KATEGORI : Individu Muslim

HARUSKAH MEMBERI PEMINTA-MINTA ?

15 April 2013 13:58:58 Dibaca : 2135

Di Sebuah Pengajian salah seorang Santri bertanya kepada gurunya :

" Guru, mengapa kita perlu bersedekah ? Haruskah kita memberi kepada peminta-minta yg sering mendatangi rumah kita ? Padahal kita tdk yakin apakah mereka itu layak atau tidak diberi sedekah ?..."

Sang Kyai yg bijak tsb sambil tersenyum menjawab....

"Kalau kita ingin mengirim sesuatu ke tempat yg jauh lewat ekspedisi, kira-2 perlu biaya yg mahal nggak ya ? "

"Oh Iya pasti Guru ...biayanya pasti mahal karena alamat yg dituju sangat jauh" jawab salah seorang santri.

" Oke, nah sekarang Guru tanya, jika ternyata ada orang yg datang ke rumah kita dan dia bersedia mengantarkan paket kita ke tempat yg jauh tsb , dan sama sekali tdk dipungut biaya alias Gratis, ada yang mau nggak " tanya Pak Kyai tsb kemudian.

" Ya tentu kita semua mau Guru" jawab beberapa santri hampir berbarengan.

" Nah, begitulah seharusnya... Paket itu bisa kita umpamakan dgn sedekah kita .....Kita semua disini meyakini utk hidup selamat nantinya dikehidupan abadi kelak setelah kita mati,... maka kita perlu banyak membawa bekal ke akhirat termasuk sedekah kita.......Ada yang tahu diantara santri2 ku sekarang ini, persisnya di mana akhirat itu ? Jauh apa dekat ya ?" Tanya sang Guru lagi.

Semua Santri terdiam...karena memang tdk ada yg tahu jawabannya...

"Nah.....peminta-minta tsb bisa kita samakan dgn orang yg datang ke rumah kita... dan dia mau mengantarkan paket atau sedekah kita ke akhirat yang kita sendiri tidak tahu berapa jauh dan dimana akhirat itu,... secara gratis lagi tanpa dipungut biaya seperserpun ..., dan hanya peminta2 itulah yang tahu persis alamatnya....bahkan dia menjamin paket tsb pasti sampai....Masih ada yg tidak mau menitipin paketnya ?" Jelas Pak Kyai tsb sambil tersenyum kepada murid2 nya....

Para Santri terlihat mulai mengangguk2 anggukan kepalanya tanda mulai menyimak dan mengerti maksud kiasan yg disampaikan oleh Guru mereka....

" Masalah apakah peminta-minta tsb layak atau tidak diberi sedekah, janganlah kita jadikan alasan utk tidak memberi...." Lanjut Pak Kyai.

" Tidak ada orang yg mau menghinakan diri utk meminta2 kalau memang ada pilihan yang lebih baik....yang jelas kita berniat utk bersedekah...biarlah Allah yg menilai keikhlasan dari Sedekah kita....bukankah perbuatan baik atau tdk seseorang tsb dinilai dari niatnya ?" Kata Pak Kyai tsb memperjelas ceramahnya.

Seorang Ulama Besar, Syaikh Abdul Qadir Jailani pernah berkata :

" Jangan menolak dan mengusir peminta-minta, sementara engkau sanggup memberikan sesuatu baik sedikit ataupun banyak"

" Sukailah kebiasaan memberi kepada orang lain, karena ALLAH sangat senang 'memberi'. dan bersyukurlah, karena ALLAH telah menjadikanmu mampu untuk memberi "

" Celakalah jika engkau menolak peminta-minta, sementara peminta-minta itu adalah hadiah dari ALLAH dan engkau mampu untuk memberinya "

Setelah mendengar wejangan sang Guru secara panjang lebar, Kini semua santri mulai paham betapa pentingnya bersedekah, dan mereka sangat senang dan bangga memiliki guru sebijak Pak Kyai mereka yg selalu bisa menjelaskan setiap pertanyaan yg diajukan secara sederhana dan contoh yang jelas...shg sangat mudah di pahami dan diamalkan.

Hidup Bocah Polos Zhang Da Menginspirasi Banyak Orang

21 March 2013 09:39:41 Dibaca : 1985

KISAH NYATA : Hidup Bocah Polos Zhang Da Menginspirasi Banyak Orang

Zhang Da harus menanggung beban hidup yang berat ketika usianya masih sangat belia. Tahun 2001, ketika usianya menjelang 10 tahun, Zhang Da harus menerima kenyataan ibunya lari dari rumah. Sang ibu kabur karena tak tahan dengan kemiskinan yang mendera keluarganya. Yang lebih tragis, si ibu pergi karena merasa tak sanggup lagi mengurus suaminya yang lumpuh, tak berdaya, dan tanpa harta. Dan ia tak mau menafkahi keluarganya.

Maka Zhang Da yang tinggal berdua dengan ayahnya yang lumpuh, harus mengambil-alih semua pekerjaan keluarga. Ia harus mengurus ayahnya, mencari nafkah, mencari makanan, memasaknya, memandikan sang ayah, mencuci pakaian, mengobatinya, dan sebagainya.

Yang patut dihargai, ia tak mau putus sekolah. Setelah mengurus ayahnya, ia pergi ke sekolah berjalan kaki melewati hutan kecil dengan mengikuti jalan menuju tempatnya mencari ilmu. Selama dalam perjalanan, ia memakan apa saja yang bisa mengenyangkan perutnya, mulai dari memakan rumput, dedaunan, dan jamur-jamur untuk berhemat. Tak semua bisa jadi bahan makanannya, ia menyeleksinya berdasarkan pengalaman. Ketika satu tumbuhan merasa tak cocok dengan lidahnya, ia tinggalkan dan beralih ke tanaman berikut. Sangat beruntung karena ia tak memakan dedaunan atau jamur yang beracun.

Usai sekolah, agar dirinya bisa membeli makanan dan obat untuk sang ayah, Zhang Da bekerja sebagai tukang batu. Ia membawa keranjang di punggung dan pergi menjadi pemecah batu. Upahnya ia gunakan untuk membeli aneka kebutuhan seperti obat-obatan untuk ayahnya, bahan makanan untuk berdua, dan sejumlah buku untuk ia pejalari.

Zhang Da ternyata cerdas. Ia tahu ayahnya tak hanya membutuhkan obat yang harus diminum, tetapi diperlukan obat yang harus disuntikkan. Karena tak mampu membawa sang ayah ke dokter atau ke klinik terdekat, Zhang Da justru mempelajari bagaimana cara menyuntik. Ia beli bukunya untuk ia pelajari caranya. Setelah bisa ia membeli jarum suntik dan obatnya lalu menyuntikkannya secara rutin pada sang ayah.

Kegiatan merawat ayahnya terus dijalaninya hingga sampai lima tahun. Rupanya kegigihan Zhang Da yang tinggal di Nanjing, Provinsi Zhejiang, menarik pemerintahan setempat. Pada Januari 2006 pemerintah China menyelenggarakan penghargaan nasional pada tokoh-tokoh inspiratif nasional. Dari 10 nama pemenang, satu di antaranya terselip nama Zhang Da. Ternyata ia menjadi pemenang termuda.

Acara pengukuhan dilakukan melalui siaran langsung televisi secara nasional. Zhang Da si pemenang diminta tampil ke depan panggung. Seorang pemandu acara menanyakan kenapa ia mau berkorban seperti itu padahal dirinya masih anak-anak. "Hidup harus terus berjalan. Tidak boleh menyerah, tidak boleh melakukan kejahatan. Harus menjalani hidup dengan penuh tanggung jawab," katanya.

Setelah itu suara gemuruh penonton memberinya applaus. Pembawa acara menanyainya lagi. "Zhang Da, sebut saja apa yang kamu mau, sekolah di mana, dan apa yang kamu inginkan. Berapa uang yang kamu butuhkan sampai kamu selesai kuliah dan mau kuliah di mana. Pokoknya apa yang kamu idam-idamkan sebutkan saja. Di sini ada banyak pejabat, pengusaha, dan orang terkenal yang hadir. Saat ini juga ada ratusan juta orang yang sedang melihat kamu melalui layar televisi, mereka bisa membantumu!" papar pembawa acara.

Zhang Da terdiam. Keheningan pun menunggu ucapannya. Pembawa acara harus mengingatkannya lagi. "Sebut saja!" katanya menegaskan.

Zhang Da yang saat itu sudah berusaha 15 tahun pun mulai membuka mulutnya dengan bergetar. Semua hadirin di ruangan itu, dan juga jutaan orang yang menyaksikannya langsung melalui televisi, terdiam menunggu apa keinginan Zhang Da. "Saya mau mama kembali. Mama kembalilah ke rumah, aku bisa membantu papa, aku bisa cari makan sendiri. Mama kembalilah!" kata Zhang Da yang disambut tetesan air mata haru para penonton.

Zhang Da tak meminta hadiah uang atau materi atas ketulusannya berbakti kepada orangtuanya. Padahal saat itu semua yang hadir bisa membantu mewujudkannya. Di mata Zhang Da, mungkin materi bisa dicari sesuai dengan kebutuhannya, tetapi seorang ibu dan kasih sayangnya, itu tak ternilai.

Pelajaran moral yang tampak sederhana, tetapi amat bermakna.
Semoga kita lebih semangat dan juga semakin sayang kepada orang tua kita yang sudah menyayangi dan merawat kita sampai saat ini dan kita beruntung tak harus berjuang sendirian seperti Zhang Da...
Subhanallah, Alhamdulillah

 

 https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10151379713426705&set=a.10150226628006705.317036.116611831704&type=1

Pemuda Arab

23 February 2013 14:42:05 Dibaca : 2846

Ini kisah nyata seorang pemuda Arab yang menimba ilmu di Amerika rabu, 22 Februari 2006 silam.

Ada seorang pemuda arab yang baru saja menyelesaikan bangku kuliahnya di Amerika. Pemuda ini adalah salah seorang yang diberi nikmat oleh Allah berupa pendidikan agama Islam, bahkan ia mampu mendalaminya. Selain belajar, ia juga seorang juru dakwah Islam. Ketika berada di Amerika, ia berkenalan dengan salah seorang nasrani. Hubungan mereka semakin akrab, dengan harapan semoga Allah SWT memberinya hidayah masuk Islam.

Pada suatu hari, mereka berdua berjalan-jalan di sebuah perkampungan di Amerika dan melintas di dekat sebuah gereja yang terdapat di kampung tersebut. Temannya itu meminta agar ia turut masuk ke dalam gereja. Semula ia berkeberatan, namun karena ia terus mendesak, akhirnya pemuda itu pun memenuhi permintaannya lalu ikut masuk ke dalam gereja dan duduk di salah satu bangku dengan hening, sebagaimana kebiasaan mereka.

Ketika pendeta masuk, mereka serentak berdiri untuk memberikan penghormatan, lantas kembali duduk. Di saat itu, si pendeta agak terbelalak ketika melihat kepada para hadirin dan berkata, "Di tengah kita ada seorang muslim. Aku harap ia keluar dari sini." Pemuda arab itu tidak bergeming dari tempatnya. Pendeta tersebut mengucapkan perkataan itu berkali-kali, namun ia tetap tidak bergeming dari tempatnya.

Hingga akhirnya pendeta itu berkata, "Aku minta ia keluar dari sini dan aku menjamin keselamatannya." Barulah pemuda ini beranjak keluar. Di ambang pintu ia bertanya kepada sang pendeta, "Bagaimana anda tahu bahwa saya seorang muslim?" Pendeta itu menjawab, "Dari tanda yang terdapat di wajahmu." Kemudian ia beranjak hendak keluar, namun sang pendeta ingin memanfaatkan keberadaan pemuda ini, yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan, tujuannya untuk memojokkan pemuda tersebut dan sekaligus mengkokohkan markasnya. Pemuda muslim itupun menerima tantangan debat tersebut.

Sang pendeta berkata, "Aku akan mengajukan kepada anda 22 pertanyaan dan anda harus menjawabnya dengan tepat." Si pemuda tersenyum dan berkata, "Silahkan!"

Sang pendeta pun mulai bertanya,
"â—˜ Sebutkan satu yang tiada duanya,

â—˜ Dua yang tiada tiganya,

â—˜ Tiga yang tiada empatnya,

â—˜ Empat yang tiada limanya,

â—˜ Lima yang tiada enamnya,

â—˜ Enam yang tiada tujuhnya,

â—˜ Tujuh yang tiada delapannya,

â—˜ Delapan yang tiada sembilannya,

â—˜ Sembilan yang tiada sepuluhnya,

â—˜ Sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh,

â—˜ Sebelas yang tiada dua belasnya,

â—˜ Dua belas yang tiada tiga belasnya,

â—˜ Tiga belas yang tiada empat belasnya.

â—˜ Sebutkan sesuatu yang dapat bernafas namun tidak mempunyai ruh!

â—˜ Apa yang dimaksud dengan kuburan berjalan membawa isinya?

â—˜ Siapakah yang berdusta namun masuk ke dalam surga?

â—˜ Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah namun Dia tidak menyukainya?

â—˜ Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dengan tanpa ayah dan ibu!

â—˜ Siapakah yang tercipta dari api, siapakah yang diadzab dengan api dan siapakah yang terpelihara dari api?

â—˜ Siapakah yang tercipta dari batu, siapakah yang diadzab dengan batu dan siapakah yang terpelihara dari batu?

â—˜ Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap besar!

â—˜ Pohon apakah yang mempunyai 12 ranting, setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah naungan dan 2 di bawah sinaran matahari?"

Mendengar pertanyaan tersebut, pemuda itu tersenyum dengan senyuman mengandung keyakinan kepada Allah. Setelah membaca basmalah ia berkata,
"â—˜ Satu yang tiada duanya ialah Allah SWT.

â—˜ Dua yang tiada tiganya ialah malam dan siang. Allah SWT berfirman, "Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda (kebesaran kami)." (Al-Isra':12).

â—˜ Tiga yang tiada empatnya adalah kekhilafan yang dilakukan Nabi Musa ketika Khidir menenggelamkan sampan, membunuh seorang anak kecil dan ketika menegakkan kembali dinding yang hampir roboh.

â—˜ Empat yang tiada limanya adalah Taurat, Injil, Zabur dan al- Qur'an.

â—˜ Lima yang tiada enamnya ialah shalat lima waktu.

â—˜ Enam yang tiada tujuhnya ialah jumlah hari ketika Allah SWT menciptakan makhluk.

â—˜ Tujuh yang tiada delapannya ialah langit yang tujuh lapis. Allah SWT berfirman, "Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang." (Al-Mulk:3).

â—˜ Delapan yang tiada sembilannya ialah malaikat pemikul Arsy ar-Rahman. Allah SWT berfirman, "Dan malaikat-malaikat berada dipenjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung 'Arsy Rabbmu di atas(kepala) mereka." (Al-Haqah: 17).

â—˜ Sembilan yang tiada sepuluhnya adalah mu'jizat yang diberikan kepada Nabi Musa : tongkat, tangan yang bercahaya, angin topan, musim paceklik, katak, darah, kutu dan belalang.

â—˜ Sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh ialah kebaikan. Allah SWT berfirman, "Barangsiapa yang berbuat kebaikan, maka untuknya sepuluhkali lipat." (Al-An'am: 160).

â—˜ Sebelas yang tiada dua belasnya ialah jumlah saudara-saudara Yusuf.

â—˜ Dua belas yang tiada tiga belasnya ialah mu'jizat Nabi Musa yang terdapat dalam firman Allah, "Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman, 'Pukullah batu itu dengan tongkatmu.' Lalu memancarlah dari padanya dua belas mata air." (Al-Baqarah: 60).

â—˜ Tiga belas yang tiada empat belasnya ialah jumlah saudara Yusuf ditambah dengan ayah dan ibunya.

â—˜ Adapun sesuatu yang bernafas namun tidak mempunyai ruh adalah waktu Shubuh. Allah SWT ber-firman, "Dan waktu subuh apabila fajarnya mulai menyingsing." (At-Takwir:18).

â—˜ Kuburan yang membawa isinya adalah ikan yang menelan Nabi Yunus AS.

â—˜ Mereka yang berdusta namun masuk ke dalam surga adalah saudara-saudara Yusuf, yakni ketika mereka berkata kepada ayahnya, "Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala." Setelah kedustaan terungkap, Yusuf berkata kepada mereka, "tak ada cercaaan terhadap kalian." Dan ayah mereka Ya'qub berkata, "Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Rabbku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

â—˜ Sesuatu yang diciptakan Allah namun tidak Dia sukai adalah suara keledai. Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya sejelek-jelek suara adalah suara keledai." (Luqman: 19).

â—˜ Makhluk yang diciptakan Allah tanpa bapak dan ibu adalah Nabi Adam, malaikat, unta Nabi Shalih dan kambing Nabi Ibrahim.

â—˜ Makhluk yang diciptakan dari api adalah Iblis, yang diadzab dengan api ialah Abu Jahal dan yang terpelihara dari api adalah Nabi Ibrahim. Allah SWT berfirman, "Wahai api, dinginlah dan selamatkan Ibrahim." (Al-Anbiya': 69).

â—˜ Makhluk yang terbuat dari batu adalah unta Nabi Shalih, yang diadzab dengan batu adalah tentara bergajah dan yang terpelihara dari batu adalah Ash-habul Kahfi (penghuni gua).

â—˜ Sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap perkara besar adalah tipu daya wanita, sebagaimana firman Allah SWT, "Sesungguhnya tipu daya kaum wanita itu sangatlah besar." (Yusuf: 28).

â—˜ Adapun pohon yang memiliki 12 ranting setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah teduhan dan 2 di bawah sinaran matahari. Maknanya: Pohon adalah tahun, ranting adalah bulan, daun adalah hari dan buahnya adalah shalat yang lima waktu, tiga dikerjakan di malam hari dan dua di siang hari."

Pendeta dan para hadirin merasa takjub mendengar jawaban pemuda muslim tersebut. Kemudian ia pamit dan beranjak hendak pergi. Namun ia mengurungkan niatnya dan meminta kepada pendeta agar menjawab satu pertanyaan saja. Permintaan ini disetujui oleh sang pendeta.

Pemuda ini berkata, "Apakah kunci surga itu?"
Mendengar pertanyaan itu, lidah sang pendeta menjadi kelu, hatinya diselimuti keraguan dan rona wajahnya pun berubah. Ia berusaha menyembunyikan kekhawatirannya, namun hasilnya nihil. Orang-orang yang hadir di gereja itu terus mendesaknya agar menjawab pertanyaan tersebut, namun ia berusaha mengelak.

Mereka berkata,
"Anda telah melontarkan 22 pertanyaan kepadanya dan semuanya ia jawab, sementara ia hanya memberimu 1 pertanyaan namun anda tidak mampu menjawabnya!"

Pendeta tersebut berkata,
"Sungguh aku mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut, namun aku takut kalian marah." Mereka menjawab, "Kami akan jamin keselamatan anda."

Sang pendeta pun berkata,
"Jawabannya ialah : Asyhadu an La Ilaha Illallah wa'asyhaduanna Muhammadar Rasulullah."

Lantas sang pendeta dan orang-orang yang hadir di gereja itu pun langsung memeluk agama Islam.

ALLAHU AKBAR! Sungguh Allah telah menganugerahkan kebaikan dan menjaga mereka dengan Islam melalui tangan seorang pemuda muslim yang bertaqwa.

Semoga kisah nyata ini dapat menambah kuat iman kita sebagai seorang muslim, dan jika kisah nyata ini dibaca oleh orang non-muslim, semoga dia sadar dan memeluk agama yang paling benar, agama ALLAH SWT.

 

Ilmu Dan Teknologi Maritim untuk Khilafah

30 October 2012 14:36:16 Dibaca : 2182

Seperti apa ilmu dan teknologi maritim kalau dunia Islam bersatu dalam Negara Khilafah?

Allah mengaruniai umat Islam dengan negeri yang sangat luas, terbentang dari tepi Samudera Atlantik dengan tepi Samudera Pasifik. Di dalamnya ada padang pasir, pegunungan bersalju, tetapi juga hutan tropis dan pulau-pulau yang berserak laksana zamrud katulistiwa, dan semuanya di jalur strategis perdagangan dunia.

Dua negeri dengan pulau terbanyak di dunia adalah Indonesia dan Filipina. Indonesia adalah negeri dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. Filipina sebelum didatangi bangsa Barat adalah juga sebuah kesultanan Islam. Karena itu sangat relevan bila kita bertanya-tanya, seperti apa dulu ilmu dan teknologi maritim negara Khilafah, dan seperti apa nantinya bila Khilafah berhasil tegak kembali.

Adalah Umar bin Khattab yang pertama kali membangun armada angkatan laut Muslim untuk menghadapi Romawi. Romawi memiliki jajahan-jajahan di seberang lautan seperti Afrika Utara dan Timur Tengah. Mencapai negeri-negeri itu lewat darat sangat tidak efisien. Karena itu, untuk mematahkan Romawi, kaum Muslim harus membangun angkatan laut. Thariq bin Ziyad menaklukkan Spanyol dengan armada laut, walaupun dia lalu membakar semua kapalnya agar pasukannya berketetapan hati terus berjihad.

Suatu angkatan laut terbangun dari beberapa bagian. Ada pelaut yang mengoperasikan kapal. Ada marinir yang akan diturunkan dari kapal untuk masuk ke daratan dan bertempur menaklukkan sebuah wilayah. Ada navigator yang memberi orientasi di mana posisi kapal berada dan ke mana mereka harus menuju. Ada petugas isyarat yang melakukan komunikasi ke segala pihak yang dianggap perlu baik di laut maupun di darat. Ada teknisi mekanik yang menjaga agar kapal tetap berfungsi. Ada bagian logistik yang menjamin bahwa kapal tetap memiliki kemampuan dayung atau layar yang cukup. Kalau sekarang berarti pasokan bahan bakar, makanan dan air tawar. Dan ada bagian administrasi yang menjaga agar seluruh perbekalan di laut tertata dan digunakan optimal. Seluruh hal di atas telah dan tetap dipelajari di semua akademi angkatan laut dari zaman Romawi hingga kini.
Ketika angkatan laut Muslim pertama dibangun, modal pertamanya jelas keimanan. Mereka termotivasi oleh berbagai seruan Alquran ataupun hadits Rasulullah, bahwa kaum Muslim adalah umat yang terbaik dan bahwa sebaik-baik pasukan adalah yang masuk Konstantinopel atau Roma. Motivasi mabda’i ini yang menjaga semangat mereka mempelajari dan mengembangkan berbagai teknologi yang dibutuhkan. Maka sebagian kaum Muslim pergi ke Mesir untuk belajar astronomi. Mereka mengkaji kitab Almagest karangan Ptolomeus agar dapat mengetahui posisi lintang bujur suatu tempat hanya dengan membaca jam dan mengukur sudut tinggi matahari, bulan atau bintang. Ada juga yang pergi ke Cina untuk belajar membuat kompas. Sebagian lagi mempelajari buku-buku Euclides sang geografer Yunani untuk dapat menggambar peta. Jadilah mereka orang-orang yang dapat menentukan posisi dan arah di lautan.

Kemudian pembuatan kapal menjadi industri besar di negeri-negeri Islam, baik dalam konstruksi kapal dagang maupun kapal perang. Selain galangan kapal utama, terdapat galangan-galangan pribadi di pinggir sungai-sungai besar dan di sepanjang pantai di daerah Teluk dan Laut Merah. Tipe kapal yang ada mulai dari perahu cadik yang kecil hingga kapal dagang besar dengan kapasitas lebih dari 1.000 ton dan kapal perang yang mampu menampung 1.500 orang. Menulis pada abad-4 H (abad 10M), al-Muqaddasi mendaftar nama beberapa lusin kapal, ditambah dengan jenis-jenis yang digunakan pada abad sesudahnya. Dan sumber-sumber Cina menunjukkan bahwa kapal yang dipakai Cheng-Ho, seorang laksamana Muslim abad 15 sudah jauh lebih besar daripada yang dipakai Columbus menemukan benua Amerika.

Pada FOTO: Perbandingan kapal Cheng-Ho – laksamana Muslim di China, dengan kapal Colombus

Semua kapal Muslim mencerminkan karakteristik tertentu. Kapal dagang biasanya berupa kapal layar dengan rentangan yang lebar relatif terhadap anjangnya untuk memberi ruang penyimpanan (cargo) yang lapang. Kapal perang agak lebih ramping dan menggunakan dayung atau layar, tergantung fungsinya. Semua kapal dan perahu itu dibangun dengan bentuk papan luar rata (carvel-built), yaitu kayu-kayu diikatkan satu sama lain pada sisi-sisinya, tidak saling menindih sebagaimana lazimnya kapal dengan bangun berkampuh (clinker-built) di Eropa Utara. Kemudian kayu-kayu itu didempul dengan aspal atau ter. Tali untuk menambatkan kapal dan tali jangkar terbuat dari bahan rami, sedangkan salah satu pembeda dari kapal-kapal Muslim adalah layar lateen yang dipasangkan pada sebuah tiang berat dan digantung dengan membentuk sudut terhadap tiang kapal. Layar lateen tidak mudah ditangani, tetapi jika telah dikuasai dengan baik, layar ini memungkinkan kapal berlayar lebih lincah daripada layar persegi. Dengan demikian kapal Muslim tidak terlalu banyak mensyaratkan rute memutar saat menghindari karang atau badai, sehingga total perjalanan lebih singkat.

Begitu banyaknya kapal perang yang dibangun kaum Muslim di Laut Tengah, sehingga kata Arab untuk galangan kapal, dar al-sina’a, menjadi kosa kata bahasa Eropa, arsenal. Perhatian para penguasa Muslim atas teknologi kelautan juga sangat tinggi. Sebagai contoh, Sultan Salahuddin al Ayubi (1170 M) membuat elemen-elemen kapal di galangan kapal Mesir, lalu membawanya dengan onta ke pantai Syria untuk dirakit. Dermaga perakitan kapal ini terus beroperasi untuk memasok kapal-kapal dalam pertempuran melawan pasukan Salib. Sultan Muhammad al-Fatih menggunakan kapal yang diluncurkan melalui bukit saat menaklukkan Konstantinopel.

Teknologi ini ditunjang ilmu bumi dari para geografer dan penjelajah. Geografer terkenal seperti Al-Idrisi, Al-Biruni dan Ibnu Batutah menyediakan peta-peta yang lengkap dengan deskripsi geografis hasil ekspedisi yang beraneka ragam. Mereka juga menyediakan pengetahuan baik yang bersifat fisik seperti meteorologi dan oseanografi, maupun yang sosial seperti etnologi, yang sangat berguna untuk berkomunikasi dengan suku-suku asing yang tersebar di berbagai pulau terpencil. Para arsitek seperti Mimar Sinan membangun mercu-mercu suar yang lebih kokoh, dan Banu Musa menyediakan lampu-lampu suar yang tahan angin, sehingga secara keseluruhan dunia pelayaran di negeri Islam menjadi lebih aman.

Di sisi lain, para pujangga menulis kisah-kisah para pelaut dengan menawan, seperti hikayat Sinbad yang populer di masyarakat. Di luar sisi-sisi magis yang sesungguhnya hanya bumbu cerita, kisah itu mampu menggambarkan kehidupan pelaut secara nyatal sehingga menarik jutaan pemuda untuk terjun ke dalam berbagai profesi maritim.

Tanpa ilmu dan teknologi kelautan yang handal, mustahil daulah Islam yang sangat luas itu mampu terhubungkan secara efektif, mampu berbagi sumber dayanya secara adil, dan terus memperluas cakupan pengaruhnya ke seluruh penjuru dunia, termasuk hingga ke Nusantara. Dengan teknologi kelautan, negara Khilafah mampu bertahan beberapa abad sebagai negara adidaya.

Kerajaan Sekar Salah Satu Perintis Penyebaran Islam di Papua

19 October 2012 11:15:15 Dibaca : 2671


REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG--Keberadaan Kerajaan Sekar Fak Fak menjadi salah satu bukti keberagaman adat dan budaya di Bumi Cenderawasih, Papua. Kerajaan Muslim ini terkenal sebagai penyebar Islam di bumi Cendrawasih di masa lampau.



"Kami ini bagian dari peradapan Papua yang telah mengikuti perkembangan zaman sejak ratusan tahun lalu," kata Putri Raja Al Alam Ugar Pik-Pik Sekar, Hj DR Rustuty Rumagesan, di Palembang, Sabtu ketika menghadiri acara Festival Keraton Nusantara VII di kota tersebut.



Menurut dia, selama ini Papua hanya dikenal sebagai bangsa yang primitif dengan pakaian seadanya. Padahal sejak 700 tahun lalu Kerajaan Sekar dan kerajaan lainnya telah berdiri serta tersohor sebagai penyebar agama Islam yang memiliki aturan tegas dalam berbagai hal, termasuk berpakaian, tambahnya.

Ia mengatakan, meskipun mereka berbeda dengan kerajaan lain di Papua -- karena memiliki keyakinan yang lain dan berpakaian tertutup -- tetap bisa hidup tentram dan saling menghargai sesama. "Hal itu, membuktikan kalau bangsa Papua bangsa yang beragam dan saling menghargai," kata perempuan berkerudung ini.



Dia menjelaskan, saat ini keraton kerajaan mereka sudah tidak ada lagi bentuknya, karena dibom pada masa penjajahan Jepang.
Namun berbagai peninggalan kerajaan masih ditemui di daerah tersebut mulai dari tempat pendidikan dan tentunya masjid, ujarnya.



Rustuty menambahkan, di Kabupaten Fak-Fak terdapat sembilan kerajaan yang semuanya menyiarkan agama Islam. Karena itu, 90 persen warga Fak Fak memeluk agama Islam, tambah perempuan berkulit kuning langsat ini.



Ia mengatakan, mereka merupakan bagian dari masyarakat adat asli Papua tetapi karena sang ayanda, raja yang waktu itu berjuang membebaskan kemerdekaan Irian Barat dari penjajah, dibuang ke Sulawesi akhirnya menikahi perempuan dari Kesultanan Gowa.



Percampuran tersebut membuat sebagian keturunan kerajaan di Fak-Fak berbeda dengan kebanyak orang Papua, kata perempuan penggiat lingkungan hidup ini.



Kerajaan Sekar merupakan satu dari 155 kerajaan, Kesultanan dan Lembaga Adat Nusantara yang menjadi peserta Festival Keraton Nusantara VII di Palembang, 26-28 November.
Pertemuan dua tahunan tersebut dihadiri seribu lebih utusan dari berbagai kerajaan, kesultanan dan lembaga adat.