telah meretas sistem keamanan milik PT. Telkomsel, mengakibatkan kerugian senilai 72 juta rupiah.

Mendengar kabar itu keesokan harinya, Anita bersama Parman Saleh, 44, segera bertolak dari kampung halaman mereka di Desa Popodu,
Bolaang Mongoondow Selatan, Sulawesi Utara ke Gorontalo.

Tapi setibanya di Mapolres Kota Gorontalo, mereka tidak diijinkan bertemu dengan Upik “ Salah seorang anggota polisi bilang, kami tidak
diperkenankan bertemu, karena status Upik merupakan tahanan Polda Metro Jaya,” kata Anita menirukan perkataan petugas kala itu.

Dalam bingung bercampur takut, keduanya kemudian ditawari bantuan hukum oleh salah satu kenalan tetangganya di kampung halaman. Singkat
cerita, mereka diberi nomor kontak seorang pengacara bernama Sugi di Jakarta.

Menurut Anita dan Parman, Sugi inilah yang mendampingi anaknya selama menjalani masa persidangan di Jakarta. Upik lantas divonis 2 tahun
penjara dan 3 bulan subsider atau denda Rp.50juta. Anehnya, hingga kini tidak diketahui Upik dijerat dengan Undang-undang apa. Surat
vonis pengadilan pun, hingga kini belum mereka terima.

Dengan hanya menjalin komunikasi melalui telepon seluler, Sugi meminta sejumlah uang sepasang suami istri itu, untuk mengupayakan
pemindahan Upik dari LP Cipinang ke Lapas Gorontalo. Ini memang permintaan kedua orang tua Upik agar bisa lebih dekat mengunjungi
anaknya.

“Kami tidak pernah bertemu langsung dengan pak Sugi itu, seorang kenalan di Pontianak yang menghubungkan kami,” kata Parman.

Hingga kini, sedikitnya sudah 70 juta rupiah yang disetorkan orang tua Upik kepada pengacara itu.

Biaya sebesar itu didapatkan Parman yang hanya seorang petani dengan menjual kebun cengkehnya, menjual sepetak lahan, ditambah berhutang di
bank.

Kini untuk menyambung hidup, Parman bekerja serabutan, jadi ojek motor hingga kuli bangunan dijalaninya.

“Apapun akan saya lakukan agar anak saya bisa pindah, menjalani hukuman Gorontalo, kasihan anak saya sebatang kara di sana,” kata Parman dengan mata berkaca-kaca.