SYUKURI NILAI YANG ADA: MERAIH KEBERHASILAN MELALUI PROSES BELAJAR
Semester demi semester telah berlalu: Semester 1, 3, 5, dan 7 telah selesai, dan kini kita bersiap melangkah ke semester 2, 4, 6, dan 8. Di akhir setiap semester, kita dihadapkan dengan hasil nilai sebagai refleksi dari usaha dan perjuangan kita selama ini. Nilai-nilai ini menjadi tanda bahwa kita berhasil naik ke level berikutnya dalam perjalanan akademik kita.
Nilai yang diberikan oleh dosen pun bervariasi, mulai dari A, A-, hingga E. Namun, nilai E tentu menjadi hal yang paling menakutkan, karena itu adalah nilai terendah yang menandakan kegagalan. Secara umum, nilai adalah hasil dari proses belajar yang menunjukkan seberapa besar kita memahami materi dan mencapainya. Tetapi nilai juga bisa memotivasi kita untuk terus berusaha dan memperbaiki diri di semester berikutnya.
Namun, muncul pertanyaan besar: apakah nilai E akan menjadi cambuk motivasi untuk memperbaiki diri, atau justru akan mematahkan semangat mahasiswa untuk terus berjuang? Berdasarkan pengamatan penulis, tidak jarang mahasiswa yang mendapat nilai E merasa patah hati, merasa gagal, dan cenderung menyerah. Bahkan, banyak yang merasa bingung dan tidak tahu harus berbuat apa untuk memperbaiki nilai tersebut. Fenomena ini memang cukup sering terjadi, namun kita harus ingat bahwa nilai buruk bukanlah akhir dari segalanya.
Pada sisi lain, mahasiswa yang mendapatkan nilai baik, seperti B+ atau A, cenderung lebih bersyukur dan menghargai pencapaian tersebut. Mereka menyadari bahwa segala usaha dan perjuangan mereka telah membuahkan hasil, meskipun mungkin tidak sempurna. Dalam hal ini, bersyukur menjadi kunci utama. Bersyukur bukan hanya tentang menghargai pencapaian, tetapi juga menghargai setiap kesempatan dan pelajaran yang datang, baik itu kesenangan maupun kesulitan.
Penting untuk memiliki sikap sabar dan menerima hasil dengan lapang dada. Bersyukur atas segala hal yang telah diberikan adalah cara kita untuk terus maju. Setiap langkah, baik itu sukses ataupun kegagalan, adalah bagian dari perjalanan yang harus dijalani dengan penuh kesabaran dan rasa terima kasih.
Untuk memperbaiki kualitas belajar dan hasil nilai, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Pertama, hadir tepat waktu di setiap perkuliahan dan jangan pernah terlambat. Kedua, aktif berpartisipasi dalam diskusi kelas, karena keaktifan ini tidak hanya membantu kita memahami materi, tetapi juga menunjukkan komitmen kita untuk belajar. Ketiga, pastikan untuk mengerjakan tugas tepat waktu. Jangan menunda-nunda pekerjaan, karena setiap tugas adalah kesempatan untuk belajar dan berkembang. Jika Anda merasa kesulitan atau belum terbiasa dengan beberapa kebiasaan baru, coba lakukan sedikit demi sedikit. Perubahan yang konsisten jauh lebih berarti daripada perubahan yang terburu-buru. Ingatlah bahwa keberhasilan tidak datang dengan cepat, tetapi dengan usaha yang terus-menerus dan penuh dedikasi.
Terakhir, selalu ingat bahwa kita tidak hanya belajar untuk diri sendiri, tetapi juga untuk memenuhi harapan orang tua dan orang-orang terdekat yang mendukung kita. Mereka menaruh harapan besar pada kita, dan kita memiliki tanggung jawab untuk menjalani perjalanan akademik ini dengan ikhlas dan penuh semangat. Setiap langkah kecil yang kita ambil hari ini adalah untuk meraih cita-cita yang lebih besar di masa depan.
FENOMENA TREND PENGGUNAAN MAKE-UP BERLEBIHAN DI KALANGAN SISWI SMA
FENOMENA TREND PENGGUNAAN MAKE-UP BERLEBIHAN DI KALANGAN SISWI SMA
safrin Lamusrin¹, Nirma Bioto², Ahmad Karim³
Pendidikan adalah suatu rangkaian kegiatan pembelajaran dan bertujuan untuk mengembangkan kemampuan, pengetahuan, dan karakter individu melalui proses interaksi dengan lingkungan, guru, dan peserta didik. Berbicara tentang potensi diri guna mencapai kehidupan yang lebih baik dan memberikan kontribusi kepada masyarakat adalah tujuan utama pendidikan, oleh karena itu pendidikan bermain peran sangat penting.
Selain itu pendidikan memiliki tujuan yang lebih spesifik diantaranya; meningkatkan kesadaran dan kecerdasan, mengembangkan kemampuan berpikir kritis, membentuk karakter dan moral menyiapkan generasi masa depan, dan masih banyak lagi tujuan pendidikan. Pendidikan terdiri dari dua jenis, yaitu pendidikan Formal dan pendidikan non formal.
Pendidikan formal adalah Pendidikan yang diselenggarakan secara terstruktur dan sistematis oleh lembaga pendidikan yang diakui oleh pemerintah seperti misalnya Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas. (SMA). Sedangkan Pendidikan Non formal merupakan Pendidikan yang tidak terstruktur secara formal, tetapi tetap memiliki tujuan dan kurikulum.
Berbicara tentang pendidikan, maka tidak luput kita membahas tentang Sekolah. Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang menyediakan lingkungan belajar sistematis dan terstruktur untuk mengembangkan kemampuan, pengetahuan, dan karakter siswa. Dengan memiliki tujuan yaitu ; meningkatkan pengetahuan siswa, keterampilan mengembangkan hidup dan sosial, dan membentuk karakter serta moral.
Akan tetapi, fenomena yang terjadi saat ini banyak pelajar yang sudah tidak memaknai mengapa mereka harus sekolah dan apa inti yang akan didapat setelah sekolah, trend-trend yang semakin meluas hampir masuk di kalangan pelajar. ikuti trend terbaru menjadi hal yang unik dan di coba oleh semua pelajar, hingga pada akhirnya mengikuti trend terbaru jika belum di coba di rasa belum keren.
Salah satu fenomena yang trend saat ini adalah penggunaan Make-up di sekolah yang dilakukan oleh hampir segelintir pelajar siswi baik di tingkat Sekolah Menengah Pertama maupun sekolah menengah atas. Tren ini hampir tidak bisa dihindari, penggunaan Make-up berlebihan seolah-olah akan melupakan bahwa mereka datang ke sekolah untuk mencari ilmu dan menyerap semua pengetahuan yang ada di sekolah.
Nyatanya berbanding terbalik sekarang ini di sekolah hanya menampilkan dan mempertontonkan wajah yang sudah di Make-up sedemikian rupa, padahal mereka lupa akan tujuan awal masuk sekolah. Dan ini berdasarkan fakta, hasil penelitian yang dilakukan oleh Margaretha Theodora dan Marpaung1 Supsiloani menunjukkan bahwa adanya penggunaan Make-up di lingkungan sekolah.
Dalam penelitian menunjukkan faktor penyebab siswi menggunakan Make-up ke sekolah disebabkan oleh 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah adanya dorongan yang kuat dalam diri tanpa pengaruh dari luar yang menjadi faktor penyebab mereka menggunakan Make-up Faktor penyebab menggunakan Make-up ke sekolah adanya untuk menutupi kekurangan pada wajahnya dan untuk meningkatkan rasa kepercayaan diri.
Sedangkan faktor eksternal adalah adanya pengaruh dari luar yang menjadi faktor penyebab mereka menggunakan Make-Up yaitu media sosial, keluarga dan teman sebaya. Selanjutnya pada penelitian yang sama menunjukkan bahwa Guru setiap harinya menemukan siswa yang menggunakan bahkan membawa produk Make-up ke sekolah. Upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam mengatasi siswi yang menggunakan Make-up ke sekolah yaitu memberikan teguran secara lisan maupun tertulis dan melakukan razia di tiap kelas.
Make-up adalah seni menghias dan mempercantik wajah dengan menggunakan berbagai produk kosmetik untuk meningkatkan penampilan dan kepercayaan diri. Tujuan make-up tentu saja untuk meningkatkan rasa kepercayaan diri, meningkatkan ekspresi wajah, dan mengubah penampilan. Akan tetapi penggunaan yang secara berlebihan jelas dalam di lingkungan sekolah jelas merupakan tindakan yang salah apalagi sampai membawanya di sekolah.
Untuk itu gunakanlah Make-up atau rias wajah yang mungkin, tidak terlalu berlebihan. Sekolah juga memainkan peran dalam hal ini upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah yang dikutip dari website Gema Surya Fm. Upaya yang dilakukan oleh guru adalah melakukan razia Make-up yang dilakukan oleh Pengurus OSIS dan memberikan teguran hingga sampai pada pemberian sanksi.
Tidak ada larangan menggunakan Make-up di sekolah, hanya saja penggunaan Make-up harus dikendalikan, sebagai pelajar tolak ukur dari pelajar adalah bagaimana bisa menyerap ilmu pengetahuan dan berprestasi di sekolah, masalah Make-up di sekolah jelas berkaitan dengan karakter pendidikan. Sekolah sebagai ajang untuk menyerap ilmu pengetahuan dan bukan ajang untuk Fashion.
Referensi Rujukan
Marpaung T. Margaretha., Supsiloani (2024) FENOMENA PENGGUNAAN MAKE UP DI LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PROSES BELAJAR MENGAJAR Dalam Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora. Jil. 1. No. 9. Hlm.16-22
FM. Surya., G, (2023). Soal Larangan Siswa Make-up Berlebihan, SMPN 1 Ponorogo Sudah Lama Masuk ke Tatib Sekolah. Diakses Online : Sabtu, 4 Januari 2024, waktu 11.48 WITA. Tautan : https://gemasuryafm.com/2023/12/11/soal-larangan-siswa-make-up-berlebihan-smpn-1-ponorogo-sudah-lama-masukkan-ke-tatib-sekolah/
Suatu Pengharapan
Aku pernah mendengar kata-kata ini :
jangan sesekali berharap kepada seseorang
Bahkan bayangan Mu Pun akan meninggalkanmu
Di gemerlapnya malam.
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS POWER POINT
Salah satu fenomena yang dihadapi oleh guru adalah masalah bagaimna meningkatkan motivasi siswa di dalam kelas, penggunaan media dalam pembelajaran merupakan terobosan yang bisa digunakan dalam proses pembelajaran yang muaranya akan membangkitkan motivasi belajar siswa meningkat, salah satu media pembelajaran yang bisa digunakan adalah, media Power Point. Media power point merupakan Software untuk membuat memuat isi materi pelajaran. pada rujukan penelitian-penelitian terdahulu menunjukkan bahwa penggunaan media Power Point sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Temuan menunjukkan bahwa Power point Mempunyai keunggulan-keunggulan yang dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran, berikutnya Power Point memberikan pengaruh terhadap motivasi belajar siswa terhadap peningkatannya.
Baca Selengkapnya/Unduh
https://bit.ly/UnduhpaperMeningkatkanMotivasiBelajarSiswaMelaluiMediaPembelajaranBerbasisPowerPoint
Maraknya Kenakalan Remaja Di Malam Tahun Baru.
Malam tahun baru, momen yang seharusnya penuh dengan suka cita dan perayaan, sering kali diwarnai oleh meningkatnya kenakalan remaja. Fenomena ini menjadi perhatian serius bagi masyarakat dan pihak berwenang, mengingat dampak negatif yang dapat ditimbulkan. Kenakalan remaja menjelang malam tahun baru tidak hanya mengganggu ketertiban umum, tetapi juga menimbulkan kerugian materi dan ancaman keselamatan. Faktor-faktor seperti pergaulan bebas, pengaruh teman sebaya, penyalahgunaan narkoba, dan kurangnya pengawasan orang tua sering kali menjadi pemicu utama. Artikel ini akan membahas berbagai jenis kenakalan remaja yang umum terjadi menjelang malam tahun baru serta upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengatasinya.
Beberapa jenis-jenis kenakalan remaja diantaranya :
Menjelang malam tahun baru, sering kali terjadi peningkatan dalam berbagai jenis kenakalan remaja. Berikut adalah beberapa jenis kenakalan remaja yang umum terjadi:
1. Pesta Minuman Keras, Remaja sering kali mengadakan pesta minuman keras untuk merayakan malam tahun baru. Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat menyebabkan perilaku agresif dan tindakan yang tidak bertanggung jawab.
2. Balap liar, Balap liar di jalanan menjadi salah satu bentuk kenakalan remaja yang sering terjadi menjelang malam tahun baru. Aktivitas ini sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas yang fatal.
3. Vandalisme, Vandalisme, seperti merusak fasilitas umum, mencoret-coret tembok, dan merusak properti, sering kali meningkat menjelang malam tahun baru. Tindakan ini merugikan masyarakat dan lingkungan sekitar.
4. Penyalahgunaan Narkoba, Beberapa remaja mungkin terlibat dalam penyalahgunaan narkoba sebagai bentuk perayaan malam tahun baru. Penyalahgunaan narkoba dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental remaja.
5. Tawuran, Tawuran antar kelompok remaja sering kali terjadi menjelang malam tahun baru. Konflik ini bisa dipicu oleh berbagai alasan, termasuk persaingan antar kelompok atau pengaruh alkohol dan narkoba.
6. Pergaulan Bebas, Pergaulan bebas, termasuk perilaku seksual yang tidak aman, juga meningkat menjelang malam tahun baru. Hal ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan dan sosial.
7. Kebisingan dan Gangguan Ketertiban, Remaja sering kali membuat kebisingan yang mengganggu ketertiban umum, seperti menyalakan petasan atau kembang api secara berlebihan, serta mengadakan pesta yang berisik.
Berikut beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan :
Upaya Pencegahan
Pencegahan kenakalan remaja memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk orang tua, sekolah, dan masyarakat. Beberapa strategi yang dapat dilakukan antara lain:
1. Pengawasan Orang Tua, Orang tua harus lebih peduli dan mengawasi aktivitas anak-anak mereka secara ketat.
2. Pendidikan Nilai dan Karakter, Sekolah harus mengembangkan kurikulum yang mencakup pendidikan nilai dan karakter untuk membentuk generasi muda yang lebih baik.
3. Program Mentoring dan Konseling, Program mentoring dan konseling dapat membantu remaja yang berpotensi terlibat dalam kenakalan untuk mengubah arah hidup mereka.
4. Pengawasan dan Patroli, Pihak berwenang seperti Polres Lombok Tengah telah melaksanakan patroli rutin untuk mengantisipasi kenakalan remaja, terutama menjelang tahun baru.
Dengan upaya yang tepat dan kolaborasi yang baik, diharapkan tingkat kenakalan remaja dapat dikurangi dan generasi muda dapat tumbuh menjadi individu yang lebih baik dan berkontribusi positif bagi masyarakat.