Pendidikan masa kini menghadapi berbagai tantangan dan peluang di tengah dinamika dunia yang serba cepat. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dan globalisasi, sistem pendidikan dituntut untuk beradaptasi dengan perubahan agar tetap relevan dan efektif.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ampah-Mensah et al. (2024), implementasi kebijakan pendidikan sangat bergantung pada keterlibatan struktur pendidikan berbasis komunitas dan distrik. Keterlibatan aktor-aktor lokal ini menjadi kunci dalam menjamin efektivitas kebijakan yang diterapkan di tingkat nasional. Oleh karena itu, penting bagi sistem pendidikan untuk membangun sinergi antara pemerintah, institusi pendidikan, dan komunitas setempat guna meningkatkan kualitas pendidikan secara holistik. Di sisi lain, tekanan akademik dan kejenuhan menjadi tantangan yang signifikan, terutama bagi mahasiswa pendidikan jarak jauh, sebagaimana yang diungkapkan oleh Maison (2024). Studi ini menunjukkan bahwa tekanan akademik yang tinggi dapat menyebabkan kelelahan yang berdampak pada performa akademik mahasiswa. Hal ini menyoroti perlunya strategi manajemen stres yang efektif serta dukungan psikologis bagi para peserta didik agar mereka dapat mencapai hasil belajar yang optimal.

Selain itu, pendidikan inklusif menjadi fokus utama dalam upaya menciptakan sistem yang lebih adil dan merata. Ali et al. (2024) menyoroti pentingnya sikap guru dalam mendukung pendidikan inklusif di sekolah dasar. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa penerapan pendidikan inklusif yang berhasil sangat bergantung pada kesiapan guru dalam memahami dan menerapkan model pendidikan yang inklusif dan adaptif terhadap kebutuhan siswa berkebutuhan khusus. Lebih lanjut, penelitian oleh Cao (2024) menekankan pentingnya pengembangan sumber daya manusia melalui klaster pendidikan yang melibatkan universitas dan pemangku kepentingan regional di Tiongkok. Pendekatan ini menunjukkan bagaimana keterlibatan universitas dalam ekosistem lokal dapat mendorong inovasi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.  Di tingkat pendidikan tinggi, tantangan dalam penerapan pembelajaran jarak jauh selama pandemi telah memberikan wawasan berharga mengenai inovasi pendidikan. Zani (2024) meneliti pengalaman mahasiswa teknik dalam menghadapi pembelajaran jarak jauh darurat dan menemukan bahwa meskipun terdapat tantangan teknis, ada pula peluang untuk meningkatkan keterampilan digital serta adaptabilitas dalam lingkungan pembelajaran yang dinamis.

Berdasarkan berbagai penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan masa kini berada di persimpangan antara tantangan dan peluang. Dengan memanfaatkan inovasi teknologi, membangun sinergi dengan komunitas, serta memperkuat pendekatan inklusif, sistem pendidikan dapat menjadi lebih adaptif dan responsif terhadap kebutuhan zaman.

SOLIDARITAS PERTEMANAN KELAS B

21 January 2025 02:39:35 Dibaca : 13

SOLIDARITAS PERTEMANAN KELAS BMohamad Riadi Muslim

Kelas B di Perguruan Tinggi Jurusan Bimbingan dan Konseling Angkatan 2022 (Conzztan) adalah kelompok mahasiswa yang sangat beragam dalam hal karakter, minat, dan latar belakang. Meskipun memiliki perbedaan yang jelas, solidaritas mereka terjalin dengan sangat erat. Anggota kelas B yang terdiri dari Fikri, Ayu, Dinda, Idul, Riadi, Jibran Adrian, Yanwar, Widya, Yunda, Chusnul, Alfi, Zidan, Elda, Feltia, Acin, dan Mitra menunjukkan bahwa perbedaan bukanlah penghalang, melainkan justru kekuatan yang membuat mereka saling mendukung dan bekerja sama.

Adrian, yang cenderung pendiam, memiliki pemikiran yang mendalam tentang banyak hal, meskipun terkadang merasa sesat dalam kehidupannya. Meskipun terlihat tenang, ia sering kali merasa kesulitan untuk menyampaikan perasaannya. Yunda, mantan pacarnya, meskipun dikenal dengan mulutnya yang kadang tajam, tetap menjadi orang yang selalu memberikan perhatian kepada Adrian. Yunda adalah contoh nyata dari seseorang yang bisa bersikap tegas sekaligus penuh perhatian.

Ayu dan Fiki, meskipun memiliki hubungan masa lalu sebagai HTS (Hubungan Tanpa Status), tetap menjaga hubungan profesional dan saling mendukung dalam studi mereka. Ayu, yang memiliki kemampuan analitis yang tajam, sering kali membantu Fiki dalam memahami materi kuliah, sementara Fiki, dengan kemampuan teknisnya, selalu siap membantu Ayu saat ada tugas yang memerlukan keterampilan tertentu.

Elda dan Feltia adalah dua mahasiswa ambisius yang selalu berkompetisi dalam pencapaian akademik. Namun, di balik persaingan tersebut, mereka saling menghargai dan mendukung satu sama lain. Mereka mengerti bahwa ambisi mereka tidak akan menghalangi mereka untuk menjadi teman yang saling membantu dan mendukung.

Riadi dan Jibran adalah sumber keceriaan di kelas B. Keduanya dikenal sebagai pribadi yang humoris dan seringkali membuat teman-temannya tertawa. Mereka memiliki kemampuan untuk meringankan suasana di kelas yang kadang bisa terasa tegang atau penuh tekanan, terutama saat ujian atau presentasi.

Widya, yang dikenal sebagai "Jenderal" kelas B, selalu memimpin dengan bijak. Sebagai ketua pelindung wanita, ia bertanggung jawab dalam mengatur segala urusan administrasi dan kegiatan akademik kelas. Namun, yang lebih penting adalah cara ia membimbing teman-temannya untuk bekerja sama. Kepemimpinannya selalu mengedepankan kolaborasi dan saling mendukung.

Zidan dan Idul, dua mahasiswa yang rajin dan selalu disiplin, menjadi contoh bagi teman-temannya dalam hal ketekunan dan dedikasi terhadap studi. Mereka adalah individu yang selalu siap membantu, terutama saat teman-temannya mengalami kesulitan dalam memahami materi kuliah.

Yanwar, seorang mahasiswa yang alim dan tenang, seringkali menjadi tempat berbagi bagi teman-temannya yang membutuhkan pendapat atau nasihat. Meskipun tidak banyak bicara, kehadirannya memberi rasa damai dan menenangkan bagi teman-temannya yang tengah mengalami kecemasan atau kebingungan.

Mitra dan Dinda, dua mahasiswa asal Limboto, memiliki ikatan yang kuat sebagai teman dan pendukung satu sama lain. Mereka selalu bekerja sama dalam setiap tugas kelompok, selalu saling membantu untuk mencapai hasil yang terbaik. Kekuatan mereka terletak pada komunikasi dan pemahaman yang mendalam satu sama lain.

Chusnul dan Acin, meskipun memiliki ketertarikan terhadap K-pop, yang kadang dianggap sebagai hal yang kurang relevan dengan jurusan mereka, tetap memiliki tempat di hati teman-temannya. Keduanya dengan terbuka berbagi minat mereka tanpa merasa dihakimi, dan ini menciptakan suasana inklusif dalam kelas yang memandang perbedaan sebagai kekayaan.

Kelas B di jurusan Bimbingan dan Konseling mengajarkan bahwa perbedaan karakter, minat, dan pandangan hidup bukanlah hambatan, melainkan kekuatan yang memperkaya hubungan antar anggotanya. Masing-masing dari mereka memiliki peran yang sangat berarti, baik dalam mendukung pencapaian akademik maupun dalam menjaga solidaritas dan keharmonisan di dalam kelas.

Solidaritas yang terjalin antara anggota kelas B bukan hanya tampak dalam hal studi, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Mereka selalu hadir satu sama lain dalam suka dan duka, mendukung teman yang kesulitan, dan merayakan keberhasilan bersama. Mereka saling berbagi beban dan memberikan motivasi, membuat kelas ini bukan hanya tempat belajar, tetapi juga rumah kedua yang penuh dukungan dan kebersamaan.

Melalui perbedaan yang ada, kelas B menunjukkan bahwa dalam solidaritas, tidak ada ruang untuk rasa egois. Semua bekerja sebagai satu kesatuan, membangun hubungan yang kuat berdasarkan saling pengertian dan rasa hormat. Di sinilah nilai persahabatan yang sesungguhnya ditemukan: di tempat di mana setiap individu merasa diterima, dihargai, dan didorong untuk menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri.

Diammu Sempurnakan Segalanya (CERPEN)

21 January 2025 01:44:16 Dibaca : 14

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan kampus yang penuh ambisi dan dinamika, ada seorang perempuan yang selalu menarik perhatian tanpa perlu bersuara. Namanya Aksa, seorang mahasiswi yang keberadaannya seolah membentuk harmoni di antara riuhnya dunia. Bukan karena kemewahan atau popularitas yang memikat, tetapi karena diamnya yang penuh makna, yang mampu menyempurnakan segalanya di sekelilingnya.Aksa adalah misteri yang tersusun rapi dalam keheningan. Dalam diamnya, ia menyimpan keteguhan, ketabahan, dan kekuatan yang tak terlihat oleh mata biasa. Ia bukan perempuan yang haus akan validasi dunia, tetapi ia memahami betul bagaimana menjadi dirinya sendiri tanpa kehilangan arah. Bagi banyak orang, ia adalah simbol dari sesuatu yang mahal—bukan dalam makna materi, tetapi dalam nilai dan harga diri yang sulit untuk ditakar.

Di mata Arya, teman sekelasnya yang diam-diam mengaguminya, Aksa adalah teka-teki yang ingin selalu dipecahkan. Arya selalu merasa bahwa di setiap diamnya, Aksa sedang berkomunikasi dalam bahasa yang hanya bisa dipahami oleh hati yang peka. "Mengapa kau begitu sunyi, namun begitu menggetarkan?" tanyanya dalam hati, berkali-kali, saat ia memperhatikan Aksa dari kejauhan.Aksa tidak banyak bicara, tapi saat ia berbicara, setiap kata yang meluncur dari bibirnya adalah cerminan dari pemikiran yang dalam. "Tidak semua hal butuh suara untuk bisa dimengerti," ujarnya suatu ketika, saat Arya mencoba mendesaknya untuk berbagi isi pikirannya. Kalimat itu menghantam kesadaran Arya, menyadarkannya bahwa terkadang kesempurnaan hadir dalam bentuk yang tak terduga—dalam diam yang menenangkan.

Namun di balik diamnya, Aksa menyimpan banyak luka yang tak pernah terucap. Luka dari ekspektasi yang terlalu tinggi, dari harapan yang ia bangun sendiri, dan dari dunia yang terus bergerak tanpa pernah menunggu. Ia memilih diam bukan karena ia tidak tahu cara berbicara, tetapi karena ia telah memahami bahwa kadang diam adalah satu-satunya jalan untuk bertahan.Arya, dengan segala kekagumannya, ingin masuk lebih dalam ke dunia Aksa. Ia ingin memahami apa yang tersembunyi di balik kesunyiannya, ingin menemukan alasan mengapa ia lebih memilih diam dibanding menjelaskan. Namun Aksa tetaplah Aksa—sebuah misteri yang tidak bisa dipaksa untuk dipecahkan, melainkan harus didekati dengan kesabaran dan ketulusan.

“Diamku bukan bentuk pelarian,” Aksa pernah berkata, “tetapi cara terbaik untuk menjaga apa yang seharusnya tetap utuh.”

Dalam kisah mereka, tak ada drama yang meledak-ledak, tak ada kata-kata cinta yang diumbar berlebihan. Hanya ada dua hati yang saling memahami dalam cara yang sederhana—satu yang berbicara dengan penuh semangat, dan satu lagi yang diam dengan penuh makna. Dan di antara mereka, diam Aksa tetap menjadi sesuatu yang menyempurnakan segalanya, seperti simfoni yang indah meskipun tak terdengar.

“Karena dalam diam, aku belajar menghargai segala yang tak mampu diungkapkan oleh kata.”

Diammu Sempurnakan Segalanya

21 January 2025 01:39:38 Dibaca : 14

Diammu Sempurnakan Segalanya

Diammu, bukan sekadar ketiadaan suara, namun ketenangan yang menjelma makna. Dalam hening yang kau ciptakan, dunia berbisik tanpa perlu kata.

Tanpa riuh, tanpa paksaan, kau biarkan waktu menata dirinya, merangkai tiap momen dalam ketenangan, seolah segalanya telah pada tempatnya.

Diammu sempurnakan segalanya, membingkai harap dalam ruang kesabaran. Tak perlu gegas untuk menjelaskan, sebab bisu pun memiliki kekuatan.

Saat dunia sibuk menakar arti, kau memilih diam sebagai jawaban. Tak semua harus terungkap dalam kata, karena makna sejati tumbuh dalam sunyi.

Diammu adalah harmoni yang tak terdengar, meredam gemuruh dengan kelembutan. Ia menjelma kebijaksanaan tanpa pamer, mengajarkan arti hadir dalam kesederhanaan.

Biarkan diam menjadi kekuatan, sebuah refleksi dalam kesadaran. Karena dalam diam, kita belajar bahwa kesempurnaan tak selalu bersuara.

Mahasiswi Wanita Mahal

21 January 2025 01:36:54 Dibaca : 12

PUISI

Di koridor ilmu yang megah dan terang,Langkahnya gemulai, anggun menantang.Mahasiswi wanita dengan harga tak ringan,Bukan sekadar materi, namun nilai yang tertanam.

Di ruang diskusi yang sarat pemikiran,Ia hadir dengan wibawa dan kecerdasan.Tiap kata yang terucap, penuh perhitungan,Menjadi simbol dari tekad dan keberanian.

Kemewahan bukan hanya tentang pakaian,Namun dalam wawasan dan tindakan.Ia mahal, sebab dirinya tak ternilai,Oleh dunia yang sering kali memandang sebelah mata.

Di antara gemerlap kota dan tuntutan zaman,Ia berjuang tanpa lelah dan kepalsuan.Kemandirian menjadi mahkota yang ia kenakan,Menghargai diri, tanpa butuh pengakuan.

Bukan emas atau berlian yang menyilaukan,Namun keteguhan prinsip dan kebijakan.Setiap tantangan dijawab dengan ketangguhan,Membangun masa depan dalam genggaman.

Ia mahal, bukan karena berlimpah harta,Namun karena nilai, prinsip, dan cita-cita.Sebentuk inspirasi bagi yang memahami,Bahwa menjadi berharga adalah pilihan hati.