Teknik Pengumpulan Data Kualitatif
Observasi Partisipatif
Observasi partisipatif adalah metode penelitian di mana peneliti secara aktif terlibat dalam situasi yang sedang diteliti, sambil mengamati perilaku, interaksi, dan proses yang terjadi di dalamnya. Dalam pendekatan ini, peneliti tidak hanya menjadi pengamat pasif, tetapi juga berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari dari subjek penelitian untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam dan menyeluruh mengenai konteks sosial dan budaya yang diamati. Hal ini memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data yang kaya dan detail tentang dinamika yang terjadi di lapangan.
Wawancara Mendalam
Wawancara mendalam ialah temu muka berulang antara peneliti dan subyek penelitian, dalam rangka memahami pandangan subyek penelitian mengenai hidupnya, pengalamannya, ataupun situasi sosial sebagaimana diungkapkan dalam bahasanya sendiri (Taylor dan Bogdan Agusta, I. 2003). Wawancara mendalam adalah percakapan dua arah dalam suasana kesetaraan, akrab dan informal. Teknik ini sesuai pada situasi: 1. aspek yang menjadi perhatian penelitian sudah jelas dan dirumuskan dengan tepat. 2. ajang dan orang-orang yang menjadi subyek penelitian tidak terjangkau, misalnya menyangkut peristiwa masa lalu. 3. peneliti menghadapi kendala waktu, sehingga tidak mungkin melakukan pengamatan berpartisipasi penuh. 4. penelitian tergantung pada ajang atau orang-orang dalam skala luas/besar. 5. peneliti ingin menjelaskan pengalaman subyek manusia: riwayat hidup memungkinkan peneliti mengenal subyek penelitian secara akrab, melihat dunia lewat mata mereka dan masuk lewat pengalaman mereka. Wawancara mendalam bersifat luwes, terbuka, tidak terstruktur, dan tidak baku. Intinya ialah pertemuan berulang kali secara langsung antara peneliti dan subyek penelitian.
Tujuan Wawancara Mendalam
Tujuan dari wawancara mendalam adalah untuk memperoleh pemahaman yang komprehensif dan mendalam tentang perspektif, pengalaman, motivasi, dan makna yang diberikan oleh individu terhadap suatu fenomena atau isu tertentu. Metode ini bertujuan menggali informasi yang lebih kaya dan detail, yang mungkin tidak dapat diperoleh melalui metode penelitian lain seperti survei atau kuesioner. Wawancara mendalam juga digunakan untuk mengeksplorasi berbagai nuansa dan kompleksitas dalam pandangan subjek penelitian, memahami konteks sosial dan budaya yang mempengaruhi mereka, serta mengidentifikasi tema atau pola yang mungkin tersembunyi atau kurang jelas pada permukaan.
Diskusi Kelompok Terfokus
Focus Group Discussion/FGD atau diskusi kelompok terfokus merupakan suatu metode pengumpulan data yang lazim digunakan pada penelitian kualitatif sosial, tidak terkecuali pada penelitian keperawatan. Metode ini mengandalkan perolehan data atau informasi dari suatu interaksi informan atau responden berdasarkan hasil diskusi dalam suatu kelompok yang berfokus untuk melakukan bahasan dalam menyelesaikan permasalahan tertentu. Data atau informasi yang diperoleh melalui teknik ini, selain merupakan informasi kelompok, juga merupakan suatu pendapat dan keputusan kelompok tersebut.
Keunggulan Diskusi Kelompok Terfokus
Memberikan data yang lebih kaya dan memberikan nilai tambah pada data yang tidak diperoleh ketika menggunakan metode pengumpulan data lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Agusta, I. (2003). Teknik pengumpulan dan analisis data kualitatif. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi. Litbang Pertanian, Bogor, 27(10), 179-188.
Afiyanti, Y. (2008). Focus group discussion (diskusi kelompok terfokus) sebagai metode pengumpulan data penelitian kualitatif. Jurnal Keperawatan Indonesia, 12(1), 58-62.
Sari, A. N. (2019). Analisis observasi partisipatif dalam penelitian sosial (Tesis, Universitas Indonesia). Diakses dari Repositori Universitas Indonesia.
Dari Pembentakan ke Penghargaan
Saat ini melakukan pembentakan di dalam tim/organisasi bukanlah solusi yang baik, apalagi untuk anggota yang mayoritas mulai diisi oleh gen z. Pembentakan hanya menciptakan bom waktu yang tidak berguna pada masa depan tim/organisasi itu nanti. Dengan pembentakan juga menunjukkan bahwa anda gabisa berkomunikasi menggunakan logika, hanya emosi yang meliputi komunikasi anda itu. Untuk apa sih biasanya seorang atasan membentak? salah satunya jika ingin menginstruksikan suatu pekerjaan dan ingin untuk diselesaikan secepat mungkin. Works? probably, bahaya? tentu. So, di sini ada
3 tips komunikasi ringan dari saya untuk mengganti pembentakan yang tidak berguna itu:
1. Komunikasikanlah kepada anggota/rekan lu bahwa mereka penting. Libatkanlah mereka dalam pengambilan keputusan dan proses pengerjaannya.
2. Lakukanlah negosiasi tentang pros and cons yang akan mereka dapatkan jika melakukan pekerjaan itu. Pastikan bahwa pekerjaan tersebut menghasilkan benefit untuk tim dan dirinya.
3. Selalu lakukan penghargaan untuk setiap proses yang telah mereka lakukan. Hal tersebut menunjukkan keberadaan dan rasa penting untuk dirinya.
CINTA ITU APA?
cinta yang kata orang itu buta kubertanya mengapa cinta bisa buta akankah ia tak melihat? bagiku tidak
cinta kata orang itu indah namun mengapa ada kesedihan akankah dia berdusta?bagiku tidak
mengapa ada perbedaan diantara cinta mengapa ada bahagia dan kesedihan?jawabannya singkat karena perbedaan adalah cinta bahagia dan kesedihan adalah dinamika
JEJAK AYAM KAMPUS di BAWAH LANGIT KOTA
Ayam kampus, terbang di malam gelapMenyusuri jalan, di bawah lampu senja redupBerkelip mata, langkahnya lincahMenggapai harap di antara riuh yang gundah
Di trotoar bisu, ia temukan jejakMenapak mimpi, meniti langkah tak terbilangDi sela tawa, di balik duka yang samarIa tetap berdiri, meski angin berhembus liar
Wajahnya tersenyum, tapi matanya bicaraTentang hidup yang keras, tentang hati yang lukaNamun di tiap pagi, di bawah matahari terbitIa tetap berjuang, tak pernah mengeluh letih
Ayam kampus, kisahmu berwarnaDalam dunia yang keras, kau tetap setiaTerbanglah tinggi, raih semua impianMeski jalannya berliku, kau pasti menemukan jalan.
MENGIDENTIFIKASI ANAK BERBAKAT
Pengertian Anak Berbakat
Istilah anak berbakat diturunkan dari istilah bahasa Inggris, Gifted. Istilah ini telah berkembang dari tahun ke tahun melalui para peneliti, ilmuan, dan para pendidik Reni Akbar Hawadi (Sholehah & Putro, 2022).Kecerdasan dapat disamaratakan denga kata bakat dimana bakat juga memiliki arti sama dalam hal kemahirannya. Kemudia artian kata bakat juga memiliki makna sebuah kemampuan yang dibawa sebagai potensi yang selalu perlu ditumbuh kembangkan supaya segala hal jadi lebih mahir dan terwujud bakat kemampuan yang dimilikinya. Berikutnya Ellen Winner memmaparkan bahwasannya berbakat (gifted) yakni kepemilikan kecerdasan yang dimiliki oleh seorang anak yang berada di atas rata-rata biasanya IQnya sebesar di atas 130 dan memiliki kemahiran yang unggul dalam suatu bidang baik seni, musik maupun matematika. Penuturan Ellen Winnter terdapat 3 perolehan jenis-jenis yakni:
- Kedewasaan yang di miliki sejak usia dini
- Belajar menurut kemauan sendiri,
- Semangat untuk menguasai
Karakteristik Anak BerbakatMenurut Terman Conny Semiawan (Fathurrohman, 2023) anak berbakat itu memiliki karakteristik yang menonjol dalam aspek-aspek berikut :
- Kesiagaan mental
- Kemampuan pengamatan (Observasi)
- Keinginan untuk belajar
- Daya konsentrasi
- Daya nalar
- Kemampuan membaca
- Ungkapan verbal
- Kemampuan menulis
- Kemampuan mengajukan pertanyaan yang baik
- Menunjukkan minat yang luas
- Berambisi untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi
- Mandiri dalam memberikan pertimbangan
- Dapat memberikan jawaban yang tepat dan langsung ke sasaran (to-the point)
- Mempunyai rasa humor yang tinggi
- Melibatkan diri sepenuhnya dan ulet menghadapi tugas yang diminat
Menurut Dedi Supriadi (Fathurrohman, 2023) dari berbagai studi para ahli ditemukan, bahwa anak-anak yang berbakat memiliki karakteristik belajar yang berbeda-beda dengan anak-anak normal. Karakteristik belajar mereka itu sebagai berikut:
- Memiliki kelebihan menonjol dalam kosa kata
- Memiliki informasi yang kaya (luas)
- Cepat menguasai bahan pelajaran
- Cepat dalam memahami hubungan antar fakta
- Mudah memahami dalili-dalil atau formula-formula
- Memiliki ketajaman dalm menganalisis sesuatu
- Gemar membaca
- Peka terhadap situasi yang terjadi di sekelilingnya
- Bersikap kritis
- Memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar
Menurut penelitian Terman (Fathurrohman, 2023) pada saat anak berbakat dilahirkan memiliki berat badan di atas berat badan normal. Dari segi fisik pada umumnya mereka juga memiliki keunggulan seperti terlihat berat dan tinggi badan, koordinasi, daya tahan tubuh dan kondisi kesehatan pada umumnya. Anak-anak berbakat berkembang lebih cepat atau bahkan sangat cepat bila dibandinglan dengan ukuran perkembangan yang normal.Bila guru menemukan anak seperti itu maka guru dapat menduga bahwa itu anak-anak yang berbakat. Ini disebabkan anak berbakat memiliki superioritas intelektual seperti mampu dengan cepat melakukan analisis, dan dalam irama perkembangan kemajuan yang mantap.
Indentifikasi Anak Berbakat
Secara general terdapat dua bagian untuk mengetahui anak yang memiliki keberbakatan, yaitu pertama, pengkombinasian informasi yang di peroleh melalui tes yang objektif sehingga data yang ada bersifat kuantitatif. Adapun asal muasal tes: res intelegensi, tes keprestasian dalam belajar dan nilai yang di dapatkan dari belajar yang diwujudkan pada prestasi akademiknya. Kedua, sifat objektif yang dikumpulkan menjadi informasi menjadi bagian dari sifat subyektif yang terwujud pada bentuk ceklis dari perilaku, yang berlandaskan pada asesmen kemahiran atau kemampuan dan perwujudan prilaku setiap individu Fitriana (Sholehah & Putro, 2022).
Conny Semiawan dan Utami Munandar (Sholehah & Putro, 2022) membagi ciri-ciri bakat yaitu
Bakat intelektual umum adalah pribadi yang memiliki IQ mumpuni, mempunyai daya fokus mumpuni, mandiri dalam segala hal meliputi belajar dan bekerja dan menunjukkan prestasi akademik yang mumpuni juga;
- Bakat akademik khusus merupakan kemahiran individu yang pada bagian akademik
- Bakat kreatif produktif merupakan kemahiran dalam menajikan sesuatu yang aktual
- Bakat seni ialah kemahiran yang kaitannya pada bagian seni
- Bakat kinestetik atau psikomotorik merupakan kemahiran bagian bidang kinerja setiap individu
- Bakat sosial adalah kemahiran individu bada bagian kepemimpinan yang mampu menunjukkan arah ketika pada saat berinteraksi dengan lingkungan
Alat Yang Dipergunakan Untuk Mengidentifikasi Anak Berbakat
Alat yang dapat dipergunakan dalam melakukan identifikasi anak berbakat diantaranya adalah:
- Kemampuan intelektual umum
Kemampuan intelektual umum; Galton dalam Conny Semiawan (Amka et al., 2021) “Pengukuran kemampuan intelektual umum diperoleh melalui pengukuran kekuatan otot, kecakapan gerak, sensitivitas terhadap rasa sakit, kecermatan dalam pendengaran dan penglihatan, perbedaan dalam ingatan dan lain-lain yang semua disebut “tes mental”.
- Tes inteligensi umum
Salah satu perkembangan yang amat penting dalam pengmbangan pengukuran intelegensi adalah timbulnya skala Wechsler dalam mengukur inteligensi orang dewasa dengan menggunakan norma tes bagi perhitungan IQ yang menyimpang (Amka et al., 2021).
- Tes kelompok kontra tes individual
Tes kelompok lebih banyak digunakan dalam sistem pendidikan, pelayanan pegawai, industri dan militer. Tes kelompok dirancang untuk sekelompok tertentu, biasanya tes kelompok menyediakan lembar jawaban dan “kunci-kunci” tes. Bentuk tes kelompok berbda dari tes individual dalam menyusun item dan kebanyakan menggunakan item pilihan ganda (Amka et al., 2021).
- Pengukuran hasil belajar
Tes ini mengukur hasil belajar stelah mengikuti proses pendidikan. Tes hasil belajar ini berbeda dengan tes bakat, tes inteligensi, tes hasil belajar pada umumnya merupakan evaluasi terminal untuk menentukan kedudukan individu setelah menyelesaikan suatu latihan atau pendidikan tertentu. Penekanannya terutama pada apa yang dapat dilakukan individu saat itu setelah mendapatkan pendidikan tertentu (Amka et al., 2021).
- Tes hasil belajar individual
Pada umumnya tes hasil belajar adalah tes kelompok yang bermaksud membandingkan kemajuan belajar antar individu sebaya, namun di sini hanya hasil belajar individual saja. Di Indonesia sering menggunakan pengukuran acuan norma (PAN) dan pengukuran acuan kriteria (PAK) (Amka et al., 2021).
Klasifikasi Iq
iq dibagi menjadi beberapa klasifikasi antara lain:
Berikut adalah kalimat klasifikasi IQ berdasarkan gambar yang Anda berikan:
1. IQ 144 ke atas Sangat berbakat atau sangat maju.
2. IQ 130–144 Berbakat atau sangat maju.
3. IQ 120–129 Superior.
4. IQ 110–119 Di atas rata-rata.
5. IQ 90–109 Rata-rata.
6. IQ 80–89 Di bawah rata-rata.
7. IQ 70–79 Keterlambatan atau gangguan borderline.
8. IQ 55–69 Keterlambatan atau gangguan ringan.
9. IQ 40–54 Keterlambatan atau gangguan sedang.
Skala Stanford-Binet Edisi Kelima mengklasifikasikan tingkat kecerdasan intelektual (IQ) individu ke dalam beberapa kategori berdasarkan rentang skor tertentu. Individu yang memiliki skor IQ 144 ke atas dianggap sangat berbakat atau sangat maju, menunjukkan tingkat kecerdasan yang jauh di atas rata-rata populasi. Mereka yang berada dalam rentang 130 hingga 144 juga dianggap berbakat atau sangat maju, meskipun sedikit lebih rendah dari kategori tertinggi. Skor IQ antara 120 hingga 129 diklasifikasikan sebagai superior, mengindikasikan kapasitas intelektual yang sangat baik. Selanjutnya, mereka yang memiliki skor IQ antara 110 hingga 119 berada pada kategori di atas rata-rata, menunjukkan kemampuan intelektual yang lebih baik daripada kebanyakan orang.
Seseorang dengan skor IQ dalam rentang 90 hingga 109 dikategorikan sebagai rata-rata, mewakili tingkat kecerdasan yang umum di populasi. Sedangkan, skor IQ dalam rentang 80 hingga 89 digolongkan sebagai di bawah rata-rata, menunjukkan kemampuan intelektual yang sedikit lebih rendah daripada kebanyakan orang. Bagi mereka yang memiliki skor antara 70 hingga 79, kategori yang digunakan adalah keterlambatan atau gangguan borderline, yang mengindikasikan adanya tantangan atau keterlambatan intelektual di ambang batas yang masih dekat dengan kategori rata-rata rendah.
Skor IQ yang lebih rendah, yaitu antara 55 hingga 69, termasuk dalam klasifikasi keterlambatan atau gangguan ringan, yang menunjukkan adanya keterlambatan perkembangan intelektual yang lebih jelas. Sementara itu, individu dengan skor IQ 40 hingga 54 tergolong dalam kategori keterlambatan atau gangguan sedang, mengindikasikan keterbatasan intelektual yang lebih signifikan, yang mungkin memerlukan dukungan tambahan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Amka, Mirnawati, Lestari, A. I., & Fatimah, S. (2021). Identifikasi Anak Berbakat/Gifted di Sekolah Inklusi. Nizamia Learning Center Ruko Valencia AA-15 Sidoarjo.
Fathurrohman, M. (2023). AKTUALISASI PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT. LENTERNAL: Learning and Teaching Journal, 4(2), 101–109. https://doi.org/10.32923/lenternal.v4i2.3253
Sholehah, A. M., & Putro, K. Z. (2022). Anak Berbakat (Jenius Atau Gifted Children). Indonesian Journal of Early Childhood: Jurnal Dunia Anak Usia Dini, 4(1), 304. https://doi.org/10.35473/ijec.v4i1.996