Perlu kita ketahui dan sadari bersama, bahwa manusia merupakan makhluk emosi, bukan makhluk logika. Terlebih lagi jika dihadapkan oleh sebuah permasalahan, cukup sulit untuk mengharapkan sebagian orang untuk mengedepankan logikanya terlebih dahulu. Setiap saat kita selalu dihadapkan oleh sebuah permasalahan jika bekerja di dalam organisasi. Maka mustahil di dalam sebuah tim/organisasi tidak akan terjadinya “cekcok” atau pertikaian antar anggota. Di sini gue tekankan bahwa “mulutmu harimaumu”, hati-hati menjadi sebuah botol soda yang tutupnya dibuka sesaat setelah lu mengocoknya, meledak

Jika memang lu dan anggota tim lu sedang dalam intensitas emosi yang tinggi, lebih baik untuk taking space (avoid strategy) terlebih dahulu. Tidak apa menghindar sementara untuk mendinginkan kepala kita. Setelah itu mulailah berkomunikasi untuk fokus menyelesaikan permasalahannya, bukan pribadi orangnya. Jangan mengkritik keburukannya di depan rekan lainnya, hal tersebut hanya memperkeruh suasana. Selesaikan dengan gaya diskusi yang tenang dan solutif. Bijaklah dan ambil kendali dengan logika lu. Jika emosi saja bisa mengendalikan diri lu, bagaimana dengan masalah bertubi-tubi yang akan datang di masa depan nanti? cukup berbahaya.

Rani, Sang Pesona yang Tak Tertandinggi

07 September 2024 08:01:32 Dibaca : 31

Di lembayung senja yang lembut, di antara desiran angin dan rintik hujan yang jatuh perlahan, ada seorang perempuan bernama Rani. Seindah namanya, ia hadir dengan pesona yang tak tertandinggi, seperti bintang yang bersinar terang di gelapnya langit malam.

Rani, dengan senyumnya yang mengguratkan cahaya di sudut dunia, adalah anugerah yang menyejukkan hati yang gelisah. Matanya seperti danau yang tenang, memantulkan kedalaman tak terukur dari samudra cinta dan kebaikan yang ia bawa. Langkahnya adalah melodi yang menari di antara kelopak bunga, membangunkan pagi dengan kelembutan dan keanggunan yang jarang ada.

Tidak ada yang mampu menandingi keelokan jiwanya, seperti mawar yang mekar tanpa ragu, merona merah di musim semi, membawa harum yang menenangkan, memabukkan, dan menyentuh hingga ke inti keberadaan. Seperti embun pagi yang jatuh di pucuk dedaunan, ia adalah rahasia alam yang tak terucap, keindahan yang tak terlukiskan oleh kata-kata, tak tergantikan oleh apa pun di dunia ini.

Rani, perempuan yang cantik dan tak tertandinggi, adalah lukisan yang hidup, karya seni dari Sang Pencipta yang dirajut dengan sinar matahari dan diwarnai oleh pelangi. Keindahannya bukan hanya tentang rupa, tapi juga tentang jiwa. Dan dalam hatinya, ada dunia yang luas, penuh kasih, penuh harap, yang membuat siapa pun yang mengenalnya merasa beruntung bisa menatap ke dalamnya.

GERAKAN FEMINISME

07 September 2024 07:39:07 Dibaca : 31

gerakan feminisme

Secara umum feminisme sering di defenisikan sebagai gerakan wanita yang menuntut persamaan hak antara kaum wanita dan pria. Kata feminisme ini dicetuskan pertama kali oleh aktivis sosial utopis , Charles Fourier. Teori feminisme di dasari oleh kebutuhan untuk memahami penyebab ketertindasan perempuan dengan tujuan untuk membalikkan tatanan sosial yang didominasi laki-laki. Diakhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an, gerakan ini mengalami perkembangan yang luar biasa dan pada periode ini dikenal juga dengan nama periode kebangkitan feminsime gelombang kedua (BENDAR, 2020).

Sejarah Lahirnya Gerakan Feminisme

Zaman pencerahan atau enlightenment yang terjadi di Eropah pada abad ke 17 yang berperan sebagai tonggak sejarah penting dalam mendeklerasikan kebebasan dan kemajuan serta melepaskan diri dari kungkungan agama. Era ini disebut juga “the age of reason” yang mengkritik politik dan agama status quo. Enlightenment adalah kondisi dimana manusia menjadi subjek dan bebas menentukan jalan hidupnya. Salah satu aspek terpenting didiskusikan di era ini adalah status perempuan yang sebelumnya dianggap sebagai makhluk setengah manusia yang hanya berperan sebagai pelengkap dalam sejarah manusia. Sehingga dari awal sejarah peradaban barat perempuan seringkali dipandang dari sudut negatif. Pada sisi lain bible juga berbicara tentang perempuan kaitannya dengan sejarah Hawa (Eva) sebagai sosok yang merayu Adam untuk berbuat dosa. Lalu literarur barat klasik sangat dipengaruhi oleh kisah dalam bible tersebut yang menimbulkan sikap anti terhadap feminis.

Bagaimana Feminisme Dalam Islam

Feminisme dalam Islam tentu saja tidak menyetujui setiap konsep atau pandangan feminis yang berasal dari Barat, khususnya yang ingin menempatkan laki-laki sebagai lawan perempuan. Disisi lain,feminisme Islam tetap berupaya untuk memperjuangkan hak-hak kesetaraan perempuan dengan laki-laki, yang terabaikan di kalangan tradisional konservatif, yang menganggap perempuan sebagai sub ordinat laki-laki.  Feminisme Islam berupaya untuk memperjuangkan apa yang disebut Riffat Hassan “Islam pasca-patriarkhi”, yang tidak lain adalah dalam bahasa Riffat sendiri “Islam Qur’ani” yang sangat memperhatikan pembebasan manusia, baik perempuan maupun laki-laki dari perbudakan tradisionalisme, otoritarianisme (agama, politik, ekonomi atau yang lainnya), tribalisme, rasisme, seksisme, perbudakan atau yang lain-lain yang menghalangi manusia mengaktualisasikan visi Qur’ani, tentang tujuan hidup manusia yang mewujud dalam pernyataan klasik: kepada Allah lah mereka kembali (Suryorini, 2012).

 

DAFTAR PUSTAKA

BENDAR, A. (2020). Feminisme Dan Gerakan Sosial. Al-Wardah, 13(1), 25. https://doi.org/10.46339/al-wardah.v13i1.156

Suryorini, A. (2012). Menelaah Feminisme Dalam Islam. Sawwa: Jurnal Studi Gender, 7(2), 21. https://doi.org/10.21580/sa.v7i2.647

CINTA DAN KEIKHLASAN DI BAWAH PURNAMA (CERPEN)

25 August 2024 00:30:33 Dibaca : 16

Cinta dan Keikhlasan di Bawah Purnama

Mohamad Riadi Muslim

Malam Ini Mungkin Malam Terakhir Untuk Melihatmu. Bukan Tawa Yang Kulihat, Melainkan Kecewa Yang Menusuk. Malam Ini, Ditemani Oleh Lagu Dari Juicy Luicy, Pikiranku Melayang Jauh Kepadamu Yang Berada Di Sana. Entah Di Sana Kau Bahagia Atau Sebaliknya, Aku Tak Tahu. Tugas Ku Hanya Mendoakanmu, Karena Bagiku, Mendoakanmu Adalah Bentuk Keikhlasan Mendalam Setelah Kepergianmu. Purnama Yang Indah Menjadi Saksi Tangisanku, Menyaksikan Kesedihanku Atas Kepergian Kekasih Yang Ku Cintai. Gelap Yang Dulu Kita Lalui Bersama Hingga Datangnya Terang, Kini Terasa Berbeda. Gelap Yang Ada Saat Ini Terasa Lebih Dalam Dan Mencekam. Aku Tidak Tahu Penyebab Kepergianmu. Tolong Beri Tahu Aku, Agar Aku Bisa Memahami Apa Yang Tidak Kau Sukai. Mungkin Caraku Berbicara? Atau Mungkin Cara Ku Mencintaimu? Kata Orang, Ini Berlebihan, Tapi Mereka Tak Tahu Cinta Abadi Yang Ada Dalam Hatiku. Agustus Yang Memulai Perjalanan Ini, Agustus Pula Yang Mengakhirinya. Pertemuan Yang Terasa Singkat Ini Menyadarkanku Untuk Menghabiskan Waktu Bersama Orang-Orang Terdekatmu, Karena Di Balik Setiap Pertemuan Pasti Ada Perpisahan. Setiap Kata Yang Kita Ucapkan Pasti Ada Akhirnya. Warna Favoritmu Masih Terekam Dalam Benakku Seperti Bayangan Yang Tak Mau Pergi. Tolong Ajarkan Aku Cara Melupakanmu. Malam Ini, Dengan Purnama Sebagai Saksi Bisu, Aku Berusaha Merelakanmu, Meskipun Hatiku Tetap Terikat Oleh Kenangan Kita. Setiap Detik Yang Berlalu Terasa Seperti Perpisahan Yang Tak Berujung, Namun Aku Tahu, Ini Adalah Bagian Dari Perjalanan Hidupku. Kepergianmu Mengajarkanku Tentang Arti Keikhlasan Dan Kekuatan Cinta Yang Sejati. Dan Meskipun Aku Masih Merasa Kehilangan, Aku Akan Berusaha Melanjutkan Hidupku Dengan Kenangan Indah Kita Sebagai Pelajaran Berharga

(tunggu lanjutannya yaaa)

RINDU YANG TERBAWA RINTIK (CERPEN)

24 August 2024 02:47:39 Dibaca : 22

Selamat siang, para pembaca yang selalu setia menantikan kisah-kisah dari saya, tentang seorang insan cantik yang keindahannya tak mungkin diingkari.Hari ini, di tanah Gorontalo, hujan turun perlahan, rintik demi rintik, membangkitkan kenangan tentang saat-saat yang pernah saya habiskan bersama Rani. 

Kala itu, kami duduk berdua di teras rumahnya, menikmati tiap detik kebersamaan, sembari menunggu hujan yang tak kunjung reda. Kami berbincang dengan riang, bercanda ytawa yang seolah tiada akhirnya. Waktu berlalu begitu cepat, hingga jarum jam akhirnya memaksa kami untuk berpisah. 

Malam ini, Rani bercerita tentang kesibukannya yang membuatnya jarang membalas pesan-pesan saya. Bagi saya, itu bukanlah masalah besar. Yang penting, dia masih ada di dunia ini, masih menjadi bagian dari hidup saya, meski kata-kata favoritnya yang dulu kerap ia ucapkan kini jarang terdengar.

Kata favorit itu adalah "mang eak", sebuah ungkapan sederhana namun sangat dirindukan. Rani sering mengucapkannya setiap kali saya memuji kecantikannya—dan itu wajar, karena bagiku, kecantikannya memang tiada tandingan. Namun, kesibukan yang menumpuk di kampus membuat kata-kata itu semakin jarang terdengar, dan malam ini terasa hampa tanpa suara manisnya yang biasanya menemani tidurku.

Malam ini, seperti malam-malam sebelumnya, sunyi tanpa suaranya yang memikat. Katanya, dia lelah setelah seharian beraktivitas di kampus, dan malam ini biarlah purnama yang menjadi teman setiaku. Mungkin suatu hari nanti, aku akan berada di sisinya lagi, menikmati kebersamaan hingga waktu lagi-lagi memaksa kami untuk berpisah.

Sebelum saya akhiri cerita ini, hanya satu doa yang bisa saya panjatkan untuk Rani: semoga kesibukannya segera usai, dan kami bisa bertemu kembali. Jaga dirimu baik-baik, Rani. Aku di sini, selalu menantimu, menunggu saat kita bisa bersama lagi.